Dari sini Aneska bisa melihat Regan yang nampak kesusahan hanya untuk menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulutnya. Ia tersenyum simpul sambil berjalan ke arah cowok itu yang kini sedang makan sendirian di kantin dengan menempati salah satu meja paling pojok.
Dipertengahan jalan, Aneska menghentikan langkahnya saat kepalanya terasa pusing. Mungkin karena efek belum makan jadi ia seperti ini. Aneska mengerjapkan matanya agar rasa pening di kepalanya hilang. Dengan pelan Aneska melangkah lagi menghampiri Regan. Ia menampilkan wajah cerianya lagi untuk menutupi rasa sakitnya ini.
Aneska berdeham. Ia duduk di sebelah Regan sambil menopang wajahnya dengan satu tangan. "Lucu banget sih?" Aneska memunguti nasi-nasi yang berceceran di sekitar mulut Regan.
Regan segera menepis tangan Aneska. "Ngapain sih lo di sini? Ganggu aja!" kesal Regan saat Aneska hadir dalam ketenangannya.
"Mau gue suapain nggak?" tawar Aneska, ia menarik piring Regan yang berisi nasi lengko itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com