webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
114 Chs

Chapter 10

Kaito

*Bruak *...

Suara bantal yang Hanabi lempar padaku.

 

Aku yang sedang tidur pun terbangun.

 

"Oi Hanabi!!!, ganggu kakak aja", teriak ku marah.

"Kakak tolol!!!, minta maaf sana sama kak Mina!", kata Hanabi memaksa.

"Memang nya kakak salah apa?", tanyaku sembari menggaruk kepalaku.

Hanabi langsung menyeretku keluar dari rumah.

"Pokok nya kakak harus minta maaf!!! Kalau gak mau, gak usah masuk rumah!!", teriak Hanabi mengancam.

Tanpa pikir panjang aku pun melangkah menuju rumah Mina yang ada di sebelah rumah ku.

*Tok tok tok *...

Suara ku mengetuk pintu.

Saat Mina membuka pintu aku pun berkata.

"Eto ... aku ingin eeehhh ...."

Dia langsung menarik ku masuk ke rumah nya.

"Sini duduk di kursi meja makan ku!", pinta nya memaksa.

Aku berpikir dia akan memberi ku makanan atau sesuatu. Wajah ku pun menjadi muram karena Mina malah meletakan buku dan pulpen di depan ku.

"Kerjain PR ku sekarang!!", perintah Mina.

"Heee?!!!, tu-tunggu dulu apa?", kata ku dengan wajah datar.

"Kok masih nanya ... bayaran ekstra karena merawat adik mu tadi", jelas Mina.

"Gak mau ah ...", ucapku seraya memalingkan wajah ku dari nya.

"Ku pukul pakai kursi enak kali ya?", kata Mina bersiap mengangkat kursi di samping nya.

"Aku ingin mengajari mu bukan mengerjakan PR mu sendiri, sini duduk di samping ku ...", ucap ku dengan santai.

"Eh ... eto ... apa?", wajah nya yang merah karena marah berubah menjadi merah karena malu.

"Cepetan sini ... aku pulang loh", ucapku dengan wajah malasku.

 

Kami berdua pun duduk berdampingan di meja makan. Kami hanya berdua saja di rumah Mina. Karena orang tua Mina juga bekerja di luar kota. Ibu Mina memintaku agar menjaga Mina dengan baik. Untuk sesekali aku menganggap Mina seperti adik ku sendiri. Ya, karena sifat nya yang kadang sama seperti Hanabi.

Setelah beberapa jam aku menjelaskan berulang ulang tentang PR Mina, sepertinya memang dia tak bisa mengerti apa yang ku maksud.

 

"Haduh ... kau ini memang tak mengerti ya? oke lah aku kerjain aja", ucapku sembari mengerjakan PR bahasa indonesia nya.

 

Beberapa menit kemudian aku menyelesaikan PR nya. Saat itu juga terdengar suara.

 

*Bruak *...

Suara kepala Mina terantuk ke meja.

"Eh, Mina?", kata ku sembari menggoyangkan badanya.

Sepertinya Mina sudah tertidur pulas karena kelelahan.

"Ya sudah lah ...", ucap ku lalu menggendong nya.

"Cih, walau badan mu kurus tapi kau berat juga ...", kata ku sembari membaringkan nya di ranjang yang ada di kamar nya.

 

Saat aku ingin melangkah keluar dari kamar nya, sebuah buku catatan berwarna merah muda yang terletak di atas meja belajar nya mencuri perhatian ku.

 

Eh, bukanya mina paling males kalo disuruh nulis ya?

Lalu aku megambil nya dan membuka nya dengan perlahan.

*Tok tok tok *...

Suara ketukan pintu itu menyita perhatian ku. Aku pun kembali meletakan buku catatan Mina kembali ke tempat semula.

 

Aku pun keluar dan menutup pintu kamar Mina. Saat aku membuka pintu depan, Hanabi menyambut ku dengan amarah nya.

 

"Kakak ini lama sekali!!! ini sudah jam sepuluh malam tau!!!", kata nya sembari memukul perut ku.

"Kau sendiri yang mengusir ku kan?", ucap ku sembari keluar dan menutup pintu rumah Mina.

"Habis nya ... kakak kan tau itu kan?", tanya Hanabi sembari menggenggam tangan ku.

"Tau apa sih?, oh ... apa kau masih takut dirumah sendiri?", tanya ku mengejek.

"Berisik!!!", ucap Hanabi dengan wajah cuek.

=°=°=°=°=°=°=°=°

 

Syukurlah Kaito tak membaca buku catatan harian milik Mina. Karena buku catatan harian Mina selalu berisi tentang perasaan nya terhadap Kaito selama ini. Di sisa harinya Kaito hanya menghabiskan waktu nya dengan membaca novel lalu tidur.

 

=°=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

"Senpai?"

 

Setelah mendengar suara itu aku terbangun dengan jantung yang berdetak sangat kencang.

 

Kenapa sih?, suara itu selalu lewat di kepalaku setiap pagi. Ame jawab lah aku ...

*Bruak *...

Suara Hanabi membuka pintu kamarku dengan kasar.

"Kak, kak, sudah mulai musim panas loh ...", Kata Hanabi kegirangan.

"Hmm ... terus?", tanya ku cuek seraya memandang langit langit rumah.

"Hee?!! loh dulu bukanya kakak selalu senang ketika musim panas?", tanya Hanabi heran.

 

Iya, kalau di ingat ingat itu sudah 5 tahun lalu lebih. Aku sering menghabiskan liburan musim panas bersama Mina dan Raku. Kami pergi ke festival pada malam hari dan melihat kembang api yang bertaburan di langit malam saat pertunjukan kembang api. Sudah lah, itu semua tak lagi penting bagi ku.

 

"Ya sudah sana berangkat sekolah ...", ucap ku sembari melangkah ke kamar mandi yang berada di kamar ku.

"Kakak ini selalu dingin padaku, gitu aja terus!", ucap Hanabi seraya memalingkan wajah nya.

"Masalah kah? ...", jawab ku dengan wajah datar lalu menutup pintu kamar mandi ku.

 

Setelah selesai sarapan seperti biasa, aku pun melangkah menuju sekolah dengan melawan rasa malas yang berusaha menarik ku kembali ke rumah. Pagi ini aku berangkat bersama dengan Mina seperti biasa.

Yang berbeda dari hari hari sebelum nya adalah Mina yang tak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut nya sepanjang perjalanan. Karena aku khawatir aku pun bertanya pada nya.

 

"Apa kau baik baik saja?"

Mina tak menghiraukan pertanyaan ku. Eh, tunggu, wajah nya mendadak pucat.