webnovel

A Love For My Little Brother

Untuk aku, adik laki-lakiku yang bernama Ricky itu, adalah sesuatu yang berharga bagi hidupku. Kalau diibaratkan benda, Ricky itu adalah sebuah permata berlian 24 karat seberat setengah kilogram yang harus dijaga dan dilindungi. Ribuan personel TNI--baik AU, AD, maupun AL--rela aku kerahkan untuk menjaga benda paling diincar itu. Agak berlebihan memang, namun itulah yang aku rasakan. Sudah bertahun-tahun aku berpisah dengannya dan tidak disangka-sangka saat aku kembali, dia sudah tumbuh besar dan semakin tampan. Aku ingin sekali memeluknya dan mencium-ciumnya sama seperti apa yang aku lakukan saat kami masih kecil. Tapi kenapa dia malah menjauh? Wajahnya selalu memerah setiap aku memanjakannya. Malu kah? Atau mungkin jijik? Yah, apapun itu sudah membuatku senang dengan ekspresi baru itu. Aku dapat kabar kalau dia sedang jatuh cinta dengan teman sekelasnya. Apa itu benar? Kalau benar, aku tidak akan membiarkan itu terjadi! Dia masih terlalu muda untuk mempunyai kekasih dan aku menjadi orang pertama yang menolak dengan keras hubungan itu walau kedua orang tuaku mendukungnya untuk memiliki kekasih. Kenapa tidak kakak saja yang mencarikan kekasih untukmu? Aku yakin kamu tidak akan menyesal dengan pilihanku ini! Cerita yang mengisahkan tentang kakak-beradik yang tinggal di keluarga serba berkecukupan. Cerita yang mengisahkan tentang betapa cintanya Sang Kakak kepada adiknya yang sudah bertahun-tahun ia tinggalkan untuk menempuh pendidikan dan meraih mimpi. Cerita yang mengisahkan tentang betapa malu dan jengkelnya Sang Adik kepada kakaknya karena kelakuannya yang menganggapnya sebagai anak kecil. Melihat Sang Kakak bersifat kelewat batas seperti itu, akankah Sang Adik bisa memiliki kekasih yang ia idamkan? A Love For My Little Brother

tahraanisa · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
155 Chs

Cerita Influenza

Melelahkan adalah kata yang cocok ketika untuk mendeskripsikan hari ini. Ricky tidak langsung pulang, melainkan bermain futsal dulu dengan teman-teman sekelasnya. Ricky sudah menawarkan Andi untuk minta dijemput oleh Pak Udin saja, namun ia menolak. Alhasil di sini lah ia sekarang. Duduk di kursi angkot paling belakang.

Andi paham kalau jam sekarang pasti rumah Jane sedang tidak ada orang, jadi ia langsung ke rumah Ricky saja. Pak Udin sempat kaget melihat Andi pulang sendiri. Tapi Andi menjelaskan kalau ia mau pulang naik angkot saja. Pak Udin sudah bilang untuk hubungi ia saja kalau mau pulang. Andi mengiyakan ucapan tersebut dan berkata kalau lain kali ia akan menghubunginya.

"Andi, Mama dengar kamu suka baca buku ya." Lily menyambutnya saat ia baru masuk rumah.

"Iya, Tante."

"Ah, kebetulan sekali." Wanita dengan rambut disanggul itu menyerahkan sebuah jilid kertas padanya. "Aurel waktu masih kecil pernah iseng-iseng tulis cerita. Mau baca gak?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com