webnovel

Di Penghujung Kehancuran

"Maaf ya, Kak, tiba-tiba ngajak ketemuan," ucap Kania dengan tak enak hati.

"Idih! Kania, apaan sih, pakai minta maaf segala? Aku justru senang kamu ngajak ketemu," ujar Natasha. Ia lantas membenahi duduk mencari posisi yang nyaman. Sesaat kemudian, ditatapnya Kania dengan intens dan dengan pelan bertanya, "Kamu baik-baik aja, Kania?"

Kania tampak gusar, matanya membulat untuk beberapa detik saat ditanya Natasha. Wanita itu seolah-olah takjub dengan rasa empati Natasha yang tiba-tiba menatap gelagatnya.

"Gak, Kak. Aku lagi gak baik-baik aja," ujar Kania kemudian. Ada kejujuran di sorot mata wanita itu.

Natasha terdiam, tetapi tangannya menjulur untuk menggenggam tangan Kania yang berada di atas meja.

"Aku gak tahu harus cerita ke siapa lagi, Kak. Rasanya berat dan aku udah gak sanggup lagi untuk menanggungnya sendirian," ucap lirih Kania.

Kania tampak murung, ia juga tampak menahan kesakitan yang amat besar.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com