webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 27

Kaito

• Romantis!! Sepasang kekasih berlari menuju ke tempat festival disaat terakhir •

Tulis sebuah website berita remaja yang terkenal saat ini. Tak lupa disertai video kami yang sedang berlari bersama.

"Haa?!!, serius ini?! ... gawat!", ucap ku kesal lalu mengembalikan smartphone Ai.

"Hahaha!, besok kalian akan populer di sekolah", ucap supir taksi itu dengan sedikit tawa yang mengiringi.

"Hhm ... terserahlah apa yang akan terjadi besok", ucap ku pasrah dengan wajah lemas ku.

Sesaat kemudian aku dikejutkan dengan Ai yang tiba tiba menyandarkan kepalanya di pundak kiri ku. Saat aku ingin bertanya, aku membatalkan niat ku karena melihat nya sudah tertidur lelap.

"Oi, nak ... pacar mu pasti kelelahan", ucap supir taksi itu perlahan.

"Bukan hanya dia yang kelelahan, aku serasa hampir mati tadi", ucap ku perlahan.

Hmm ... walau tadi dia bilang gak capek, tetep aja ... apa lagi kamu perempuan.

Sepanjang perjalanan aku membiarkan kepalanya bersandar di bahu ku. Aku tak ingin membangunkan nya jika menyentuh nya.

Aku hanya menikmati perjalanan malam ini dengan melihat bintang bintang yang menghiasi langit malam dari jendela taksi.

Satu jam kemudian, kami pun akhirnya sampai di depan rumah Ai. Setelah membayar ongkos taksi aku pun menggendong Ai karena aku tak ingin membangunkan nya.

Tepat saat aku menginjak kan kaki depan pintu rumah Ai, seseorang membuka pintu.

"Eh?!, Ai kenapa?", tanya ibu Ai khawatir.

"Tenang aja tante ... dia cuma ketiduran", ucap ku dengan sedikit senyum.

"Oh ... ya udah langsung anter ke kamar nya aja", kata ibu Ai menuntunku ke kamar Ai dengan ramah.

Setelah membaringkan Ai di ranjang nya, aku segera kembali ke ruang tamu di rumah Ai.

"Maaf ... siapa nama mu?", tanya ibu Ai dengan ramah.

"Oh ... nama saya Okino Kaito", ucap ku dengan sedikit membungkukan badan.

"Sini duduk dulu aja", pinta ibu Ai menujuk ke arah kursi di ruang tamu.

Karena aku merasa tak sopan bila menolak ajakan ibunya Ai, aku hanya mengangguk dan duduk di kursi ruang tamu rumah Ai.

Ibu Ai hanya duduk di kursi sebelah kiri ku dan menatap ku dengan tatapan tajam yang terpancar dari kacamata yang ia kenakan.

"Loh ... bukan nya kamu kan, laki laki yang sama saat mengantar Ai pulang waktu itu kan?", ucap ibu Ai kembali tersenyum pada ku.

"Hmm ... oh iya", jawabku setelah mengingat sejenak kejadian beberapa bulan lalu.

"Apa kamu gak malu, temenan sama Ai?", tanya ibu Ai tanpa menatap ku.

"Malu? kenapa?, karena Ai tak pernah bicara?", ucap ku kembali bertanya.

"Hmm ... kau memang anak yang baik ... kau bahkan tak mengatakan bahwa Ai itu bisu", ucap ibu Ai sedikit menghela nafas nya.

"Hmm ... yah ... anak anak lain di sekolah juga sering bilang begitu, tapi ... aku tau, aku pasti akan mendengar suaranya suatu saat nanti", lanjutku.

Setelah beberapa menit berbincang masalah aku yang mengajak Ai sampai larut malam, aku pun pamit dan kembali melangkah pulang menuju rumahku.

"Aduh ... ini pasti sampe rumah udah di sambut sama bacotan Hanabi", gumam ku dengan wajah malas di tengah langkah ku.

Jalanan sangat sunyi dan gelap, hanya terdengar langkah kaki ku dan cahaya lampu jalan yang sedikit redup.

Sesampai nya di depan rumah, aku segera membuka pintu depan rumahku dan benar saja. Aku sudah di sambut dengan wajah marah Mina dan Hanabi.

"Oh ... selamat malam", ucap ku dengan wajah datar dan pasrah akan serangan amarah mereka.

"Kakak ... coba jelaskan ini!", ucap nya dengan senyuman kejam sembari menunjuk ke arah layar smartphone yang berisi tentang aku dan Ai yang jadi perbincangan hangat di internet.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Keesokan hari nya ...

Sakura

Sepulang sekolah aku segera melangkah menuju ruang klub sastra. Bukan karena aku ingin bergabung, melainkan berita yang sedang menjadi perbincangan hebat di sekolah.

Itu terus perasaan Mina gimana coba?!

-(-(-(-(-(-(-(-(-(-(-

(3 tahun lalu)

Saat istirahat makan siang SMP. Sakura dan Mina duduk berseberangan di meja kantin memakan bekal makan siang mereka.

=°=°=°=°=°=°=°

Sakura

Karena kehabisan topik pembicaraan dengan Mina aku pun punya pertanyaan yang ku pendam sejak lama.

"Mina ... apa ada cowok yang kau suka", tanyaku.

Mina yang sedang meneguk segelas jus pun langsung tersedak karena mendengar perkataan Sakura.

"Uhuk ... eh?!! etto ... ano", kata kata Mina yang tak jelas dengan rona merah yang keluar dari pipi nya.

Mina pun sedikit melirik ke arah laki laki yang berjalan dengan wajah malas dan rambut hitam berantakan nya.

Ohh ... Kaito, wah sahabat jadi cinta nih ceritanya.

"Hmm, kau jatuh cinta dengan sahabat mu sendiri ya?", tanyaku dengan senyuman ejekan.

"Oi!! Senpai jangan gitu lah!"

-)-)-)-)-)-)-)-)-)-)-