"Hallooo Cantik. Kenapa? Soal Tagihan? Kamu ke AN aja deh ya biar jelas soalnya kalo tagihan kan aku juga kurang tau gimana nya. Jam 2 ya aku tunggu di ruang meeting AN, Nanti biar aku ketemukan sama bagian finance", ujar Adelia saat menerima telephon dari WD Group.
"Kamu sama siapa ke sini? Sama si brondong ya? Ayolah bawa aja brodong itu lumayan kok buat cuci mata. Hahaha. Jangan kasih tau Nathan lah bisa habis si brondong ngga bakalan bisa kerja lagi. Ya Uda aku tunggu ya", ujar Adelia lagi lalu menutup teleponnya.
"Terima telepon dari siapa? Brondong? Awas hati-hati nanti Mr.Posesif kembali loh", ujar Andika yang membuat kaget Adelia. Andika tau-tau sudah ada di depan Adelia tanpa diketahui kapan dia masuk, sepertinya Adelia terlalu konsentrasi hingga tidak mengetahui siapa yang memasuki ruang kerjanya.
"Engga lah. Nathan sudah percaya aku sepenuhnya", ujar Adelia ceria. Lalu ia menelepon bagian finance.
"Halo, Derry nanti kamu ikut meeting ya sama saya jam 2an. Di ruang meeting lantai 2. Soal Tagihan WD. oke. Thanks", ujar Adelia lalu menutup teleponnya.
"Kenapa dengan Tagihan WD ada masalah?", tanya Andika lagi.
"Itu hanya konfirmasi dengan PKS kita, katanya ada perbedaan angka", ujar Adelia kembali melanjutkan pekerjaan nya.
"Oh. Kenapa kamu ngga minta Nathan aja suruh bayar", ujar Andika cuek.
"Enak saja, laki gw big bos ngga ngurusin hal begitu", ujar Adelia kesal.
"Iya deh, yang belain lakinya", ujar Andika sambil berjalan keluar.
Adelia hanya geleng-geleng kepala mendengar ide dari Andika. Andika belum tau saja siapa yang akan datang untuk konfirmasi.
Tepat jam 2, Adelia mendapatkan informasi dari Heru kalau tamu dari WD sudah ada di ruang meeting dan team finance juga sudah datang ke ruang meeting. Adelia tersenyum lalu kemudian menyusul ke ruang meeting. Saat ia membuka pintu ruang meeting, sebuah senyum ramah menyambutnya, Adelia langsung menghampiri pemilik senyum itu dan memberinya pelukan hangat.
"Hai Cantik, Uda bisa dimulai?", tanya Adelia kepada Naomi dan Naomi mengangguk.
Lalu Adelia menyalami rekan Naomi, "Hai Rama, apa Khabar?".
"Baik Bu Adelia. Ibu masih ingat saja nama saya", ujar Rama tersipu.
"Hampir semua karyawan WD saya kenal kan saya sering bolak-balik ke WD, mungkin sampai kalian bosan", canda Adelia.
"Ngga Bu, malah kami senang ibu ke WD, soalnya big boss jadi anteng. Kalo ngga ada ibu kami malah stress ngadepin big bos", ujar Rama polos disambut tawa semua yang ada di ruang meeting.
"Awas jangan omong gitu di depan Nathan, bisa ngamuk dia. Ya sudah ayo di mulai ya. Eh Cantik, kamu potong rambut? Makin cantik dengan potongan pendek gitu", ujar Adelia memuji Naomi.
"Terima kasih Adikku, kan lagi proses PDKT", ujar Naomi ceria.
Sebentar kemudian mereka terlibat dalam diskusi mengenai Tagihan AN ke WD. Tiba-tiba Andika masuk ke ruang meeting dan dia mematung melihat Naomi yang duduk di samping Adelia. Adelia yang melihatnya langsung menegur Andika.
"Hai bos, duduklah di sini, kami masih omong soal Tagihan ne", ujar Adelia tanpa memperdulikan keterkejutan Andika. Naomi hanya tersenyum menatap ke arah Andika.
"Gila senyumnya, dia makin cantik", batin Andika lalu dia duduk di kursi meeting menghadap ke arah Adelia dan Naomi.
Mata Andika melihat ke arah kedua wanita yang pernah masuk ke hatinya dan dia memuji kecantikan keduanya.
"Kenapa gw bisa sebodoh itu ya sampai tidak menghiraukan kedua wanita cantik yang pernah cinta sama gw", batin Andika.
"Oke ya jadi setuju ya tagihannya di revisi jadi angka sesuai PKS", ujar Adelia yang mengagetkan Andika.
"Eh setuju apaan ne? Derry kamu Uda periksa lagi?", tanya Andika memastikan.
"Uda bos. Iya emang kita yang salah kok. Iya Bu Adel dan Bu Naomi akan kami revisi ya invoice nya", ujar Derry semangat.
"Ya Uda kalo gitu. Kalian Uda makan?", tanya Andika ke arah dua wanita di depan nya.
"Mau traktir ya? Let's go", ujar Adelia sambil menarik tangan Naomi untuk ikut bersamanya.
Rama hanya bengong melihat mereka. Tapi kemudian tangan nya ditarik Naomi mengikuti mereka. Jadilah mereka seperti bermain kereta-kereta an. Andika akhirnya mengikuti langkah mereka.