webnovel

Syarat Untuk Zaskia

"Pernikahan ini akan tetap berlanjut. Tapi Djaka lah yang akan menggantikan Alvin untuk menikahimu."

"Apa…?"

Zaskia tentu saja merasa shock mendengar kalimat itu. Bagaimana mungkin tiba tiba saja mempelai laki-lakinya harus di ganti seperti ini. Hari di mana seharusnya ia menikah dengan kekasih pujaan hatinya justru harus di ganti dengan pria lain yang notabene adalah kakak dari kekasihnya.

"Tapi aku hanya mencintai Alvin. Aku tak mencintai dia," Tunjuk Zaskia ke arah Djaka yang berdiri tak jauh darinya.

"Zas, papa tau kau tak mencintai Djaka tapi tak ada pilihan lain. Tak mungkin kita membatalkan pernikahan ini. Bagaimana dengan nasibmu? Kau akan menanggung malu. Dan bagaimana juga dengan keluarga kita? Pikirkanlah hal itu!" pinta Chandra kepada putrinya agar mau memikirkan semua ini.

"Tapi Pa, Alvin pasti akan datang. Dia pasti akan datang…,"

Ucap perempuan itu masih merasa yakin dan berharap jika pujaan hatinya akan datang dan menyelesaikan segala permasalahan yang ada.

"Jika dia memang datang dia pasti sudah datang. Dan jika dia adalah pria yang baik, dia pasti akan menghubungimu dan bukan lari dari tanggung jawab seperti ini," Tukas Chandra sambil memegangi bahu putrinya mencoba untuk menyadarkannya.

Perlahan air mata Zaskia jatuh. Ia sadar jika Alvin mungkin tak akan datang. Dan ia sadar jika mungin Alvin tak sebaik yang ia kira. Zaskia memeluk papanya dengan erat ia menangis di pelukan papanya. Kini semua keputusan ada di tangannya. Ia harus menerima pria yang tak ia cintai atau harus menerima keluarganya menanggung kerugian besar dan harus di permalukan. Terlebih jika seorang gadis batal menikah di desanya ia akan di anggap pembawa sial dan tak akan mudah bisa menikah lagi. Dan tentu saja ini juga akan berimbas pada nama baik toko bakery keluarganya yang sudah pasti akan berpengaruh.

"Tapi Pa, aku masih ingin menunggu Alvin. Aku tak mau menikah dengan Joko.. dia kan hanya penjual bakso. Aku gak mau. Bagaimana dengan masa depanku nanti?"

"Namanya Djaka bukan Joko. Dan dia bukan penjual bakso biasa dia adalah seorang …" Aldo yang mendengar hal itu mencoba menyela dan ingin menjelaskan siapa Djaka sebenarnya, namun di luar dugaan Djaka memberikan kode dengan gerakan tangannya kepada Aldo agar dia diam dan tak menjelaskan apapun. Seketika itu pun Aldo bungkam ia tak berani melawan Djaka yang merupakan bossnya sekali pun dia adalah sahabat karibnya.

Sementara itu Djaka sendiri juga menjadi penasaran, seperti apa dan sejauh mana Zaskia menilai dirinya yang seorang penjual bakso. Ia jadi merasa tertantang untuk menunjukkan siapa jati dirinya yang sebenarnya kepada Zaskia. Namun ia memiliki rencana lain yang akan menyenangkan.

Djaka membisikkan sesuatu kepada papanya, ia juga tak ingin Tuan Dimitri menjelaskan apapun tentang usaha yang kini tengah ia geluti kepada keluarga Zaskia. Ia ingin tau sejauh mana sikap keluarga itu yang tau jika dirinya hanyalah sebatas memiliki usaha Bakso.

"Baiklah, saya bersedia menggantikan Alvin untuk menikahi Zaskia. Tapi, jika Zaskia ingin menunggu Alvin boleh saja. Mari kita tunggu 15 menit lagi. Tapi jika memang saya jadi menggantikan Alvin untuk menikahi Zaskia, saya memiliki satu syarat untuk Zaskia," Tukas Djaka yang tiba-tibsa saja mengambil sebuah keputusan mengejutkan.

"Syarat?" Zaskia sendiri tercengang mendengar jika akan ada sebuah syarat untuk pernikahan itu. Padahal seharusnya dialah yang memberikan sebuah syarat untuk Djaka. Karena mereka menikah tanpa sebuah cinta. "Syarat apa? Apakah kau ingin membuat kontrak pernikahan denganku?"

Djaka menggeleng dengan tegas. "Pernikahan adalah sebuah pernikahan. Aku tak ingin ada kontrak apapun."

"Lalu mengapa kau mengajukan sebuah syarat? Memangnya kau ini sempurna hingga kau mengajukan syarat untukku?" ucap Zaskia yang tak terima dan terkesan egois.

"Aku hanya ingin setelah menikah denganku Zaskia mengubah penampilannya. Aku ingin Zaskia berhijab setelah menjadi istriku." Sebuah syarat sederhana yang di inginkan Djaka yang sebenarnya adalah sebuah niat dan kenginginan yang baik.

Mendengar sebuah syarat yang diajukan oleh Djaka, Chandra dan Dimitri justru tersenyum merasa bangga dengan keputusan itu. Mereka tau jika syarat yang di berikan Djaka adalah juga demi kebaikan Zaskia.

"Belum juga menjadi suamiku dan kau sudah mencoba untuk mengatur hidupku? Apa-apaan ini? Aku bahagia dengan diriku yang seperti ini. Aku nyaman dengan gaya berpakaianku yang seperti ini. Lalu kenapa kau mencoba mengubah kepribadianku?"

"Untuk saat ini memang aku belum berhak. Tapi jika nanti aku sudah resmi menjadi suamimu, maka aku berhak. Bahkan itu adalah kewajibanku untuk membawamu ke jalan yang lebih baik lagi."

Zaskia mulai kesal. Ia sendiri bahkan tak pernah diatur oleh kedua orang tuanya ataupun Alvin, sang kekasih. Tapi kini tiba-tiba saja Djaka yang merupakan calon kandidat pengganti suami untuknya justru memberikan sebuah syarat yang mengatur gaya berpakaian atau mungkin juga gaya hidupnya.

"Sayang, apa yang Djaka katakan itu ada benarnya, dan itu juga untuk kebaikanmu sendiri. Cobalah pahami dan mengerti jika Djaka adalah pria yang baik!" Chandra mencoba meyakinkan putrinya karna tak jarang ada pria seperti Djaka yang bersedia menggantikan adiknya untuk menikahi seseorang. Dan juga bagi Chandra syarat yang diajukan Djaka adalah untuk sebuah kebaikan.

Kini Anne, istri Dimitri mendekat setelah mendengar jika terjadi keributan. Begitu juga dengan Andini, yang merupakan mama dari Zaskia. Kedua wanita itu yang baru saja membaur dan mengetahui permasalahan yang terjadi kini rupanya justru mendukung Djaka. Karena Alvin sepertinya tak bisa di andalkan.

Zaskia merasa kian tersudut dengan kedua orang tuanya dan juga orang tua Alvin. Terlebih Alvin sendiri juga sama sekali tak menunjukka tanda-tanda kehadirannya. Ada rasa cemas dan Khawatir di hati Zaskia, tentu saja ia merasa takut jika Alvin mengalami hal buruk di jalan hingga menyebabkannya tak bisa datang ke pernikahan ini. Namun di satu sisi Zaskia sendiri juga tak tau harus berbuat apa karena kini ada Djaka yang sama sekali tak ia cintai akan menjadi calon suami pengganti untuk dirinya.

Djaka memang tidak jelek. Dia juga cukup tampan. Perawakannya yang tinggi dan berkaki jenjang membuatnya tampak keren. Hanya saja ada wajahnya berbeda dengan Alvin. Meskipun mereka bersaudara tapi mereka sama sekali tak mirip. Alvin lebih mirip Anne yang memiliki darah keturunan Jerman. Sementara Djaka, yang memiliki hidung mancung dan mata sedikit sipit itu lebih mirip orang korea versi lokal, karena kulitnya yang hitam manis dan berbeda dengan Alvin.

Dan tentu saja yang membuat Zaskia merasa ilfil kepada Djaka adalah profesinya yang merupakan seorang pengusaha bakso. Mungkin hal tersebut juga tidak buruk. Tapi bagi Zaskia hal itu bukanlah sesuatu yang bisa di banggakan. Jujur saja Zaskia menganggap Djaka adalah pria rendahan yang tak memiliki masa depan. Baginya Djaka sangat jauh jika di bandingkan dengan Alvin yang sukses dengan bisnis kulitnya.

Chapitre suivant