webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 51

Kaito

"Kak!! bangun!! ... jangan tinggalin aku sendiri kak ...", suara Hanabi yang terdengar samar samar di telinga ku.

Aku ... aku kembali?

Apa ... aku masih hidup?

Aku membuka kedua mataku dengan perlahan. Aku tau tempat ini. Ini UKS sekolah, apa aku hanya dibawa ke UKS?. Padahal aku jatuh dari lantai dua sekolah. Dengan lemas aku melirik ke sekeliling ruangan.

Selain Hanabi di samping ku, di sini juga ada Ai, Mina,dan Raku. Mereka mengelilingi ku yang terbaring tak berdaya di ranjang UKS.

Apa arti bunga matahari itu?

"Kaito?! kau sadar!", teriak Mina ketika melihat mataku terbuka.

"Oi tolol ... kau hebat juga ...", puji Raku dengan sedikit senyum.

"Ka ... kakak apa ada yang sakit?", ucap Hanabi mengusap air mata nya.

"Apa kau menangisi ku?", tanya ku menggoda Hanabi.

"Dasar tolol!! siapa juga yang nangis", bantah nya dengan pipi yang mengeluarkan rona merah nya.

"Adik mu itu dari tadi nangis tau", ujar Raku dengan wajah cuek nya.

"Oi oi ... sudah lah ...", timpal Mina.

"Apa Ai baik baik saja? ...", tanya ku sembari berusaha duduk di ranjang.

Ai hanya mengusap air mata yang masih tersisa di pipi nya dan memberikan ku secarik kertas.

"Maaf, kau celaka karena aku", tulisan di kertas itu.

"Oi ... kau ini manusia atau apa?, tak terluka sedikit pun setelah terjatuh seperti itu", tanya Raku bingung.

"Entah bagaimana aku bisa hidup lagi ...", gumam ku mengingat mimpi ku.

"Kak ... jangan bilang gitu ah!", teriak Hanabi menampar ku perlahan.

"Iya iya ... kalau gak mau aku pergi bilang aja", ucap ku sembari mengusap kepala Hanabi perlahan.

"Berisik Tolol!!", umpat Hanabi.

Rasanya sudah lama aku tak merasakan suasana sehangat ini. Adik ku, teman teman ku. Berada sangat dekat dengan ku. Apa aku yang tidak menyadari nya selama ini?.

Apakah ini arti dari bunga matahari itu?

"Eh?! tunggu, ngomong ngomong ini jam berapa?", tanya ku penasaran.

"Jam 3 sore", jawab Mina.

"Weehh?!! sama aja aku libur hari ini hehe", ucap ku senyum sembari menggaruk kepalaku.

"Emang tolol ya!!, hampir mati malah mikirin libur", teriak Mina memukul kepalaku dengan keras.

Kejadian itu memecah keheningan. Setelah itu hanya ada canda dan tawa diantara kami. Hati ku merasa sedikit senang. Itu karena aku tak pernah merasakan kebahagiaan walau sekecil apapun.

Beberapa saat kemudian, kak Sakura dan kak Ruui datang menjenguk ku. Mereka hanya bertanya dan malah memarahi ku. Aku tak terlalu menghiraukan mereka. Yang penting tak ada yang terluka parah dalam kejadian ini.

Saat jam dinding sekokah menunjukan pukul empat sore aku pun segera keluar dari UKS. Aku melangkah bersama Hanabi untuk pulang ke rumah.

Beberapa langkah sebelum sampai di depan rumah. Aku melihat gadis yang tak asing bagiku. Dia sedang berdiri di tengah jalan dan memegang selembar kertas sembari melihat sekeliling. Mungkin dia tersesat.

Hadeh ... tolongin gak ya?

"Kak ... kayak nya dia nyasar tuh, aku bantuin dia ya ...", kata Hanabi lalu berlari mendekati gadis itu.

Dengan wajah malasku aku pun menghampiri mereka perlahan. Hanabi nampak bingung setelah bertanya pada gadis itu.

"Kenapa?", tanya ku pada Hanabi.

"Ehh ... anu kak hehe", kata Hanabi dengan sedikit tawa dan wajah bingung nya.

"Ano ... Anata wa kinō kara no otokodesu ka?", (ano ... apa kau cowok yang kemarin?) tanya gadis itu.

Karena terkejut aku pun menoleh ke arah nya. Setelah melihat nya sejenak, aku pun ingat. Dia adalah gadis jepang yang menolong Mina kemarin.

"Oh, Hai, doshite kokoni iru no?",(Oh, iya, kenapa kau di sini?) tanya ku pada gadis jepang itu.

"Ano ... Kono jusho o sagashiteimasu", (ano ... aku mecari alamat ini) ucap nya memberikan selembar kertas yang dari tadi dia pegang.

Jalan sisho nomer 5 ya?

"Emn .. Hanabi, rumah kosong depan rumah kita itu nomer berapa ya?", tanya ku pada Hanabi.

"Hemm ... nomer lima kalo gak salah kak ...", jawab nya.

"Ā, koko de sore o torimashou",(oh, mari aku antar) ucap ku lalu melangkah menuju ke rumah kosong yang ada di seberang rumah ku.

"Kore wa anata ga sagashite iru iedesu", (ini rumah yang kau cari) ucap ku menghentikan langkah dan menunjuk ke arah rumah kosong di seberang rumah ku.

"Soko ni watashinoie, Tasuke ga hitsuyōna baai ... Iu dake", (rumah ku di sana, kalau butuh bantuan ... bilang aja) ucap ku menunjuk ke rumah ku dengan jari telunjuk ku.