webnovel

BAB 1 PERKENALAN

#Aku_ibu_tiri_yang_terzholimi

#perkenalan_dengan_anak_tiriku

❤️jangan lupa subscribe akun Eva Susanti🙏

Jangan lupa komen dan like untuk dukung saya

Usiaku baru menginjak 24 tahun,ijazah S1 sudah kudapatkan,gelar Sarjana Hukum mendorongku untuk mengikuti tes Pengacara yang selama ini aku idam-idamkan.Sebelum terbit ijazah aku sempat bekerja di sebuah proyek di kotaku,ah lumayanlah untuk uang saku, maklumlah semenjak kelulusanku aku tak lagi dapat uang kiriman dari ibuku yang seorang janda dengan 4 orang anak.

Dari sanalah perkenalanku dengan suamiku,di proyek tersebut mas Rudi menjabat sebagai pimpinan proyek.

Saat berakhirnya proyek hubunganku masih tetap sebatas rekan kerja yang notabene dia adalah bosku.Saat akan berakhirnya proyek baru aku tahu jika ia seorang duda dengan tiga orang anak.

Setahun aku bekerja diproyek tersebut,proyek pun berakhir.Mas Rudi kembali ke Jakarta di mana dia berdomosili.Saat kepergiannya seperti ada yang hilang dalam hatiku...aku tak boleh begitu bisik hatiku,toh dia hanya sebatas bosku.

Tinggallah aku di Jambi, sebenarnya akupun bukan asli dari kota ini.Aku dari kota Bongo 5 jam perjalanan dari kota Jambi.

Tak lama sepeninggal mas Rudi aku mengikuti tes Pengacara alhamdullilah aku lulus namun menunggu pelantikan yang relatif lama akupun berusaha mencari pekerjaan namun nihil aku tak berhasil mendapat pekerjaan.

Sampai pada suatu hari dering telpon(saat itu handphone adalah barang yang langka) di kostanku membuatku berbunga-bunga ternyata mas Rudi yang menghubungiku.Aku tak pernah menyangka jika ia masih ingat padaku.

Singkat cerita Mas Rudi melamarku dan menjadi suamiku.Akupun diboyong ke Bekasi di mana ia membeli rumah untuk kami tempati.

Ternyata sosok mas Rudi tidak jauh berbeda ketika ia menjadi bosku,ia tetap menjadi pribadi yang baik,sabar dan bertanggung jawab.

"Nova,besok kita makan sama anak-anak ya" mas Rudi membuka pembicaraan saat makan malam.

"Ok mas"jawabku singkat sambil tersenyum tak kuasa menahan bahagia.

"Anak-anak pasti senang berkenalan sama kamu,mas pun udah cerita banyak tentang kamu" ujar mas Rudi sambil mengakhiri makannya.

*******

Keesokkan harinya

"Itu rumah mas dulu,yang berwarna cream",mas Rudi memperlambat laju mobil sambil menunjuk kearah sebuah rumah dan kulihat disana ada tiga orang anak.Rumah ini adalah tempat tinggal ketiga anak mas Rudi bersama mantan istrinya yang dulu juga menjadi tempat tinggal mas Rudi.

"Nah,itu anak-anak...",dihentikannya laju mobil tepat disamping ketiga anak tersebut yang kuketahui merekalah Andita,Ivan dan Diky.

Ketiga anak tersebut langsung berhamburan berebut membuka pintu mobil belakang,ah bahagianya mereka pikirku.Aku merasa agak kikuk,selain karena aku tidak tahu harus berbuat apa ternyata ketiga anak-anak mas Rudi tak mau membalas uluran tanganku.Melihat itu mas Rudi berkata dengan sabar"Dita,Ivan,Diky ayo dikasih salam Mama Novanya".

Ketiganya seperti terpaksa membalas salam dariku.Aku mencoba tetap tersenyum.Wajar mereka masih anak-anak bisikku dalam hati.

Tibalah kami di sebuah mol mewah di Jakarta,di sana kami memilih tempat makan sesuai keinginan anak-anak.Sambil menunggu makanan yang kami pesan tampak anak-anak bercengkrama dengan papanya,sedang aku tenggelam dengan hapeku yang waktu itu belom smartphone.

"Diky ayo sini makannya mama suapin",

ucapku kepada sibungsu yang umurnya kira-kira 6 tahun.

"Gak ah Tante Diky bisa makan sendiri kok" ucapnya jutek.

"Lagian kata mama tadi kita gak boleh dekat-dekat sama istri baru papa"sisulung Andita nimrung pembicaraan kami,usianya baru 15 tahun tapi cara bicaranya seperti lebih dewasa dari usianya.

"Eh gak boleh ngomong gitu ke mama Nova",mas Rudi menimpali.

"Ayo pada makan dulu ya!"mas Rudi seperti tidak suka atas ucapan anak-anaknya.

*******

Jalanan Jakarta yang cukup macet membuat kami habis isya sampai di rumah sekembalinya dari mengantar anak-anak .Hatiku tak terlalu memperdulikan kejadian tadi.

Rasa letih membuatku cepat melupakan hal tersebut.

*******

Tiga bulan aku sudah menjadi istri mas Rudi,mas Rudi masih sama seperti dulu,tak ada sedikitpun yang berubah.Itu yang membuatku kuat meski perlakuan-perlakuan anak-anaknya semakin tidak mengenakkan.Aku tetap bertahan dan lagi-lagi mereka masih anak-anak bisikku.

Setiap akhir pekan selalu kami makan keluar sembari belanja kebutuhan kami.Tak jarang aku dibuat makan hati oleh kelakuan anak-anak mas Rudi yang seperti rakus jika diajak berbelanja,dalam masalah keuangan,mungkin cuma aku seorang ibu tiri yang membiarkan bahkan dari mulutku meminta suamiku untuk membagi dua penghasilannya kepadaku dan anak-anaknya.Meski begitu tetap kurang saja bagi mereka.

Pada suatu kesempatan saat anak-anak mas Rudi menginap di rumah kami,kesabaranmu mulai memuncak tatkala kulihat anak-anak mas Rudi seperti tak punya etika.

Ting...tiiing...tiiingg...

"Papa aku mau makan bakso ada yang lewat tuh".Ivan berteriak lantang kepada papanya aku yang lagi nonton tv dibuat kaget.

"Ya udah panggil aja mamangnya",suamiku pun berteriak.

"Aku mau juga pa",Andita tak mau kalah.

"Aku juga...",terlebih Diky suaranya tak kalah kencang.

Jadilah rumahku seperti pasar.

Tak sampai seperempat jam lewat ketoprak sibungsu Diky pun memanggil simamang ketoprak dengan lantangnya yang kemudian disusul oleh kedua saudaranya.

Suamiku hanya diam saja,sebenarnya ia mengerti perasaanku tapi tak berani tegas terhadap anak-anaknya.

Dua hari menginap dirumah kami cukup membuatku mengelus dada betapa tidak kelakuan mereka seperti kelakuan anak-anak yang kurang dididik.Mengapa berbeda sekali dengan mas Rudi yang santun ya?

Mungkin ini cobaan rumah tanggaku.Akupun berusaha tegar.

Saat mas Rudi bekerja praktis aku hanya sendiri sedang asisten rumah tanggaku tidak menginap.Untung aku memiliki tetangga-tetangga yang baik yang membuatku tidak kesepian.

Kring...kring...kring...telpon rumahku berdering.

"Halo..."

"Halo..."jawaban singkat kudengar dari sebrang.

"Maaf ni siapa ya,cari siapa?"tanyaku sopan.

"Ini saya Dilla,temannya mas Rudi,ini Nova ya?",terdengar suara perempuan yang sangat lembut

"Oh ya,maaf mas Rudinya lagi dikantor",kataku menjelaskan.

"Iy gak papa Nova,eh mas Rudi gak pernah cerita ya tentang aku?"suara lembutnya kembali terdengar.

"Maaf mas Rudi gak pernah cerita kalau ada temannya yang bernama Dilla".aku mencoba-coba mengingat.

"Masak sih? padahal kami dekat banget,kalau dia pulang kerja pasti deh ajakin aku makan dulu",Dilla menjelaskan padaku.

Demi mendengar itu akupun terdiam dan pikiranku tak karuan haruskah aku mempercayai ini semua.

"Dan mas Rudi juga berjanji akan menikahi ku dan akan segera menceraikanmu",ucapannya bak belati yang menusuk hatiku.

Bruuukk...langsung kututup telpon.

Sesaat kemudian aku masih mengingat kembali kata-kata perempuan yang mengaku bernama Dilla.