Namun tidak ada kabarnya dari Gilang membuat Keara frustasi setengah mampus. Keara sampai bingung, kok bisa Gilang ini bawa efek yang sebegitu kuatnya pada Keara.
Padahal kalau ada Gilang pun cowok itu kerjaannya juga hanya godain atau jahillin Keara.
Keara mengigit bawah bibir. Gadis itu sempat melirik Vaden yang tersenyum ceria sebelum menaiki jok motor pemuda itu.
Ia mengulum bibir. Merasa hati kecilnya untuk menurut memilih mengikuti Vaden untuk hari ini. Sesekali pikirnya, Keara hari ini benar-benar merasa penat.
Vaden menggedikan bahunya. "Gak tau Ra... ikut motor aja maunya jalan kemana," kata Vaden membuat Keara melotot lebar.
"Iaaah... kok gitu sih kak, nanti kalau kesasar gimana. Aku baru loh kak di Jakarta," protes Keara langsung khawatir.
Vaden yang mendengar hal itu malah tertawa lebar. "Tenang aja Ra... sekarang jaman canggih ada google map. Lagian selagi di jalan besar begini pasti masih bisa kelacak kok," kata Vaden menenangkan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com