webnovel

Awal Dari kehancuran

Sejujurnya sangat sulit bagiku menulis semua ini, tapi aku harus kuat dan berusaha tegar agar ketika aku tidak ada didunia nyata ini adalah saksi bisu tentang kehidupanku sesenguhnya.

Libur sekolah telah tiba ketika selesai ulangan kenaikan kelas, beberapa hari lalu aku ikut remedial mata pelajaran tapi aku tetap optimis mengerjakan soal . Dan kali ini aku dirumah tidak ada kegiatan selain bantu bantu ibu dan menunggu warung.

Ketika tengah menulis aku mendegar suara ibu ku bertengkar hebat bersama ayahku.

"Sudah ku bilang dari dulu, jangan percaya dengan teman mu yang brengsek itu... kamu tau... aku tidak suka kau dekat denganya!!! lihat semua usaha kita sia sia kita akan jatuh miskin" ucap ibu ku dalam tangisnya.

"Sudah jangan bicara begitu..bu.. aku juga tidak menyangka akan terjadi seperti ini, bu.. tolong bicara yang baik baik aku sudah pusing" ungkap abah dengan lembut.

"Sudah.. putuskan semua teman teman mu dan jangan lagi kamu bersama mereka , kita akan jual ternak kita untuk bertahan " kata ibu ku lalu pergi meningalkan ayah ku dan masuk kamar.

Itulah yang aku dengar dan air mata ku terjatuh, pertengkaran memang sering terjadi tapi bila masalah bisnis dan mendegar kemiskinan aku kaget. Tapi inilah awal dari kehancuran usaha ayah ku.

Tepat memasuki tahun 2006 aku masuk kelas tiga SMP, dan semua perhiasan hasil jerih payah ku waktu SD di jual hanya untuk keperluan orang tua ku. Ya aku dulu suka menjual es dan kue hasil buatan ibu ku sendiri dan aku di beri upah lalu aku tabung.

Dan ibu ku membelinya perhiasan, baju, kasur dan juga yang lainya.

Aku merasa warung kami semakin merosot dan sebagai anak bungsu aku juga khawatir dengan keadaan rumah tangga orang tua ku. Hampir seminggu ayahku tak karuan keluar kota untuk meneruskan bisnis yang dia geluti tapi nihil , ayahku benar benar di tipu dan sangat menguncang seluruh keluarga ku.

*******

suatu hari aku berjalan kaki sendiri menuju sekolah , kebetulan teman temanku sudah duluan dan aku sudah mulai terlambat berjalan menyusuri hutan yang agak rindang . Dan melewati jalan pintas membuat ku lebih cepat sampai di sekolah.

Kaki ku melangkah dengan lambat kali ini pelajaran yang akan mulai adalah bahasa inggris, guru yang menyebalkan bagi ku.

Aku duduk dan pandangan tidak suka tercium meledek ku dari sebagian teman teman ku.

"Des..bisa ngak baju mu kalau di jemur jangan dekat belerang dong, kan tiap hari baju mu bau belerang" ledek Nika teman sekelas ku rambutnya agak kribo dan tubuhnya agak sedikit gemuk dan tinggi sedikit dari aku dan ada tai lalat dekat hidungnya. Ucapanya mengundang tawa dari teman teman ku tapi aku hanya diam dan tak mau bicara.

Tidak berapa lama Bu Yane guru bahasa inggris ku masuk dan mulai berdiri didepan kami.

"Good morning madam" ucap kami semua.

"Morning, How are you" ucapnya.

"Fine thanksyou and you" jawab kami.

"Im good, sit dont sit" ucapnya.

Kami duduk dan dia menyuruh ketua kelas membagikan buku paket bahasa inggris cetakan tahun 1997 itu yang terakhir aku ingat dengan sampul berwarna kuning.

"Desi.. please can you translate in indonesian" ucap Bu Yane pada ku.

Dan lagi kagi aku yang disuruh menterjemahnya dengan kalimat 4 pragraf yang banyak bagi ku . Dengan menggunakan kalkolator bahasa inggris dan terbata bata aku menterjemah setiap helai kata dan agak sedikit lama hingga hinggus yang membuat ku tergangu akibat menagis semalaman ikut merasakan kepedihan ku.

Bukan Yane namanya kalau tidak memberiku pelajaran yang membuat aku malu dan di tertawakan oleh teman teman ku.

"Desi stop. Kamu jangan gunakan kalkolator dan jangan menggunakan kamus. Terjemahkan menurut hapalan yang ada di otak kamu" ucapnya pada ku.

"Kok gitu bu, aku ngak bisa ini banya" protesku.

"Eh .. nurut perintahku dan buang inggus mu.. cepat" bentaknya dengan agak killer.

Aku begitu bodoh dan diam dan meneruskan bacaan ku.

"Desi are you stupid.. please get out keluarkan inggus mu seperti anak kecil"ucapnya padaku.

Aku keluar dan mendegar semua teman teman mengejeku dan menertawakan ku dan bahkan Bu Yane itu sendiri aku malu dan benar malu. Ya tuhan kapan kah cobaan ini berakhir bisik ku dalam hati.

Tidak terasa jam istirahat pun tiba, aku lega dengan pelajaran yang menyebalkan menurutku sangat menyiksa ku. Aku keluar ruangan dan menatap ku abangku tengah bermain bersama teman temanya.

Setiap kali aku melihat kebahagiaanya setiap aku iri, dunia kami memang berbanding terbaling antara langit dan bumi jika di sekolahan.

Mimpi yang aku impikan adalah memiliki banyak teman dan bisa menghormatiku setiap saat dan itu adalah impian terbesarku adalah jadi idola bagi kaum adam memandang ku. Lamunan itu terhenti ketika ada seorang gadis munggil bertubuh kurus rambutnya panjang hingga kepinggang dan rambutnya indah bagi ku.

Wajahnya oval dan terlihat manis dia menghampiri ku kebetulan kami ruangan bersebelahan .

"Hai.. Desi kamu melamun , apakah kamu adiknya Andre cowok terkeren di SMA" katanya basa basi

"Iya, " ucapku.

"Aku Revi temanya Yeni aku suka mendegar tentang mu" ucap Revi padaku.

"Oh..gitu.. pasti tentang hal memalukan yaa" ungkap ku sedih.

"Tidak juga, oh aku dengar kamu punya sempeda apa betul" tanya Revi pada ku.

"Betul.. "jawabku.

"Kalau begitu bawakan , sebab besok aku akan ajari kamu hal yang menyenangkan" ucap Revi padaku. Ada senyum dalam bibirku ketika disaat kesedihan datang tuhan kirim kan sahabat yang merubah warna hidup ku.

Ada hal yang banyak aku kenal dan aku syukuri dari Revinaliska atau di panggil Revi cerita kehidupan yang kaya akan syukur dari segi kehidupan mereka inilah yang mengajari ku pada waktu aku pertama kali mengenalnya sampai saat ini ketika usia ku hampir 30 tahun.

Hari itu aku dibawa jalan jalan kerumah Revi , rumahnya lumayan jauh disekolahah dan aku mampir dirumahnya yang cukup mini bagi aku tak ada kamar tapi cukup bagi dia dan kedua adiknya serta orang tua untuk tinggal disitu.

Tak ada kamar dan juga dapur semuanya menjadi satu aku melihat seorang wanita wajahnya mirip dengan Revi dan tubuhnya juga sama. Dia begitu ramah menyapa ku dan sangat ramah bahkan ibunya menawari aku makan.

"Siang cu "Kata ku pada ibunya Revi (ucu artinya tante )

"Siang..nama mu siapa " tanya ibu Revi padaku

"Desi Sundari cu, Desi boleh Sundari juga boleh" jawab ku.

"Oh.. Desi aja ya..Des aku masak hari ini masak kuning peda, kamu mau makan.. ini enak tapi tak seenak makanan hari hari mu di rumahmu" kata ibu Revi sambil menyediakan piring dan nasinya.

Aku menatap menu masakan itu terlihat asing bagi ku masalahnya ibu ku selalu memasak ikan ikan yang besar dan enak . Tapi kali ini hanya ikanya kecil yaa peda kecil ini baru pertama kali aku memakanya tapi cukup enak. Ada rasa hangat ketika berkumpul makan di rumah Revi .