webnovel

AFFAIR WITH INFIDELITY

Awalnya pernikahan Sonia dan Edward berlangsung bahagia karena keduanya saling mencintai. Mereka memutuskan melakukan seks setelah resmi menikah. Namun rupanya kemampuan Edward dalam urusan ranjang tidak membuat Sonia puas, hal itu membuatnya tidak berselera melayani suaminya. Namun Edward yang berpendidikan tinggi dan mencintai Sonia, ia menuruti semua keinginan gadis yang di cintai nya itu, walau dia memperlakukan nya dengan semena-mena. Sampai godaan pernikahan datang, dimana kakak Edward bernama Steve datang dari Belanda setelah bersekolah lama di sana. Sonia merasa ada seseorang yang bisa mendengarkan isi hatinya yaitu Steve. Hingga pada akhirnya hubungan Kakak ipar dan adik ipar itu telah melewati batas kewajaran. Sonia lebih tertarik dengan Steve yang bisa memuaskan urusan ranjangnya. Lalu bagaimana dengan Edward, akankah dia tahu? atau bisakah dia menerima dan memaafkan Sonia? Next episode Mohon dukungannya dengan tulis komentar setiap Author up episode baru ya! Thankyou.

Nona_Nandin · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
290 Chs

WHAT HAPPENED?

Sonia bersiap seperti yang di inginkan Edward, ia mengenakan baju mewah dari Desainer terkenal dengan belahan dada yang memukau. Tepat jam 8 mobil mewah hitam milik suaminya sudah membunyikan klakson sedari tadi membuat Sonia yang mendengarnya langsung keluar.

Ia memasuki mobil mewah itu dengan anggun. "Wah, tampilan yang sangat seksi!" puji Edward pada sang istri.

Sonia hanya mengangkat kedua alisnya dan melirik pesona suaminya yang sangat tampan, ia berganti pakaian tepatnya sebelum pulang.

Mereka tiba di sebuah gedung mewah pencakar langit, yang Sonia rasa adalah proyek suaminya juga yang baru saja selesai. Gemerlap lampu dan kaca besar tampak seperti bersautan mengeluarkan kemewahannya.

"Aku sudah pesan tempat di MINIFOOD'S," ucap Edward begitu memegang tangan Sonia dan melangkahkan kakinya ke gedung itu.

"Apa? MINIFOOD'S?"tanya Sonia menjelaskan tentang pendengaran nya.

"Ya sayang, sulit mendapatkan tempat di sini semua kolega ku sampai harus memesan reservasi sekitar 1 minggu sebelumnya, untunglah aku memiliki kenalan dan melakukan reservasi tadi siang,"

Sonia tidak menjawab, ia mendengar tentang gosip MINIFOOD'S yang berusaha memanipulasi orang-orang karena menyamaratakan dirinya dengan FOODWORLD'S milik sang Ayah, hal ini membuat Sonia bad mood lagi.

Untuk dapat mencicipi hidangan di Chefs Table at MINIFOOD'S yang memiliki hidangan yang dipengaruhi oleh Korea dan Prancis, bukanlah hal yang mudah. Tempat duduknya sangat terbatas, dengan reputasi restoran kelas internasional. Setiap tamu akan dihidangkan makanan di meja dapur terbuka, sehingga tamu dapat langsung melihat koki kelas dunia sedang menyiapkan hidangan. Untuk mencicipi hidangan di MINIFOOD'S ini, setiap tamu harus mengeluarkan uang USD500 per orangnya.

Namanya memang terdengar biasa, MINIFOOD'S tetapi tempatnya yang mewah dan megah tidak terlihat biasa dan malah memanjakan mata.

"Kenapa kamu membawa ku kesini?" Sonia sudah terdengar ketua begitu ia duduk di meja sudut yang memperlihatkan pemandangan kota New York.

"Kita akan dinner sayang"

"Mengapa harus disini, bukankah kita bisa di FOODWORLD'S?" Sonia menyipitkan matanya.

"Sayang, aku ingin membawa mu ke suasana baru dan aku mendengar tentang tempat ini apakah kamu tidak suka?"

Sonia bergeming, seorang pelayan datang ke meja mereka membawa sampanye dan menuangkannya sesuai pesanan Edward.

Namun bahkan Sonia tak menyentuh gelasnya ketika Edward mengangkat untuk bersulang. Lelaki itu kemudian menarik nafas. "Sonia, mengapa kamu begini beberapa hari terakhir? mood mu sangat rusak sayang"

Namun ucapan Edward yang bahkan di tambah embel-embel sayang tetap membuat Sonia tak menurunkan rasa kesalnya.

"Jadi apa yang mau kamu makan?" tanya Edward tetap menahan emosinya.

Sonia mengangkat satu tangannya dan segera satu pelayan datang menghampiri. "Ada yang bisa saya bantu nyonya?"

"Tolong potongkan apel dan rendam sebentar di dalam garam sebelum kamu memberikannya pada saya," ucap Sonia, membuat pelayan itu berdiri kebingungan sebentar karena tidak ada menu seperti itu di dalam menu mereka.

Namun Edward menarik nafasnya lagi-lagi menahan diri, dan segera mengangguk pada pelayan itu untuk memenuhi keinginan Sonia. Karena ia mengenal meneger yang bekerja di sana, sehingga service yang di minta Sonia pun di berikan.

Tidak lama apel yang di pesan nya dayang, Sonia hanya memakan itu di banding makanan yang sudah di pesan Edward.

Bahkan menu makanan yang di siapkan Edward sangat terlihat nikmat. Ya, Coq aku Bin namanya.

Jika diterjemahkan dari bahasa Perancis, "Coq au Vin" berarti "ayam jantan di wine". Pada dasarnya, kuliner ini berupa kaki ayam yang dimasak dengan anggur merah dalam waktu lama. Jadi, tekstur dagingnya lebih lembut dan bumbunya pun meresap. Beberapa wilayah di negara tersebut biasanya menggunakan wine lokal sebagai campuran.

Bahan lain yang digunakan, yaitu potongan jamur, lardon dan bawang putih atau bawang bombay. Porsi makanan itu memang sedikit dan rasanya ringan, tapi mampu membuat Anda ingin menikmatinya lagi begitu ada kesempatan. Tidak hanya nikmat, coq au vin juga mudah dibuat, sehingga sangat populer di kalangan ibu rumah tangga.

Namun sepertinya Sonia terlihat masih sangat lapar setelah menghabiskan satu apelnya ia memanggil pelayan lagi untuk meminta menu. Kemudian pilihannya jatuh pada Soupe a'loignon.

Hidangan ini terbuat dari rebusan kuah kaldu sapi kental yang dicampur dengan potongan bawang putih. Tidak sampai disitu, soupe a l'oignon juga dipresentasikan dengan suwiran daging ayam dan keju parut sebagai penambah cita rasa. Bila dilihat dari kualitas dan nilai gizi, makanan tersebut berhak menyandang gelar sebagai kuliner terenak di dunia.

Meski telah diciptakan sejak zaman Romawi, sajian yang bernama sup bawang Perancis itu baru dikenal dunia internasional pada tahun 1960-an. Bertepatan dengan hadirnya sejumlah investor yang memutuskan untuk membuka restoran Perancis di Amerika Serikat. Tidak membutuhkan waktu lama, soupe a l'oignon berhasil menarik hati masyarakat dunia.

Dia teringat masakan yang di buat Steve, ia memesan dan tidak lama hidangan itu datang dan Sonia langsung menyantap nya.

Sepulangnya dari sana Edward menarik tangan Sonia. "Apa yang terjadi dengan mu? kamu terus memberontak dan emosi?"

Sonia hampir terkilir begitu ia berbalik karena tarikan itu, di bayangannya ia langsung melindungi perutnya. "Hentikan, apa yang kamu lakukan?" teriak Sonia.

Edward sangat bingung melihat reaksi istrinya itu. Sonia langsung menangis dan pergi ke lantai atas kamarnya.

Meskipun perubahan emosi dan waktu menangis adalah hal yang wajar dalam kehamilan, menangis saat hamil muda juga bisa menjadi gejala masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi.

Sebuah penelitian dari Chang Gung University of Science and Technology menyatakan bahwa masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi selama kehamilan dapat meningkatkan peluang untuk melahirkan prematur dan berat badan lahir rendah.

Gejala-gejala tersebut meliputi kesulitan berkonsentrasi, kehilangan selera makan, kehilangan minat pada aktivitas favorit, perasaan tidak berharga, perasaan bersalah, tidur terlalu banyak, tidur terlalu sedikit, pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Edward belum tabu tentang kehamilan Sonia, Sonia bahkan tidak pergi ke rumah sakit dan hanya tertuju pada hasil test pack itu. Terlalu sakit baginya untuk memutuskan.

Dua Minggu berlalu Sonia semakin tak ingin bicara pada Edward, ia juga tidak pernah menari balet dan terus tidur di kamar bekas Steve yaitu di lantai satu. Ia hanya makan buah dan susu kemudian kembali ke kamarnya. Semakin tak terawat semenjak ia tahu hamil, tidak! Tapi setelah kepergian sang kakak ipar.

Sonia melihat sosial media Steve namun tidak ada postingan baru, tapi satu menit kemudian sebuah pesan di Instagram nya masuk. "Hi, Son, how are you?" ya pesan itu di tujukan untuknya, dari lelaki yang ia rindukan selama ini. Steve Leonardo.