webnovel

Perbedaan Langit dan Bumi

Huh..hah..hufft

Hela nafas yang terburu-buru keluar dari mulut pria tampan dengan kulit kuning langsat yang berlari seolah dikejar setan di pagi buta.

"taplak..taplak..taplak"

suara yang keluar dari hentakan kakinya seperti irama beraturan yang kian waktu makin cepat.

badannya penuh keringat, tampak baju putih yang ia kenakan sedikit basah karena peluh, alhasil dari gerakan berlebihan yang ia lakukan pagi ini.

Dengan ngos-ngosan ia sampai di depan gerbang sekolah yang telah terkunci.

"hufft.. sial"

Raut kekecewaan tampak jelas terlihat dari wajah tampannya.

<Andra..Andra.. kapan sih kamu akan tepat waktu?> gumamnya kesal.

Kebiasaan terlambat yang dilakukan Andra sejak SMP masih saja menghantuinya hingga kini, padahal hari ini adalah hari pertama ia masuk ke jenjang SMA di kota Madara. Sebagai salah satu kota yang terkenal dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, Kota Madara selalu menjadi tujuan pelajar-pelajar dusun untuk menuntut ilmu. Selain berjibaku dengan buku-buku, kota M adalah kota dengan perkembangan ekonomi yang cukup berkembang merupakan kota poros perdagangan antar kota dan provinsi di Indonesia.

Terlepas dari fakta kota Madara adalah kota pendidikan, bagi Andra kehadirannya disini hanya sekedar mencari suasana baru, baginya ilmu pengetahuan bisa ia peroleh dimana saja, walaupun itu di dusun tempat kelahirannya.

"Hei, ngapain kamu bengong disitu?"

Suara seorang pria mengagetkan Andra yang dari tadi melamun karena memikirkan cara untuk masuk ke sekolah.

"Hehehe.. pak satpam" Andra tertawa cengengesan sambil tangan kanannya menggaruk bagian kepala belakang.

"dcek..dcek..dcek" pria berseragam satpam itu menggelengkan kepala.

"Kamu pasti siswa baru !! Ini jam berapa?"

"Maaf pak, saya telat soalnya..." belum selesai Andra bicara pria itu langsung memotong, seolah tau gelagat Andra.

"Tidak ada alasan, cepat masuk dan menghadap kesiswaan!" sambil membuka gerbang dan menyuruh Andra masuk.

"iya pak , hehehe"tertawa cengengesan antara ragu bercampur khawatir.

Pak satpam menuntun Andra menuju ruangan Kesiswaan, maklum Andra adalah siswa baru yang belum tahu betul ruangan-ruangan orang penting di sekolah. Sepanjang perjalanan menuju ruangan kesiswaan Andra terkagum-kagum dengan tempat yang akan ia datangi 6 kali seminggu selama 3 tahun kedepan ini.

Pelataran sekolah ini tampak besar dan tertata rapi, ada lapangan bola di tengah-tengah, lapangan basket di sampingnya, dan beberapa lapangan olah raga lain yang tak kalah keren.

"wahh.. keren" Andra terkagum-kagum, mata beningnya berbinar seolah melihat surga.

Dalam pikiran Andra ini adalah pertama kalinya ia menemukan sekolah dengan fasilitas yang memadai, jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah SMA di kampungnya sangat jauh berbeda seperti langit dan bumi.

Boro-boro punya fasilitas memadai, terkadang ada beberapa sekolah yang tidak memiliki pagar untuk sekedar menghalau ternak penduduk agar tidak masuk ke lingkungan sekolah.

"Teplak..teplak..teplak" langkah kaki Pak soleh berhenti di depan salah satu ruangan yang berjejer.

"saya ngantar sampai sini saja, masuklah!" seru pria berseragam Satpam itu.

"iya pak satpam, baik" dengan nada sedikit gugup.

"panggil saya pak soleh, gak liat nih ada namanya" sambil menunjuk baris nama di saku kanan seragamnya.

"hehehe, Siap pak soleh, lain kali saya akan panggil pak sat.. eh.. pak Soleh"

"oke, saya tinggal yah"

Andra mengangguk pelan sambil menatap kepergian pria setengah baya itu.

<Yah.Tuhan selamatkan hamba> gumam hati Andra sedikit gugup saat tangannya mulai mengetuk pintu ruang kesiswaan.

"tok..tok..tok.." <suara pintu diketuk>

Seorang pria paruh baya berpakaian rapi yang sedang berhadap-hadapan dengan komputer di meja kerjanya, sedikit terkaget mendengar ketukan dari luar.

" Siapa itu? Buka saja pintunya!" sambil tatapan dan jemarinya masih berpautan dengan laptop.

"treeeekkkk" pintu dibuka, disana muncul seorang siswa berpakaian hitam putih.

"Pagi pak!" Andra sedikit gugup melangkah menuju pria setengah baya yang tengah serius itu. kakinya seolah berat untuk melangkah.

"iya pagi..kamu tidak ikut MOS?, 10 menit lalu sudah dimulai" pria paru baya berpakaian ASN (Aparatur Sipil Negara) itu langsung melancarkan pertanyaan pada Andra.

<dug> jantung Andra seolah ingin copot dari tempatnya.

" Saya.. telat pak" sambil menggaruk-garuk punggungnya.

" Apa? ...kamu telat?" kepala Kesiswaan langsung berhenti dari kesibukannya dan menatap Andra dengan tatapan sedikit kesal.

"Kamu tahukan ini hari pertama kali sekolah?"

"i..ii..ya pak saya tahu" Pria berwajah tampan seperti seorang pangeran itu hanya mampu tertunduk malu.

"hmmm..kamu ini. baiklah siapa nama kamu"

"Andra Arila pak"

" Baiklah.. kali ini kamu saya maafkan yah Andra tapi tidak di lain waktu, ingat itu" Kepala kesiswaan mewanti-wanti.

" Baik pak.. terimakasih pak" seolah mendapat angin segar setelah merasakan sumpek dalam waktu sedikit lama, Andra tersenyum tipis menandakan kegembiraannya.

"tunggu apa lagi? sanah, pergi ke ruangan MOS!" denga nada sedikit kesal.

"baik pak" Andra terburu-buru membalik badannya.

" Oh ya Andra... kalau ada yang tanya kamu dari mana, bilang saja kamu dari ruangan Pak Haidir yah!"

Andra berhenti dan berbalik sejenak memandang kearah suara yang baru saja menghentikannya.

"Baik pak, saya permisi ke ruangan MOS" Andra sedikit menundukkan kepalanya sebagai penghormatan.

Aula tempat dilaksanakannya MOS (Masa Orientasi Siswa) cukup dekat dari ruangan Kesiswaan, Suara riuh mulai terdengar dari telinga Andra yang berjalan menuju tempat itu.