Lu Yanzhou merasa bahwa otaknya pasti rusak sehingga dia setuju untuk menghadiri ulang tahun sekolah sebagai lulusan yang terhormat. Apa yang begitu terhormat darinya? Keluarga kaya? Kakak laki-laki yang adalah presiden perusahaan real estat? Ngomong-ngomong, Lu Yanzhou juga adalah presiden perusahaan entertainment.
Saat ini, dia memberikan pidato di atas panggung yang telah disiapkan oleh sekretarisnya dengan pakaian setelan yang layak. Di sela-sela pidatonya, dia melihat beberapa siswa memotret dirinya dengan telepon mereka secara diam-diam. Kemudian Lu Yanzhou menggantung sudut mulutnya, merasa sedikit puas diri.
Ulang tahun sekolah berakhir lebih awal. Saat Lu Yanzhou hendak kembali ke perusahaan, dia menerima telepon dari kakaknya, Lu Yanxing.
"Apa kamu ada hal yang dilakukan sore ini? Jemput Lulu untukku."
"Aku ada rapat sore ini, bisakah kamu..." Tanpa membiarkan Lu Yanzhou selesai, kakak laki - lakinya menutup telepon.
Lulu adalah putri kakak laki-lakinya yang belum lulus sekolah dasar. Gadis kecil ini sangat nakal. Sebagai orang yang benar-benar buruk dalam menangani anak-anak, dia merasa kepalanya hampir meledak karena memikirkannya.
"Berhenti ketika kamu melihat toko kue di jalan," Lu Yanzhou memerintahkan pengemudi sambil menggosok alisnya.
Kemudian pengemudi menunjuk ke toko yang berseberangan dengan sekolah, berkata, "Ada satu di sini, Tuan Lu."
Itu bukan toko besar. Zona penyiapan makanan ada di dekat pintu. Sangat jelas untuk melihat seluruh proses pembuatan kue melalui jendela Prancis yang langsung menghadap ke jalan.
Ada tiga gadis berseragam sekolah melihat ke dalam melalui jendela sambil berbisik.
"Ya ampun, tukang roti ini sangat imut. Dia bisa menjadi bintang film."
"Hei, dia melihat ke sini! Dia melihat kita! Aku bisa kena serangan jantung!"
Lu Yanzhou tersenyum lembut. Masuk akal bisa dibuat mabuk oleh lelaki tampan di masa puber. Dia, sebagai orang yang berpengalaman, tahu betul itu.
Tetapi, sekarang dia sudah melihat semua jenis cowok cantik sehingga dia tidak akan pernah terpana oleh siapa pun. Memikirkan itu, Lu Yanzhou mendorong pintu toko kue terbuka, yang membuat lonceng angin di pintu berbunyi.
"Selamat datang." Suara dingin seorang pria datang dari zona penyiapan makanan. Setelah itu, seorang pemuda jangkung berjalan keluar, bertanya, "Apa yang bisa saya lakukan untuk anda?"
Lu Yanzhou melihat mengikuti arah suara. Lalu, dia membeku.
Wajah menawan yang hampir seperti perempuan dan rambut sebahu di hadapannya membuatnya sulit untuk mengalihkam pandangannya.
Wajah tukang roti itu agak pucat, yang membuatnya tampak seperti pria yang hidup selibat. Namun, aura semacam ini membuat mulut Lu Yanzhou mengering.
Kemudian dia berdeham dan berencana untuk mengatakan sesuatu tanpa menutupi ekspresi kagum di matanya. Namun, lonceng angin berbunyi lagi. Gadis-gadis yang berada di depan pintu berjalan ke dalam toko sambil tertawa dan menggoda satu sama lain.
"Hei, manis, apakah kamu punya kue stroberi di sini?"
"Aku hanya menginginkan kue, bukan stroberi."
Gadis-gadis itu menggoda pembuat kue satu per satu. Tapi dia tampaknya tak merasa jengkel atau malu seolah-olah dia bukan orang yang digoda.
Alhasil, Lu Yanzhou tidak mendapat kesempatan untuk mengobrol dengan pria tampan itu. Jadi dia mengambil kue secara acak dan kembali ke mobilnya.
Saat dia naik mobil, dia memanggil nomor, "Bantu aku menemukan seseorang."
"Baik. Dari perusahaan mana?" Pria yang berada di telepon adalah Tan Hao, direktur artis Xingzhou Entertainment.
"Seorang tukang roti."
Tan Hao terdiam, lalu bertanya, "Tampan?"
Lu Yanzhou mencoba mengingat wajah itu. Hanya ada dua kata dalam benaknya, "Keindahan surgawi."
"Puff, bukankah anda sedikit berlebihan?"
"Kamu tidak akan mengerti perasaan yang kumiliki ketika aku melihatnya."
Setelah bekerja untuk Lu Yanzhou selama bertahun-tahun, Tan Hao mengenal bosnya dengan baik, "Saya percaya itu adalah perasaan ingin berhubungan seks."
"Terserah apa katamu," kata Lu Yanzhou tak perduli. Mengangkat kartu nama yang diambil dari toko kue, dia membaca alamat di kartu itu, "Temukan dia di alamat itu."
"Kamu ingin menandatangani kontrak dengannya atau ...?"
Lu Yanzhou melonggarkan dasinya dan tersenyum dengan ekspresi jahat di wajahnya, "Apa katamu?"
"... Apa saya ini direktur artis atau germo anda?" Tan Hao mengumpat sambil menutup telepon.
Pada malam hari, setelah Lu Yanzhou mengantar Lulu kembali ke keluarga Lu, dia tidak masuk dan langsung pergi seperti biasa.
Dia hidup sendiri dan jarang pulang ke rumah. Keluarganya selalu memperlakukannya dengan acuh tak acuh. Ketika dia kembali dari luar negeri, mereka juga memberinya perusahaan yang tidak menjanjikan.
Dalam perjalanan kembali ke apartemen yang dimilikinya, dia menerima telepon dari Tan Hao.
Menjadi pria yang sangat efisien, Tan Hao hanya menggunakan beberapa jam untuk mengakhiri negosiasi ronde pertama.
Dan dia telah dikalahkan.
"Tuan Lu, saya benar-benar telah mencoba yang terbaik. Nama remaja laki itu adalah Lin Yao. Saya tidak pernah berpikir bahwa seorang anak sekolahan akan sangat sulit untuk ditangani. "
"Apa katamu?"
"Tentu saja saya telah menawarkan untuk memberinya karir sebagai selebriti. Atau apa? Haruskah saya memberi tahu dia bahwa bos saya menginginkan dia sebagai kekasih?"
"Hmm, coba lagi setelah beberapa hari. Cobalah untuk tidak membuatnya takut. "
Lu Yanzhou selalu memiliki kesabaran tentang hal semacam ini. Karena mereka berbicara tentang Lin Yao sekarang, dia merasakan tubuhnya semakin panas ketika dia memikirkan wajah cantik itu.
Lu Yanzhou berpikir bahwa mungkin dia terlalu sibuk dengan pekerjaan akhir-akhir ini dan sekarang dia hanya ingin melampiaskan gairahnya.
Memikirkan itu, Lu Yanzhou memanggil asistennya, "Minta seseorang untuk mendapatkan kamar di hotel dan menungguku di sana."
"Yang mana?"
"Terserah."