webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 61

Raku

"Raku? bangun!, malah tidur", suara gadis yang menggoyangkan badan ku.

Aku pun terbangun dan melepas earphone yang ku pakai.

"Udah selesai?", tanya ku seraya mengusap mata ku.

"Udah ... makasih bantuan nya", ucap nya dengan senyuman di wajah nya.

"Ya udah ayo pulang ...", ucap ku berdiri dan memakai ransel ku kembali.

Disaat yang sama ponsel ku berdering tanda telepon masuk. Aku pun mengambil ponsel dari saku celana ku dan mengangkat telepon yang ternyata dari Mina.

"Raku ... Kaito ... dia masuk rumah sakit ...", kata Mina tergesa gesa dengan nafas tak beraturan.

"Heh ... jangan bercanda ... emang nya dia kenapa?", ucap ku sedikit tak percaya.

"Aku gak tau ... tadi pas aku bangun tidur ada ambulans di depan rumah Kaito", jelas Mina.

"Terus?"

"Ya aku langsung keluar dari rumah ... trus aku nemuin Hanabi ... kata nya Kaito gak mau dibangunin, wajah nya pucet ... pokok nya ke rumah sakit dulu ayo", tambah Mina.

"Oke lah ... aku sama temen mu ini", ujar ku.

"He?! temen?", tanya Mina terkejut.

"Yang duduk sebangku sama aku itu lho", jelas ku.

"Oh ... ya udah bawa pacar mu juga ...", ucap nya lalu memutus sambungan telepon nya.

"Kenapa? ... Kaito masuk rumah sakit?", tanya gadis itu setelah mendengar percakapan ku di telepon barusan.

"Iya ... Eh?! aku lupa tanya rumah sakit nya dimana lagi", ucap ku menepuk kepala ku.

"Paling dia dibawa ke rumah sakit Himawari deket sekolah kita itu", ujar nya.

"Oh betul juga ... rumah sakit itu kan yang paling deket sama rumah Kaito ... ya udah ayo", ucap ku lalu melangkah ke luar dari perpustakaan kota bersama gadis yang belum ku ketahui nama nya itu.

=°=°=°=°=°=°=°

Hanabi

Setelah beberapa lama menunggu di depan UGD bersama kak Mina akhir nya pria tua berkacamata dengan pakaian dokter keluar dari UGD. Aku pun segera melempari nya dengan berbagai pertanyaan.

"Dok ... kakak saya gimana?"

"Dia sakit apa?"

"Gak parah kan dok?"

"Hanabi ... tenang lah .. biar dokter jelasin dulu keadaan Kaito", ucap kak Mina menenangkan ku.

"Kakak mu mengalami pendarahan di dalam otak nya ... kemungkinan besar karena benturan, apa kakak mu barusan kecelakaan?", jelas dokter itu disertai dengan pertanyaan nya.

"Ha?! Tapi Kaito bisa sembuh kan dok?", tanya kak Mina terkejut dengan perkataan dokter itu.

"Pendarahan nya tak terlalu berbahaya ... kalian tenang saja ... dia pasti segera sembuh ... ya sudah aku pergi dulu", jawab dokter itu lalu melangkah pergi.

==========

Disaat yang sama, di rumah sakit yang sama. Naya dibuat terkejut dan panik karena Ai tiba tiba pingsan dan kejang kejang. Naya yang panik pun segera keluar dari ruangan Ai lalu memanggil perawat yang lewat.

"Ano ... teman ku ... tolong!!", teriak Naya panik menunjuk ke arah kamar tempat Ai dirawat.

"Iya tenang lah ... dokter akan segera ke sini", jawab perawat itu lalu berlari memanggil dokter.

Sesaat kemudian Dokter pun datang bersama dua perawat lain dan masuk ke ruangan Ai.

"Kamu tunggu di sini dulu ya ...", pinta salah satu perawat lalu menutup pintu ruangan Ai dengan rapat.

"Kare ga genkidearu koto o negatte imasu", ucap Naya dengan menyatukan kedua tangan nya seperti sedang berdoa.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Sakura senpai masih terlihat imut dengan rambut panjang nya waktu SMP dulu. Tak biasanya dia duduk sendiri dengan wajah cemberut seperti itu. Aku pun melangkah mendekati nya. Di saat yang sama aku melihat sekumpulan gadis yang sepertinya sekelas dengan Sakura senpai yang sedang berfoto ria tak jauh dari Sakura senpai yang duduk sendirian.

Kenapa Sakura senpai gak gabung sama mereka?

Apa ada masalah?

Tanpa berkata sepatah kata pun aku duduk di samping Sakura senpai yang masih SMP itu. Wajah Sakura senpai yang tadi nya menunduk langsung menoleh ke arah ku.

"Kenapa gak gabung sama yang lain?", tanya ku memandang ke arah laut.

"Kakak sendiri ngapain sendirian?", balas nya kembali bertanya.

"Aku? ... itu urusan ku kan?", ucap ku teetap melihat ke arah laut.

"Jangan bilang kakak dibully juga sama temen kakak?", tebak Sakura senpai.

Perkataan nya itu seketika memberiku sebuah jawaban yang sangat jelas.

"Hmm ... gitu lah ... terserah kamu mau ngejek aku ato gimana", ujar ku mengatakan kebohongan agar Sakura senpai tak curiga pada ku yang tiba tiba mendekati nya tanpa alasan.