"Kalau masih menawar lagi akan aku tambah lagi satu, jadi totalnya tiga." Jawab Cheng Zhiyan.
"..." Xiaotu menutup mulutnya.
Apa lagi kalau bukan balas dendam. Di mulut bilang tidak peduli, sebenarnya di dalam hati cemburu.
Xiaotu menatap Cheng Zhiyan dengan kesal.
Hari semakin malam, Xiaotu sudah mengerjakan dua PR, merasa kedua matanya sangat capek, tidak bertenaga dan di bawah perintah Cheng Zhiyan. Xiaotu bisa mandi dan tidur.
Cahaya bulan memantul ke dalam kamar yang hening ini.
Cheng Zhiyan berdiri di sebelah kasur Xiaotu, melihat Xiaotu tidur nyenyak dan Cheng Zhiyan tidak tahan tertawa.
Anak ini, baru mengerjakan dua PR saja sudah capek begini. Kepala baru sampai bantal saja langsung ketiduran.
Ngomong - ngomong, jelas - jelas Xiaotu adalah anak kecil tetapi tanpa sadar anak ini sekarang sudah mulai menerima surat cinta.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com