webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 93

Acara sekolah yang di adakan setiap musim gugur bertujuan untuk membuat murid murid terhindar dari stres. Karena di bulan desember mereka akan menghadapi ujian akhir semester.

Pagi ini Kaito dan teman teman sekelas nya berjuang untuk menyelesaikan latihan mereka. Hari ini adalah latihan terakhir mereka. Karena hari sabtu akan digunakan anggota OSIS untuk mendekorasi aula dan sekolah.

Mereka melakukan semua adegan dalam drama. Tapi yang Kaito tunggu hanyalah adegan puncak dimana Ai akan mengatakan sesuatu. Tapi sampai detik ini Ai masih belum bisa mengeluarkan suara nya.

Hari pun berlalu dengan sangat cepat. Sang surya perlahan turun dari puncak langit dan akan segera tenggelam di laut. Hari yang sangat melelahkan. Terutama bagi Kaito yang tak pernah berusaha sekeras ini melawan kemalasan nya.

Kelas 2A akhir nya menyelesaikan semua latihan adegan drama nya. Tapi adegan puncak nya bergantung pada Ai sekarang. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di malam pertunjukan mereka.

Kriiingg!!!

Bel pulang sekolah yang sangat sangat di tunggu oleh Kaito akhirnya terdengar juga. Setelah membereskan semua properti dan kursi kursi di aula. Murid murid lain segera pulang menuju rumah nya.

Begitu juga dengan Kaito. Sebenarnya dia tak sabar menantikan hari esok dimana adik perempuan nya akan berperan sebagai kucing di drama kelas nya.

Kaito bergegas untuk keluar dari gerbang sekolah dan berjalan pulang ke rumah nya. Entah kenapa hari ini Kaito sangat ingin melihat wajah manis adik nya itu. Saat Kaito sampai di depan pintu rumah nya. Alangkah terkejut nya dia ketika ia tak bisa membuka pintu.

°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Glek!! Glek!!

Eh?! kok Hanabi belum pulang?

Aku pun merogoh saku celana ku dan mencari kunci cadangan yang biasa aku bawa. Tapi seperti nya hari ini aku sedang tak beruntung. Karena terburu buru berangkat sekolah tadi pagi. Aku salah mengambil kunci yang ada di atas meja belajar ku.

Aku malah mengambil pulpen yang ada di samping nya. Itu menjelaskan kenapa tadi pagi ada pulpen di saku celana ku.

Jam di ponsel ku sudah menunjukan pukul empat sore tapi Hanabi tak kunjung menampakan batang hidung nya. Aku yang tak sabar menunggu nya di depan pintu pun meletakan tas ku di lantai dan segera berjalan menuju SMP Hanabi.

Cih ... tak ku sangka aku akan ke sana lagi ...

Setelah beberapa saat berjalan. Akhirnya aku sampai di depan gerbang SMP Senkou. Ini adalah SMP ku dulu. Entah kenapa Hanabi memilih sekolah ini. Itu juga bukan urusan ku.

Sekolah ini tampak sepi. Hanya tampak beberapa anak anak berdiri di depan pintu gedung sekolah yang bersiap pulang ke rumah. Aku pun melangkah mendekati mereka.

"Maaf ... apa kalian kenal Hanabi?", tanya ku.

"Ohh ... apa kakak mau jadi pacar nya ... nyerah aja deh kak ... semua laki laki di sini sudah pernah ditolak Hanabi loh", ucap gadis rambut merah sebahu itu.

"Hei ... aku kakak nya ...", ucap ku dengan wajah datar.

"Oh ... maaf kak ... kami gak tau ...", kata gadis rambut putih di samping nya.

"Hanabi masih di UKS kak ... dia kayak nya gak enak badan", ucap gadis rambut merah tadi.

"Ohh ... makasih ...", aku pun segera berlari ke ruang UKS yang ada di lantai dua.

Greek!!!

"Hanabi?", aku membuka pintu dan segera masuk ke ruang UKS.

Hanabi tergeletak di ranjang UKS dengan handuk basah yang ada di dahi nya.

"Ka-kakak?! ngapain ke sini?!", tanya Hanabi ketika melihat ku masuk ke ruang UKS.

Aku pun duduk di kursi yang ada di samping ranjang nya.

"Cuma buat minta kunci rumah", jawab ku dengan wajah datar.

"Heee?!!! jauh jauh ke sini cuma buat minta kunci rumah?!!", teriak Hanabi dengan wajah kesal nya.

"Gak usah gitu juga ... tadi nya sih gitu ... yang penting ... kau sakit?", tanya ku.

"Cuma gak enak badan ... paling besok sembuh", jawab nya.

"Beneran kah?", aku pun meletakan telapak tangan ku di leher nya.

Ternyata suhu tubuh Hanabi memang tinggi. Aku yakin dia berlatih keras untuk tampil di drama kelas nya. Apa lagi setelah mendengar aku akan datang menonton nya.

Tanpa ku sadari pipi Hanabi mengeluarkan rona merah. Seperti nya dia malu karena aku menyentuh leher nya dengan lembut.

"Mau pulang gak? ...", lanjut ku bertanya.

"Gimana cara nya?", kata Hanabi lemas.

"Ya aku gendong lah ...", jawab ku santai.