"Ooooooh. . jadi kalian berdua mau mencuri ya, itu kabel yang menjular keluar, tumpukan kabel dan besi menjadikan bukti yang kuat" ucap Rama yang menatap ke arah Tarno dan Tarmin.
"Ampun pak ampun" saut Tarmin yang ketakutan karena sudah ketangkap basah.
"Maaf pak maaf. . tolong jangan laporkan kami ke kantor polisi" ucap Tarno yang ketakutan sambil merengek.
Rama pun memfoto mereka berdua dan barang buktinya lalu dia menghubungi komandannya.
"Halo ndan tolong anda merapat kesini dekat gudang bagian pembungkusan Snack sebelah selatan dekat tembok" ucap Rama yang menelpon komandannya.
Tarno dan Tarmin pun ketakutan karena takut masuk penjara, lalu beberapa menit kemudian Madi datang ke lokasi.
"Ada apa ini Ram, tolong ceritakan" ucap Madi setibanya di lokasi.
Rama pun menceritakan kejadiannya dari awal hingga dia mengetahui motif dari Tarno dan Tarmin
"Walah maaaas. . mas. . kalian berdua ini gak kasihan pada keluarga kalian apa, kalo sudah gini yang repot dan bingung bukan kalian saja, tapi keluarga kalian juga" tutur Madi sambil menggelengkan kepala.
"Iya pak maaf pak. . kami kapok, kami janji tidak mengulanginya lagi" kata Tarmin sambil berlutut pada Madi.
"Iya pak, kami janji bakal kembalikan semuanya, tapi jangan bawa kami ke kantor polisi" saut Tarno sambil mencium tangan Madi.
Mereka pun dibawa Madi ke pos utama untuk dimintai keterangan, dan suruh menghubungi mandornya.
Setibanya di tempat mandornya agak bingung, namun Madi memperlihatkan bukti yang telah dikirim Rama tadi ke Madi.
"Gini pak, inikan termasuk tindakan kriminal, kalau seharunya itu di bawa ke kantor polisi" kata Madi pada Bagio, mandor dari mereka berdua.
"Siap pak Madi, saya memohon maaf atas kejadian yang di buat anak buah saya, saya memohon untuk kasus ini jangan di bawa ke pihak berwajib, saya berjanji akan menyuruh mereka mengembalikan semua yang mereka ambil, dan akan saya pecat" kata Bagio dengan nada halus.
Mereka pun setelah bernegosiasi akhirnya Tarno dan Tarmin tidak sampai di bawa ke pihak berwajib.
Bagio dan anak buahnya pun berterimakasih dan meninggalkan pos satpam.
"No, Min, jujur saya sangat malu dan kecewa pada kalian berdua, kalau saya tidak melihat dari keluarga kalian yang bakal sedih mendengar semua ini, mungkin saya tidak mau membantumu tadi" titah Bagio sambil menceramahi mereka berdua.
"Maaf pak saya janji tidak akan mengulanginya lagi" saut Tarmin yang merasa bersalah.
"Terimakasih pak, kami menyadari kami salah, tapi setelah kejadian ini kami tidak akan mengulanginya lagi, karena setelah kami pikir benar kata anda, akan ada keluarga yang sedih jika mengetahui semua ini" kata Tarno pasrah.
"Ya udah, mulai sekarang kalian jangan ikut kerja sama saya lagi, dan kalian dilarang masuk di pabrik ini, ini adalah hasil rundingan saya dan komandan satpam tadi, makanya tadi beliau mau melepaskan kalian, kalau sampai kalian masuk pabrik ini lagi, sangsinya kasus tadi akan dilanjut" Ancam Bagio.
Akhirnya mereka pun mengerti, namun ketika Tarmin dan Tarno akan berpamitan, seketika Tarno mendadak bertingkah aneh, kedua tangan yang sedakap dan kepala yang menghadap ke bawah.
"No ayo pergi No ?" teriak Tarmin sambil menggandeng tangan tarjo, namun Tarno menepis tangan Tarmin.
Wha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha . . Tarno pun tiba tiba tertawa lepas kendali.
"Hahaha. . dasar manusia manusia munafik kalian semua" kata Tarno dengan suara bukan miliknya.
Madi dan Paijan sontak keluar dari pos mendengar kegaduhan di luar, setibanya di luar ternyata Tarno karyawan proyek tadi kerasukan.
"Wha ha ha ha. . kalian semua manusia munafik, kalian terlalu lembek, kalau kalian tidak mau membawanya ke kantor polisi biar ku hukum mati aja orang ini" kata sosok yang merasuki Tarno.
Tarmin pun mundur mundur ketakutan, sedangkan Bagio mandornya tadi juga ketakutan.
Madi dan Paijan pun langsung menghampiri 3 orang itu.
"Hey apa masalahmu masuk ketubuh orang ini" teriak Paijan sambil melototinya.
"Hahaha. . aku adalah penunggu tembok tadi yang di buat jalan mencuri kedua orang ini, kalian semua terlalu munafik, ada yang mencuri di pabrik ini malah kalian loloskan, kalau cara kalian seperti ini pabrik bisa mengalami kebangkrutan, akan ku bunuh saja orang ini. . ha ha ha. ." kata sosok itu dengan suara besar menggema.
"Oooo. . jadi kamu tadi yang menampakkan diri, dan menakut nakuti kami ?" tanya Tarmin dengan ketakutan.
"Benar, aku penunggu di sini, siapapun yang mencuri di pabrik ini tidak akan selamat. . ha ha ha. . " saut sosok yang merasuki Tarno
Tarmin pun ketakutan mendengar ancaman sosok itu, sangking ketakutannya Tarmin menyembah nyembah agar tidak di bunuh, namun sosok itu tertawa senang melihat itu, sosok itu memberi tawaran jika Tarmin dan Tarno mau menjadi budaknya mereka pun akan di maafkan, dalam hati Tarmin yang ketakutan dia pun berniat menyetujui, namun sontak Madi berteriak.
DASAR BODOH !!
"Hey kamu ini manusia yang derajatnya lebih tunggi dari pada sosok yang masuk kedalam tubuh temanmu itu, dan kamu ini punya pencipta yang seharusnya kamu sembah, bukan sosok itu" teriak Madi memarahi Tarmin.
Tarmin pun menunduk karena kata kata dari Madi, dia pun mulai merenungi nya, dia takut dibunuh tapi kata kata Madi membuatnya berfikir dua kali.
"Sudah kamu jangan bingung, akan ku usir sosok itu dan saya pastikan dia tidak akab mengganggu kalian berdua lagi" kata Paijan yang mulai maju.
Tarmin pun tersenyum bahagia mendengar ucapan Paijan.
"Hey kamu pergi jangan ganggu kedua orang ini lagi atau kulumatkan" ancam Paijan dengan pandangan tajam.
"Akan ku coba ilmu mu manusia, seperti yang di katakan makhluk makhluk disini seperti beritanya atau hanya omong kosong" teriak sosok itu dengan sombongnya.
Paijan dan sosok itu pun bertarung, sosok itu menggunakan tenaga dalamnya namun tak membuat Paijan geser sedikit pun, Paijan yang memperingatinya kembali namun tetap tak di anggap, dengan satu pukulan tenaga dalam dari Paijan keluarlah darah dari mulut Tarno yang di rasuki sosok ghaib itu.
"Ampuuuun. . ampuuun. ." kata sosok yang merasuki Tarno.
"Sekarang kamu pergi dan jangan ganggu kedua orang ini lagi" teriak Paijan.
"Baik baik. ." saut sosok itu.
Tarno pun sadar dengan tubuh yang lemas, Tarmin langsung membantu Tarno untuk bangun.
"Apa yang terjadi Min ?" tanya Tarno yang lemas.
"Nanti aku ceritain No, yang penting ayo pulang dulu dan memulihkan tenaga mu" kata Tarmin yang khawatir padanya.
Mereka berdua pun berpamitan untuk pulang, Bagio pun menyuruh anak buahnya yang lain untuk membantu Tarno menuju kendaraannya, untungnya mereka berdua berboncengan dan Tarmin pun membonceng Tarno menuju kerumahnya.
"Terimakasih pak satpam sudah membantu kami, dan kami meminta maaf atas tindakan anak buah saya" ucap Bagio.
Mereka pun saling berjabat tangan dan kembali ke pekerjaan masing masing.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!