webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 58

Kaito

Aduh ... pusing banget ni kepala ...

Sebener nya kemarin aku ngapain aja sih ...

Setelah Naya pulang ke rumah nya. Aku kembali berbaring dan berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin. Kepala ku sangat sakit setiap aku berusaha mengingat kejadian sebelum aku pingsan di jalan kemarin.

Oh iya ... Gimana keadaan Ai ya?

Aku pun melihat sekeliling kamar mencari dimana smartphone ku berada.

"Yaelah ... pake di meja belajar segala ... males banget aku", gumam ku kesal setelah melihat smartphone ku tergeletak di atas meja belajar ku.

Aku pun bangkit dan melangkah perlahan menuju meja belajar ku yang ada di seberang ranjang ku. Setelah mengambil smartphone ku, aku pun segera kembali berbaring di ranjang.

"Ai ... apa kau baik baik saja?", pesan yang ku kirim pada Ai.

===========

Disaat yang sama, kamar Ai dengan tirai yang masih tertutup rapat. Cahaya mentari hanya terlihat samar samar di balik tirai yang tertutup itu karena lampu kamar Ai masih dalam kondisi mati.

Kamar itu terlihat kosong dan gelap. Ranjang Ai masih berantakan. Sementara itu smartphone Ai yang terletak di meja belajar nya berdering karena pesan dari Kaito barusan.

Ternyata setelah menjenguk Kaito di rumah nya. Naya tak pulang ke rumah nya. Dia malah melangkah menuju rumah sakit. Dengan wajah yang gelisah Naya tiba tiba menambah kecepatan langkah nya ketika hendak memasuki gerbang rumah sakit.

Naya melangkah menuju suatu ruangan di lantai dua rumah sakit itu. Dia membuka pintu ruangan itu dengan tergesa gesa. Saat itu juga terlihat Ai yang duduk di ranjang rumah sakit itu dengan selang infus yang menancap di punggung tangan nya.

Saat Naya membuka pintu ruangan itu Ai yang tadi nya melihat ke arah luar jendela langsung menoleh ke arah Naya dengan mata yang berkaca kaca. Tanpa basa basi Naya segera berlari dan memeluk Ai dengan erat.

"Watashi wa anata no tame ni subete o shimasu ..."

"Sore ga subete owaru mae ni", ucap Naya sembari memeluk Ai dengan air mata yang mulai menetes.

Suara jam dinding yang berdetak. Tirai rumah sakit yang tertiup angin. Pagi ini ternyata Ai berada di rumah sakit tanpa alasan yang jelas. Dan juga ternyata Naya sudah mengenal Ai.

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Aku menatap layar smartphone ku sedari tadi untuk menunggu balasan dari Ai. Mata ku mulai lelah dan ingin terpejam. Saat itu juga smartphone ku berdering.

"Akhirnya ..."

Saat ku baca, bukan balasan dari Ai melainkan pesan dari Sakura senpai yang bertuliskan.

"Gimana?, Apa kau menerima ajakan ku?"

Seketika hatiku kecewa dan kesal di saat yang sama. Tanpa alasan yang jelas aku melempar smartphone ku ke sembarang arah. Pikiran ku semakin kacau. Aku mulai khawatir dengan Ai. Disaat yang sama aku memikirkan nasib Sakura senpai.

Kepala ku semakin sakit. Aku pikir aku akan segera mati hari ini. Aku memegangi kepala ku dengan kedua tangan ku dan berusaha menahan rasa sakit di kepala ku ini yang semakin kuat seakaan ingin membunuh ku.

"Aaaaggghhh!!!!"

===========

(Kemarin)

Malam itu hanya suara deru hujan yang menemani Kaito dan Ai di atap sekolah.

Bruk ...

Suara Ai terjatuh dengan wajah yang pucat.

"Ai?! Ai?!, kau kenapa?!", teriak Kaito khawatir sembari berusaha membangunkan Ai.

Dengan cekatan Kaito segera menggendong Ai dan berlari masuk ke gedung sekolah. Kaito berlari menuruni tangga menuju pintu depan sekolah. Saat menyadari pintu depan sekolah terkunci, Kaito melompati jendela yang terbuka yang sama saat ia ingin masuk ke gedung sekolah.

Kaito tetap menggendong Ai sambil berlari menuju gerbang sekolah. Kaito berhenti karena dia ingat gerbang sekolah juga terkunci.

"Terus gimana ini?!!!", seru Kaito dengan wajah panik karena hujan masih mengguyur tubuh Ai dan tubuh nya.

Kaito segera berlari ke gerbang belakang sekolah berharap itu tak terkunci. Ternyata benar gerbang belakang sekolah masih terbuka lebar. Setelah menemukan jalan keluar Kaito segera berlari menuju rumah sakit terdekat sembari menggendong Ai.

Di saat yang sama Naya keluar dari sebuah toko buku. Dengan payung merah muda nya ia berjalan perlahan untuk pulang ke rumah. Langkah nya terhenti saat melihat Kaito berlari sembari menggendong Ai di tengah hujan lebat.

Tak lama kemudian Kaito masuk ke rumah sakit yang ia tuju. Dengan wajah panik dia meminta tolong kepada perawat di sana.

"Tolong!!! teman ku jatuh pingsan"

Para perawat pun segera memberi perawatan untuk Ai.