webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 53

Kaito

"Etto ... apa ada yang bisa ku bantu lagi?", tanya ku pada Naya.

"I-ini aku berikan pa-padamu", ucap nya memberikan novel Ame padaku.

"He? apa tidak apa apa?", ucap ku sedikit terkejut.

"Kangaenaide, etto ... mata ashita Kaito-san",(tak usah dipikir, dan sampai besok Kaito) kata nya melambaikan tangan padaku sembari melangkah kembali ke rumah nya.

Kenapa dia kasih aku novel ini?

Ahh ... bodo amat

Aku pun kembali menaiki tangga dan masuk ke kamar ku. Aku meletakan novel Ame di meja belajar ku dan kembali berbaring di ranjang ku.

"Hana ga hakai sa renai yō ni, himawari wa ai no shōchōdesu", (jangan sampai bunga ini hancur, bunga matahari ini adalah lambang cinta) kata kata Ame kembali terngiang di kepala ku.

Apa maksud nya itu? ...

Suara notifikasi telepon masuk dari smartphone ku menyadarkan ku dari lamunan ku. Aku pun segera mengambil smartphone di samping bantal lalu mengangkat telepon yang ternyata dari Sakura senpai.

"Kaito? apa kita bisa ketemuan?", tanya Sakura senpai.

"Heee??!! sekarang? hadeh ...", ucap ku dengan nada malas.

"Maaf aku tau kau hampir mati hari ini ... tapi ini penting ...", kata nya dengan nada sedih yang tak pernah ia tunjukan padaku.

"Hmm ... oke oke, dimana?", ucap ku menerima ajakan nya karena khawatir dan penasaran apa yang membuat nya ingin bertemu dengan ku sekarang.

"Perpustakaan kota ...", kata Sakura senpai lalu memutus sambungan telepon nya.

Perpustakaan kota?

Kenapa dia disana?

Aku pun segera mandi lalu memakai kaos dan celana panjang hitam ku. Setelah mengambil jaket hitam ku yang ku gantung di paku yang ada di pintu kamar ku. Aku segera menuruni tangga dan memakai sepatu olahraga berwarna merah ku.

Tak lupa aku melangkah ke depan pintu kamar Hanabi.

Tok tok ...

"Hanabi ... kakak pergi dulu ya ...", ucap ku setelah mengetuk pintu nya.

"Jangan jatuh dari gedung lagi ya ...", ujar nya dari dalam kamar.

Aku pun segera keluar dari rumah dan melangkah menuju stasiun seberang sekolah. Dengan wajah malas aku berjalan di pinggir jalan yang sepi. Jam di smartphone ku sudah menunjukan pukul 17:30.

Setelah beberapa menit naik kereta. Akhir nya aku sampai di stasiun tengah kota. Aku pun segera melangkah menuju perpustakaan kota yang tak jauh dari stasiun ini.

Tepat saat matahari terbenam aku sampai di perpustakaan kota. Aku segera masuk ke gedung dua tingkat yang besar itu. Karena aku tak melihat Sakura senpai di lantai pertama. Aku putuskan untuk segera menaiki tangga menuju lantai ke dua.

Setelah menapak kan kaki di lantai dua perpustakaan kota aku pun melirik ke segala arah untuk mencari Sakura senpai. Di saat yang sama seseorang menepuk ke dua pundak ku.

"Oi!! Kaito ...", teriak Sakura senpai mengejutkan ku.

"Cih ... ini perpus lo senpai ... malah teriak teriak", ucap ku dengan wajah datar.

"Iya iya ... ayo duduk di sana", kata Sakura senpai menggandeng ku ke bangku panjang yang biasa di gunakan pengunjung untuk membaca.

Setelah menuruti keinginan nya untuk duduk di samping nya, aku pun bertanya.

"Nah ... trus kenapa senpai panggil aku ke sini?"

"Emm ... baca novel ku dulu nih", kata nya memberiku sebuah novel.

"Oke oke ... aku baca dikit aja ya?", ucap ku menerima novel nya lalu membaca nya.

Beberapa menit berlalu, aku mulai memahami alur cerita nya. Kalimat per kalimat aku baca dengan teliti. Sampai aku menyadari satu hal. Walau aku merasa aku masuk ke dalam dunia novel nya, tapi entah kenapa cerita semakin lama semakin kacau.

"Kau tau kan? beda sama Ruui yang cerita nya dingin ... cerita ku malah gak nyambung", kata Sakura senpai putus asa.

"Hmm ... kenapa kalian gak coba bikin novel bareng? walau gak nyambung cerita nya, tapi aku serasa masuk ke dunia novel mu", jelas ku.

"Gak bisa ... kita pernah nyoba ... akhirnya, kita malah bertengkar karena beda pendapat", tambah nya.

"Ohh ... dan kenapa kau panggil aku kesini?", tanya ku.

"Apa kau tolol? ... jelas jelas aku minta bantuan mu", jelas nya dengan wajah kesal.

"Hee?! ba-bantuan apa?", tanya ku terkejut dan bingung.

"Aku minta kau jadi pasangan ku waktu lomba musim gugur ini!!", jawab nya.

Eh?!! Tapi?!!