Naufal hanya cengengesan saja.
"Hahah beda Zay rasanya buah yang dipetik dari pohon sendiri dengan buah yang dibeli di supermarket.. beda segarnya.. kalau ini kan emang asli langsung dari pohonnya... kita juga tahu sendiri.." ucap Naufal.
"Ah tapi lo ngerepotin gue sialan.." ucap Zay.
"Ya gak apa-apa lah sesekali.. parah banget sih lo jadi best friend masa kayak begini sih.. perhitungan banget.." ucap Naufal.
"Waktu adalah uang.." ucap Zay.
"Hey udah stop dong abang - abang tercinta.. udah jangan berdebat lagi... buah mangganya sudah menanti untuk dipetik itu.." ucap Airin menunjuk buah mangga tersebut.
"Gak ada cerita ya.. lo tampung di bawah fal.. biar gue yang manjat.." ucap Zay.
"Iya iya.. Selo kenapa sih Zay.. gak usah ngegas gitu dong.."" ucap Naufal.
"Bacot lo.." ucap Zay.
Zay lalu pergi ke pohon mangga yang cukup tinggi dan besar itu. Zay lalu memanjat pohon tersebut dan mengambil buah mangganya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com