webnovel

ABOUT LAST NIGHT

Roseline yang begitu mendambakan cinta dari suaminya pada akhirnya malah terlibat sebuah hubungan terlarang dengan kakak iparnya sendiri, Mark Brown. Terikat dengan sebuah perjanjian yang di namakan ‘Sebatas Teman Ranjang’. Sebuah perjanjian di mana keduanya saling membutuhkan dan saling menghangatkan di atas ranjang, tetapi tidak untuk cinta. Karena pada dasarnya Cinta adalah kata terlarang yang tak boleh ada di antara mereka. Meskipun terus mendapatkan perlakuan kasar dari sang suami, Rose tak bisa memungkiri perasaan cintanya yang tulus kepada suaminya. Rose terus menjaga cintanya hanya untuk suaminya. Sampai pada akhirnya Mark Brown datang menawarkan sebuah kehangatan yang begitu ia rindukan selama ini. Sebuah kehangatan yang tak bisa Roseline tolak. Sebuah hubungan yang rumit dengan sebuah perjanjian gila yang pada akhirnya membuat Rose terus terbelenggu dengan sebuah ikatan yang tak jelas tersebut. “Kamu boleh memiliki tubuhku, Mark. Namun, tidak untuk cintaku. Tak boleh ada cinta sedikit pun dalam hubungan kita ini. Saat kata cinta itu ada, berarti hubungan ini pun juga harus berakhir.”

Emma_Ree · Histoire
Pas assez d’évaluations
3 Chs

BAB 2

***

Setelah tepat Rose mulai menginjakkan kakinya di dalam kediaman Brown suara menggelegar Britney, istri James pun menggema sampai ke seluruh penjuru rumah.

"Apa-apaan ini, James? Siapa anak ini? Apakah ia anakmu di luar sana? Anakmu dengan wanita lain?" tanya Britney geram penuh dengan emosi ketika melihat sang suami pulang membawa seorang gadis cilik bersamanya.

"Tenanglah dulu sayang. Dengarkan penjelasanku dulu. Anak ini bernama Rose. Ia adalah anak dari sabahatku Jhon. Beberapa hari yang lalu mereka mengalami kecelakaan sehingga membuat Jhon dan istrinya meninggal dunia. Dan sekarang ini Rose hanya hidup sebatang kara tanpa ada satu orang pun keluarga di sampingnya. Jhon adalah sahabat sekaligus saudara bagiku. Aku tak mungkin bisa membiarkan putri dari keluargaku hidup sendiri. Oleh karenanya aku membawa Rose untuk tinggal bersama dengan kita dan menjadi bagian di dalam keluarga ini," papar James kepada sang istri.

"Tidak bisa! Kamu tak bisa melakukan hal itu, James! Kamu tak bisa seenaknya saja langsung membawa anak yang tak jelas ini. Harusnya kamu meminta persetujuanku terlebih dahulu sebelum membawa anak itu ke sini. Tapi, kenapa kamu langsung saja tiba-tiba membawa anak itu ke rumah kita ini? Aku tak bisa menerima ini semua. Aku tak mengijinkan anak ini untuk tinggal bersama kita di dalam rumah ini dengan alasan apapun! Tidak James!" bentak Britney marah dengan kata-kata penolakan atas perkataan James tersebut.

"Cukup Brit! Biar bagaimana pun juga Rose akan tetap tinggal di sini baik kamu suka maupun tidak! Aku tak membutuhkan persetujuanmu untuk membawa Rose ke rumah ini. Karena akulah pemilik dari rumah ini, bukan kamu!"

Setelah berdebat dengan sang istri Jhon pun langsung membawa Rose kecil ke kamar yang nantinya akan menjadi kamarnya tersebut. Meskipun awalnya kehadiran Rose di dalam keluarga Brown mendapatkan penolakan dari Britney, pada akhirnya Britney pun tak bisa menghalangi keinginan dari sang suami untuk merawat anak tersebut.

Biar bagaimana pun juga posisi Britney di dalam keluarga itu masih sangat kalah dengan James. Sehingga mau tak mau Britney pun menyetujui keinginan konyol suaminya tersebut untuk membiarkan gadis kecil bernama Rose tinggal bersama dengan mereka. Meskipun tak suka kepada Rose, Britney pun hanya bisa membiarkan saja Rose di dalam keluarga ini tanpa sedikit pun peduli dengan gadis kecil yang juga seusia dengan putra keduanya tersebut.

Kedua anak laki-laki yang berada di dalam keluarga Brown bernama Mark Brown anak pertama dan juga Jason Brown anak kedua. Awalnya baik Mark maupun Jason juga sedikit merasa aneh dengan kehadiran sosok Rose yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Namun, pada akhirnya ketiganya bisa saling mengakrabkan diri. Jason dan Roseline yang berusia sama-sama menginjak 10 tahun itu terlihat begitu akrab meskipun Britney seringkali menentangnya. Britney tampak begitu kesal melihat putra kesayangannya yakni Jason bersama dengan seorang anak yang terlihat tak jelas asal-usulnya itu.

Tapi kedekatan Rose dan Jason tampak terus terjalin meskipun dengan cara sembunyi-sembunyi. Di depan Britney keduanya sama sekali tak menunjukkan kedekatan sama sekali. Namun, di balik Britney keduanya terlihat sangat akrab.

Begitu juga dengan hubungan Mark dan Roseline. Mark yang berusia 3 tahun di atas Roseline itu tampak begitu peduli dengan Roseline layaknya seorang kakak yang begitu sangat melindungi adik yang ia kasihi.

Dan begitulah ketiganya pun tumbuh bersama di dalam satu atap yang sama dengan hubungan yang begitu erat layaknya seorang saudara.

***

Selang beberapa tahun pun berlalu.

Kini Rose telah menginjak usia remaja. Rose yang berusia 18 tahun itu tampak begitu cantik dan terlihat sangat ceria. Rose mendapatkan begitu banyak kasih sayang dari ketiga orang laki-laki yang saat ini ada bersamanya, yakni James, Jason dan juga Mark. Ketiga laki-laki yang sudah Rose anggap sebagai keluarga sendiri meskipun pada kenyataanny mereka semua sama sekali tak terikat hubungan darah sama sekali dengan Rose.

Tapi di dasar lubuk hati Rose yang terdalam Rose memiliki sebuah perasaan terpendam terhadap Jason. Jason yang memiliki usia yang sama dengan dirinya membuat Rose merasa begitu nyaman saat berada di dekat Jason. Dan entah sejak kapan Rose pun mulai memperhatikan Jason dan sangat menyukai Jason.

Dan entah mendapatkan sebuah keberanian darimana sehingga pada akhirnya Rose pun mulai memberanikan diri untuk menyatakan cintanya kepada Jason.

"Jason, aku mencintaimu," ucap Rose dengan gugup sembari menatap wajah tampan sosok laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.

Jason pun mulai tersenyum dengan bibirnya yang sedikit terangkat. Meskipun sedikit merasa terkejut dengan pengakuan dari Rose tersebut, tetapi Jason tak memungkiri bahwa ia pun menyukai kalimat cinta yang baru saja Rose lontarkan kepada dirinya. "Aku juga mencintaimu, Rose."

Setelah mendengarkan pengakuan cinta dari Rose Jason tampak menyambutnya dengan suka cita. Jason mengatakan bahwa ia pun juga memiliki perasaan yang sama dengan apa yang di rasakan oleh Rose. Hingga akhirnya hubungan percintaan tersembunyi pun mulai terjalin di antara keduanya.

Jason dan Rose mulai menjalin hubungan diam-diam karena mereka berdua tahu bahwa Britney tak akan pernah menyukai dan menyetujui hubungan mereka berdua.

Hubungan antara Rose dan Jason pun mulai terjalin hingga kurun waktu 1 tahun lamanya. Dalam 1 tahun hubungan itu terjalin keduanya tampak baik-baik saja layaknya seorang pemuda-pemudi yang sedang di mabuk cinta. Jason juga terlihat begitu mencintai Rose.

Hingga pada akhirnya ketika menginjak 2 tahun, hubungan di antara mereka mulai sedikit goyah. Sifat Jason tiba-tiba berubah tanpa Rose ketahui sebabnya. Jason menjadi sering marah dan juga sering bersikap dingin kepada Rose.

Dan suatu ketika sebuah hal besar pun benar-benar terjadi di dalam hubungan keduanya.

"Jason, ada yang ingin aku katakan kepadamu saat ini," ucap Rose dengan tetap senyum penuh keceriaan tersungging di bibir indahnya.

"Ada apa?" tanya Jason dengan nada dingin sambil masih asyik terus menatap layar handphonenya.

"Jason, aku hamil. Aku hamil anak kita," seru Rose dengan mata yang berbinar.

Seketika Jason pun tampak begitu terkejut. Ia langsung memalingkan arah pandanganya dan menatap ke arah Rose dengan bola mata yang terlihat begitu bulat sempurna.

"A-apa kamu bilang tadi, Rose?" tanya jaosn memastikan.

"Aku hamil, Jas … Aku hamil anak kita berdua," ucap Rose kembali mengulangi kata-katanya.

Plak!

Namun, tiba-tiba sebuah tamparan keras tepat mengenai pipi mulus Rose. Rose tampak seketika langsung menangis di mana ia merasakan nyeri di pipinya saat ini. Tangan kekar Jason dengan tega telah melukai diri Rose saat ini. Untuk pertama kali dalam hidupnya Rose mendapatkan sebuah tamparan dan itu pun di lakukan oleh orang yang sangat ia cintai yakni Jason.

"Kenapa kamu menamparku, Sayang?" suara lirih Rose tampak bergetar di mana rasa terkejut, rasa takut, rasa kecewa bercampur menjadi satu di dalam lubuk hatinya saat ini.

"Kenapa? Kenapa kamu bilang? Sial! Apa yang kamu bilang tadi? Hamil? Hamil kamu bilang? Hei, dengar! Bukankah aku sudah sering mengatakannya kepadamu bahwa aku sama sekali tak menginginkan seorang anak. Apalagi dari perempuan sepertimu! Dan saat ini kamu mengatakan bahwa kamu sedang hamil? Sungguh hal yang sangat aku benci! Sial! Ini merupakan malapetaka dalam hidupku!" ucap Jason dengan nada kasar penuh amarah.

"Tapi ... tapi aku pun juga tak tahu bahwa aku akan hamil Sayang. Bukankah kamu sendiri yang tak memakai pengaman saat kita berhubungan waktu itu?" sanggah Rose.