Masih pagi, sarapan bahkan belum terhidang di meja, namun Leon sudah bersemangat menyeberang ke asrama putra lantai dua, hendak menemui Nalesha. Leon sudah berjanji untuk berdiskusi dengan Presiden SP itu terkait program divisinya; Bisnis dan Manajemen. Namun sepertinya Leon terlalu bersemangat, alias terlalu pagi, lantaran Nalesha yang belum kunjung merespon usai Leon mengetuk pintu kamarnya beberapa kali.
"Naleeeshaaa, main yuuuk!" panggilnya menirukan nada paling popular khas anak kecil. Iseng saja Leon mengintip dari celah sempit jendela kamar berwarna gelap transparan. Sayangnya tetap saja tak terlihat karena gorden tipis yang dipasang Nalesha untuk memperketat privasi kamar dari pengintipan.
"Lagi ngapain sih Yon? Pagi-pagi udah rusuh aja," tegur Noer yang baru saja kembali dari kamar mandi. Lihat saja ember kecil berlubang berbentuk 'love' berisi sabun dan shampoo di tangannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com