webnovel

KEHIDUPAN PENGANTIN BARU

Puas selama beberapa hari menikmati keindahan kota Beijing dan tempat-tempat wisatanya mereka bertiga pun kembali ke kota Shanghai. Karena Xabiru berniat untuk langsung mengajak Gadis terbang ke Seoul, Korea Selatan.

"Mas serius kita akan langsung terbang ke Seoul besok?" tanya Gadis saat mereka saat telah berada di dalam kamar hotel.

"Judulnya bulan madu, dan kita akan berkeliling. Jadi, ya kita berkeliling. Aku ingin kau bahagia, jadi aku lakukan semua ini hanya untuk istriku tercinta."

"Kau ini sedang merayuku, Mas?"

"Bisa dikatakan begitu," jawab Xabiru menggoda.

**

Dari bandara Pudong, Shanghai menuju Bandar Udara Internasional Incheon, Korea Selatan hanya memakan waktu sekitar 90 menit saja. Sama seperti ketika mereka di Cina, Xabiru juga sudah menghubungi kantor agen dan seorang turis guide akan mendampingi mereka selama di kota Seoul. Xabiru memilih Hotel Signiel Seoul untuk mereka berdua menginap. Hotel mewah di gedung pencakar langit kontemporer dengan pemandangan Sungai Han ini berjarak 3 menit berjalan kaki dari stasiun kereta bawah tanah terdekat dan 4 km dari perbelanjaan kelas atas di Distrik Gangnam. Xabiru memang sangat ingin memanjakan dan membuat Gadis bahagia.

Karena mereka tiba di siang hari, maka sore harinya Hyun jae tour guide yang mendampingi mereka mengajak mereka untuk menikmati keindahan sungai Han di sore hari. Sungai Han sering kali dipakai sebagai lokasi syuting untuk drama Korea, sehingga Gadis yang notabene penggemar artis tampan dari negara Ginseng itu tentu tertarik untuk ke sana.

Setelah puas menikmati sungai Han dan makan malam, mereka pun kembali ke hotel. Hyun Jae berjanji untuk menjemput mereka keesokan harinya dan kembali berjalan-jalan.

Seminggu berada di Korea, Gadis meminta untuk pulang, meski sebenarnya Xabiru masih ingin mengajak istrinya ke Jepang dan Thailand serta Singapura. Tapi, Gadis menolak karena ia merasa rindu pada Karina.

"Yakin mau pulang, sayang?" tanya Xabiru.

"Yakin, Mas."

"Ya sudah, kita pulang," kata Xabiru dengan lembut.

Setelah kurang lebih 5 jam berada dalam pesawat, Xabiru dan Gadis pun tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Supir pribadi Xabiru telah menunggu dengan setia dan langsung membantu membawakan tas milik mereka.

Saat mereka baru sampai, pintu rumah dalam kondisi terbuka.

"Ada tamu?" tanya Xabiru.

"Tadi tidak ada, Pak."

Xabiru dan Gadis pun melangkah masuk. Dan, saat melihat siapa yang datang, Gadis langsung menghampiri dan memeluk orang itu.

"Om Faizal, kenapa lama tidak ada kabar. Bagaimana dengan kabar tante dan Sevia? Apa mereka baik-baik saja?"

"Maaf Om tidak datang ke pernikahanmu, Gadis."

Gadis menoleh pada Xabiru, "Mas, ini Om Faizal. Om Faizal ini adalah orang kepercayaan Ayah. Tapi, sudah lama sekali kami tidak bertemu," kata Gadis memperkenalkan. Xabiru dan Faizal pun saling berjabat tangan.

"Aku permisi dulu kalau begitu, Mbak Karina. Terima kasih, ya."

"Kenapa buru-buru, Om?"

"Sevia sakit, Dis. Dan Om harus buru-buru pulang untuk mengantar obat."

"Om naik apa kemari?" tanya Xabiru.

"Ojek online, Nak Biru."

"Biar Pak Slamet saja yang antar."

"Tapi, Nak."

"Tidak apa-apa, Om. Om kan buru-buru, supaya bisa lekas sampai."

"Terima kasih banyak, Nak."

Faizal pun akhirnya menerima tawaran Xabiru untuk pulang dengan diantarkan oleh supir pribadi Xabiru.

"Bu, Om Faizal sudah lama sekali tidak keliatan. Bahkan Ayah sempat mencarinya ke mana-mana. Ibu kenapa bisa berhubungan dengannya?" tanya Gadis. Karina menghela napas panjang. "Kalian ini baru saja sampai. Nanti saja ibu cerita. Sekarang, kalian makan dulu, ibu tadi memasak makanan kesukaanmu. Tapi, ibu tidak tau apa makanan favorit Xabiru."

"Tuh kan, Ibu repot lagi. Saya makan apa saja, Bu. Terima kasih ya, sudah memasak untuk kami," kata Xabiru.

Xabiru dan Gadis pun langsung menuju ke ruang makan. Dan, mata Gadis langsung berbinar saat melihat pepes ikan kesukaannya ada di meja makan.

"Ibu, terima kasih banyak," ujarnya sambil memeluk Karina.

"Kebetulan saya juga suka pepes ikan, Bu," kata Xabiru.

Karina tersenyum, dan senyumannya lebih mengembang lagi saat melihat Xabiru dan Gadis makan dengan lahap.

"Jadi, bagaimana perjalanan kalian? Menyebabkan?" tanya Karina.

"Sangat menyenangkan, Bu. Akhirnya aku bisa mengunjungi tembok Cina dan sungai Han. Aku senang sekali."

"Syukurlah, ibu senang sekali mendengarnya."

"Selama di rumah Ibu baik-baik saja, kan?" tanya Gadis.

"Baik, kok Nak. Ibu tidak kekurangan apa-apa. Malah ibu bisa bersantai dan banyak beristirahat."

**

Pagi hari seperti biasa Gadis bangun saat Xabiru masih terlelap dalam tidurnya. Namun, pagi ini saat ia hendak beranjak, Xabiru tiba-tiba memeluknya dengan erat.

"Ini masih subuh, sayang. Kau ini selalu saja meninggalkan aku," bisik Xabiru dengan mata yang masih terpejam.

"Aku mau ke bawah dan menyiapkan sarapan," kata Gadis.

"Di rumah ini ada 3 orang asisten rumah tangga. Dan mereka sudah terbiasa untuk menyiapkan semua itu. Tugasmu adalah melayani aku sebagai istri yang baik, sayang," kata Xabiru.

"Melayani? Menyiapkan sarapan itu termasuk melayani dirimu," jawab Gadis.

Chapitre suivant