Kaito
Aku lega rasanya Fumio bisa bertemu dengan ayah nya lagi. Untung saja Ai memaksa ku untuk menghampiri nya, kalau tidak aku tak akan mengenal kakak pak Kakegawa.
"Sekarang kita mau ngapain?", tanya ku pada Ai yang berdiri di samping ku.
Dia hanya menengok ke segala arah tanpa memberi jawaban. Mungkin dia masih bingung akan tujuan selanjut nya.
"Ai?, apa gak apa apa?", ucap ku bersiap menggenggam tangan nya.
Dia hanya melihat ke arah tangan ku yang ingin menggandeng nya dan mengangguk setuju. Kali ini aku bertanya agar tak terjadi kejadian seperti tadi ketika aku tiba tiba menyentuh nya. Dia kadang bertingkah aneh.
Ini pertama kali nya bagi ku berjalan dengan bergandengan tangan dengan seorang gadis. Setelah aku pikir pikir, kenapa aku bisa mau jalan bareng sama Ai ya?, kenapa aku selalu merasa nyaman ketika didekat nya?, apa jangan jangan aku suka sama dia?
=°=°=°=°=°=°=°
Ai
Heeee???, Ka-Kaito ... aku jalan bareng sama dia, plus di gandeng lagi ...
Senang, malu, dan gugup, perasaan ku campur aduk sekarang. Aku tak bisa membedakan kenyataan dan halusinasi. Aku hanya bisa berdoaa genggaman tangan ini bertahan selama nya.
Aku selalu ingin merasakan tangan nya yang hangat itu. Wajah cuek nya seakan menghilang hari ini, musim gugur tahun ini akan menjadi istimewa dengan nya.
"Ai? ... aku capek duduk di kursi itu dulu yuk", ajak Kaito menunjuk ke arah bangku panjang yang berada di bawah pohon.
Aku hanya bisa mengangguk, kami pun duduk di kursi itu. Karena aku terlalu gugup duduk berdua dengan nya, aku sengaja mengalihkan perhatian ku dengan membaca novel online dari smartphone ku.
=°=°=°=°=°=°=°
Kaito
cih, ... kaki ku serasa mau patah karena kelamaan jalan.
Saat aku menoleh ke arah Ai, melihat wajah cantik nya itu membuat rasa lelah ku seakan terbang tertiup angin di musim gugur. Disaat yang sama sebuah daun kering yang gugur dari pohon tepat mendarat di atas rambut pirang keemasan Ai.
Karena tak ingin rambut emas nya ternodai oleh daun kering, aku pun perlahan mengambil daun kering itu. Tepat saat aku menyentuh daun kering yang berada di atas kepala nya, Ai menoleh ke arah ku.
Dengan jantung ku yang mulai berdetak kencang, aku mengambil daun itu perlahan dan membuang nya. Tanpa sadar wajah ku sangat dekat dengan nya. Sampai sampai aku bisa merasakan nafas lembut nya.
"Ta-tadi ada daun di rambut mu", ucap ku gugup.
Karena melihat wajah nya mulai memerah aku pun segera menjauhkan wajah ku dari nya.
Oi oi ... tenang tenang ... kenapa aku malah deg deg an gini seh?!
Untuk sesaat keadaan menjadi hening tanpa suara. Aku tak tau harus berkata apa setelah kejadian yang membuat jantung ku berdetak kencang itu.
Tapi kemudian sesuatu terlintas di kepalaku. Aku tak pernah bertanya apa impian gadis yang duduk di samping ku ini, karena itu, aku mengambil smartphone dari saku celana ku dan mengetikan pesan padanya.
=°=°=°=°=°=°=°
Ai
Aaaahhh ... gimana ini?!, Aku makin deg deg an gara gara tadi ...
Aku mecoba mengalihkan perhatian ku dengan tetap fokus membaca novel online di smartphone ku. Tapi tiba tiba aku menerima pesan dari Kaito. Kenapa dia tidak langsung bicara pada ku saja?
Saat aku menoleh ke arah nya, dia tetap fokus pada layar smartphone nya seakan menunggu jawaban dari ku. Aku pun membaca pesan dari nya yang bertuliskan.
"Apa impian mu?"
He?! ngapain dia tanya impian ku tiba tiba gini?
Impian ku ya?
-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-
(5 tahun lalu)
Malam ini aku berada di ruang keluarga. Aku sedang duduk di sofa bersama adik perempuan ku dan melihat acara televisi kesukaan kami.
"Kak boleh tanya gak?", tanya adik perempuan ku yang duduk di samping ku.
"Apa?", ucap ku tetap fokus memandang ke arah televisi.
"Impian kakak selama ini apa?", tanya adik ku.
"Hmm ... gak ada tuh, kalo kamu apa?"
"Aku pengen ngubah takdir kak, tapi kayak nya mustahil ya kan?"
-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-
Ngubah takdir ya?
Kakak akan nerusin impian kamu, walau itu mustahil tapi kakak akan tetap melanjutkan nya.
Aku akan menebus kesalahan ku pada mu ...
=°=°=°=°=°=°=°
Kaito
Tak lama kemudian aku menerima jawaban dari nya.
"Aku ingin mengubah takdir"
Aku sedikit terkejut karena jawaban nya itu, tapi pasti semua itu ada alasan nya.