webnovel

The emerald of the Equator

GUDANG SENJATA USANG kota Nasukarasuyama

nampak para Fukuto knight sedang berkumpul di dalam gudang senjata usang itu,mereka menyusun rencana baru untuk membunuh target mereka yaitu Ayumi dan anaknya,berbeda dengan enggota biasa para ke 6 Kanselir disini terlihat sedang membicarakan sesuatu

"mereka sudah sampai,dan membunuh Hiromu"ucap Viktor seorang pria dengan badan kekar rambut blonde dan sebuah sniper tergantung di punggungnya,

"tenang saja, kita juga sudah memesan mereka kok"ucap Tetsuo sambil menghisap sebatang rokok,ia lalu terbatuk"rokok keluaran tahun ini tidak seperti rokok keluaran tahun kita"ucap Tetsuo

Viktor lalu nampak meremehkan ide dari Tetsuo"kau menggunakan mesin waktu dan kau menyewa jasa CLOKIN tak kusangkan kau seberani itu,lagi pula kan para CLOKERS ini adalah orang yang tak dianggap di sejarah kenapa kau memesanya,bukankah jika dia membunuh seseorang maka akan ada orang lain yang menggantikanya"

"kata siapa dia akan membunuh?"ucap Tetsuo

"lalu?"

"dia hanya akan menculik dan yang membunuhnya kita"ucap Tetsuo,tak berselang lama masuklah Yesox Hanami,seorang pria tinggi,berambut coklat,dan pupil matanya yang memilik warna berbeda yang sebelah kanan coklat dan sebelah kirinya biru,"kau mau rokok?"tanya Yesox sambil menawarkan rokok yang ia beli kepada Viktor,

"maaf aku kurang suka rokok tahun ini"ucap Viktor menolaknya

"ya sudah,jadi dimana CLOKERS yang kau pesan Tetsuo-san?"tanya Yesox sambil mengutak atik pedang miliknya yang dapat memancarkan listrik bertegangan tinggi,

"sebentar lagi dia akan datang"ucap Tetsuo

"dia datang!"ucap Sabrina mengingatkan sesuatu,pintu lalu terbuka secara perlahan dan munculah seorang CLOKERS dengan kulit sawo matang,berbadan tinggi dan terlihat sebuah mandau tergantung di punggungnya,

para Kanselir yang melihat itu langsung berjalan mendekati CLOKERS itu"jadi kau orangnya?"ucap Viktor

"ya aku orangnya senang"ucap pria itu dengan wajah menyebalkan

Tetsuo lalu memberikan sebuah dokumen kepada pria itu"ini targetmu"

pria itu lalu mengambil dokumen itu dan membacanya,Yesox yang penasaran tentang senjata yang pria itu bawa lalu bertanya kepadanya,

"senjata apa itu,aku baru melihatnya,sebuah pedang mungkin?"

"ini namanya mandau,konon dulu senjata ini bisa digunakan untuk membunuh musuh dengan cara diterbangkan"ucap pria itu"baiklah aku mengerti akan kulakukan besok"

"besok?"ucap Viktor

"ya besok,kau tahu sekarang sudah jam 9 malam,saatnya untuk tidur,lagipula aku mau pergi dulu sebentar"

"kemana?"tanya Viktor

"ke daerah asalku aku mau melihat candi yang bernama Boroudur atau Borobudur,yang pasti candi itu sudah hilang,mumpung aku ditahun ini jadinya aku bisa melihatnya secara langsung"ucap pria itu, ia lalu mengeluarkan sebuah alat ciptaanya yang dapat memindahkan suatu objek ke tempat yang jauh,"aku pergi dulu,kabari aku jika ada rencana baru"ucap pria yang secara perlahan menghilang didalam alat itu,

"dasar tidak profesional!!!"bentak Viktor"akan kubunuh dia"

"Viktor tahan emosi mu"ucap Ryuko yang baru muncul,dia adalah pemimpin atau Kanselir tertinggi yang berada di organisasi itu sekaligu kakak tiri Tetsuo,"Tetsuo bagaimana laporan hari ini?"

"para pemerintah sepertinya sudah menyewa jasa CLOKERS untuk melindungi target,namun kita mungkin akan bisa menyelesaikanya dengan cepat,dan juga Hiromu tewas"ucap Tetsuo,

"kabari aku jika ada perkembangan"ucap Ryuko

Tetsuo hanya mengagguk dan kembali mengobrol dengan Viktor,"dimana Katsuragi?"tanya Tetsuo yang sedari tadi dia tidak melihat salah satu Kanselir paling muda itu,

"sepertinya sedang jalan-jalan,biasa anak muda"

"kudengar dia baru berumur 28 tahun tapi dia sudah bisa menjabat sebagai Kanselir seperti kita,"

"dia adalah pengguna Pedang kembar yang lihai"ucap Tetsuo,"bagaimanapun kita harus bisa membunuh target itu,demi masa depan yang cerah"Tetsuo lalu mengangkat gelas nya yang berisi sake"bersulang"

"bersulang"ucap Viktor,mereka lalu minum sampai larut malam,

KEDIAMAN KELUARGA MITSU

"Ooh begitu jadi Naoto-san adalah suami dari Ayumi-san"ucap Zhin"maafkan kami atas kesalah pahamanya"ucap Zhin

"ah.. tidak apa-apa tapi kalian memang benar berasal dari masa-depan seperti Terminator?"tanya Naoto,

Zhin yang mendengar hal itu langsung mengeluarkan semua perlengkapanya dan telpon antar waktu yang tadi sempat digunakan,Naoto yang melihat itu hanya terdiam melihat semua alat itu,"sekarang kau percaya?"

Naoto hanya mengagguk"jadi perjalanan waktu memang ada"ucap Naoto kepada Zhin dan Takano yang terduduk di sofa sedangkan Yuka yang terluka dia nampak sedang berbaring diatas Futon,

"ya itu memang sudah menjadi rahasia umum"ucap Takano

"bagaimana jika aku membeberkan identitas kalian"ucap Naoto menantang mereka,namun mereka yang mendengar hal itu malah menahan tawa,

"maafkan aku Naoto-san tapi memangnya akan ada yang percaya?"ucap Takano

"oh benar juga ya"Naoto lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal"tapi bagaimana kami bisa percaya bahwa kalian akan melindungi kami,dan apa benar aku memiliki cucu yang berjasa pada negara?"

"ya kalau cucumu itu benar,dan kau harus percaya kepada kami cucumu itu sudah membayar kami jadi kami haru mengawal anda,kasarnya kami bodyguard anda"ucap Takano,"percayakan saja kepada kami"

Tok...Tok

sebuah suara ketuka pintu terdengar,Zhin dan Takano yang mendengar itu langsung bersiaga,"Naoto,Ayumi sembunyi"ucap Takano sambil bersiap sudah menggenggam Katana miliknya,

Zhin lalu berjalan perlahan sambil memegang pistol yang sempat ia rampas,Takano lalu berdiri dibalik pintu dan Zhin yang terlihat berjongkok didepan pintu sambil menodongkanya keatas,ia lalu memberikan kode kepada Takano,Takano lalu perlahan membuka pintu dan saat Zhin siap menekan pelatuk alangkah terkejutnya ia ketika tahu bahwa itu adalah Peter,

"kau mencoba membunuh ku?"tanya Peter

Zhin pun langsung berdiri dan menyembunyikan pistolnya"Ooh Peter senang melihatmu,dan bagaimana kau tahu tempat ini?"

"tempat ini kan sudah ada didalam dokumen saat rapat kemarin,apa kalian tidak membacanya,disana tercantum tempat yang sering dikunjungi,rumah kerabat dan universitas yang ada"ucap Peter ia lalu berjalan masuk kedalam rumah,

"malam tuan Naoto"ucap Peter sambil menaruh tas berisi peralatan medis diatas meja,

"tunggu bagaimana kau bisa kenal?"tanya Zhin

"baca dokumenya,"jawab Peter dengan santai,

"oke jadi kita mulai sekarang?"tanya Takano,mereka berdua lalu berjalan mendekati Yuka,"Ayumi tolong pegangi Yuka saat kami mau mengambil pelurunya"

"tunggu... dia terkena peluru?"Peter seketika bingung"setauku senjata ditahun kita sudah tidak menggunakan peluru,melainkan proyektil hologram berbahan keras yang akan menghilang setelah beberapa menit seperti senjata ku ini"ucap Peter sambil mengeluarkan Revolver miliknya

"aku tahu itu,namun sepertinya mereka sudah menggunakan senjata keluaran tahun ini,kau tahu kan mereka ini jauh lebih dulu dari pada kita"ucap Takano sambil membuka perban ditangan Yuka,ia lalu mengambil pinset dan mulai operasi pengambilan peluru,nampak Yuka yang secara tiba-tiba terbangung sambil meronta-ronta kesakitan,

"kenapa tidak menggunakan bius?"tanya Ayumi

"ditahun ini untuk mendapatkan pereda rasa sakit seperti obat bius itu susah sekali,jadi aku hanya membawa paracetamol,"ucap Peter sambil memegangi Yuka yang mengamuk,

Takano lalu berhasil mengeluarkan pelurunya,ia lalu dengan cepat langsung mengobati luka Yuka yang masih terbuka,tak berselang lama Yuka pun kembali pingsan,Takano lalu menyelimutinya dan pergi ke ruang keluarga disusul oleh Ayumi dan Peter,

"panjang juga peluru ini"ucap Takano sambil mengamati peluru yang memiliki panjang 4 cm itu,

Peter lalu melihat jam yang sudah menunjukan pukul 8:30 malam,ia lalu menegur Peter dan Zhin,mereka berdua yang menyadari hal itu langsung beranjak dari sofa dan mengambil senjatanya masing-masing,

"Ayumi-san dan Naoto-san aku titip Yuka sebentar"ucap Takano

"loh kalian mau pergi?"tanya Naoto"kenapa?"

"bukanya kami tidak suka tinggal disini,namun dalam peraturan kami dilarang keras menyusahkan target dan kami lihat rumah susun ini cukup sempit untuk ditinggali banyak orang,jadi kami akan tidur di atap atau dimana saja"ucap Peter

Ayumi lalu menatap mata Naoto,mereka seperti sedang berdiskusi namun tanpa mengeluarkan suara sedikit pun,"kalian tinggalah disini,"ucap Naoto"kalian bisa tidur di ruang keluarga,dan nanti gadis itu dipindahkan saja kekamar anaku"

mereka bertiga yang mendengar hal itu seketika terdiam"Naoto-san tidak bercanda?"tanya Zhin

"siapa yang bercanda,aku serius"

"wow terima kasih Naoto-san Ayumi-san baru kali ini kami diizinkan untuk tinggal dirumah target,kalian berbeda dengan target-target kami yang dulu"ucap Zhin,mereka bertiga lalu membungkukan badan mereka menunjuka rasa hormat dan terima kasih mereka kepada Naoto dan Ayumi,

"aku memasak makan malam dulu"ucap Ayumi sambil berjalan ke dapur,namun dengan cepat ditahan oleh Zhin,

"biarkan aku yang memasak"ucap Zhin

"kau bisa memasak?"tanya Ayumi

"Zhin bisa memasak,dia itu punya kedai di masa depan"ucap Takano

"kalau begitu, silahkan saja Zhin"ucap Ayumi

Zhin yang mendengar hal itu merasa senang,ia lalu berjalan ke dapur dan menyiapkan bahan-bahan seadanya yang ia temukan di kulkas dan lemari makanan milik Ayumi,mereka pun duduk di meja makan,

"sepertinya kita memerlukan lebih banyak kursi"ucap Naoto,

:ah tidak perlu ini saja sudah cukup"ucap Peter sambil melebarkan sebuah tangga kecil dan duduk diatasnyaa sementara Takano terlihat duduk di sebelah Peter,

"apa itu asli?"tanya Naoto sambil menunjuk Katana Takano yang berada diatas sofa,

Takano lalu mengagguk"ya itu asli,"

"apa ada fitur-fitur menarik?"

"ya ada,Katana itu hanya aku yang bisa mengeluarkan Sorinya,jika ada orang yang memakasa membukanya maka hanya Tsukanya yang akan tercabut"jawab Takano

"apa dimasa depan robot menguasai dunia? seperti di film Terminator?"

Peter lalu menahan tawa,"tentu mereka mulai menguasai dunia dan membunuh manusia"namun seketika Takano menyikut Peter,

"jangan bercanda Peter"ucap Takano"tidak dimasa depan ancaman kami tetap manusia,namun ada beberapa robot yang kami gunakan untuk membantu sehari hari,

"Ooh begitu ya,lalu apa mobil disana sudah terbang,bagaimana kalian bisa kemari?"

"oke... pertama mobil kami belum bisa terbang,namun ada kereta dan trem yang terbang diatas jalan,dan untuk jawaban kedua itu rahasia,"jawab Takano,tak berselang lama terdengar suara tangisan dari salah satu kamar,Ayumi yang mendengar itu langsung berjalan kearah kamar dan menggendong keluar anaknya yang bernama Eri mitsu,

"kau lapar ya?"ucap Ayumi sambil berjalan mengambil botol asi yang berada di atas meja dapur,

"jadi itu dia"ucap Peter

" apa kau sudah mengenal anaku?"

"ya sebelum kami dikirim ke tahun ini kami diberika dokumen tentang target kami yaitu Ayumi san dan-"seketika Peter terhenti,

"Eri namanya Eri mitsu panggil saja Eri-chan"ucap Ayumi sambil memberikan anaknya sebotol asi yang dia ambil tadi

"ya dan Eri-chan"sambung Peter,

Zhin pun datang membawa semangkuk mie yang ia masak dan semangkuk masakan sayuran yang terlihat enak dan baunya yang menggoda,ia pun tak lupa menyiapkan nasi dan sumpit untuk mereka makan,

"apa itu anakmu?"tanya Zhin yang melihat Eri digendong oleh Ayumi

"ya ini anaku,namanya Eri"ucap Ayumi

Zhin yang melihat itu langsung menghampirinya"boleh aku menggendongnya?"

Ayumi yang mendengar itu pun langsung memberikanya kepada Zhin,dan Zhin yang menggendongnya pun nampak sangat senang karena mengingatkanya akan anaknya,

"aku baru tahu ada lelaki seperti Zhin"ucap Ayumi sambil duduk di kursi meja makan

"ya asal kalian tahu,Zhin adalah ayah rumah tangga dan pembisnis,justru menurut kami berdua Zhin itu terbalik"ucap Takano

"apa maksudmu terbalik?"tanya Naoto yang bingung

"maksudku Zhin itu sifatnya terbalik dengan istrinya,jika biasanya istri yang akan menyiapkan makan malam dan mengurus anak dan hal lain yang biasa dilakukan istri maka itu yang akan dilakukan Zhin sebaliknya hal seperti membetulkan mobil dan hal lain yang dilakukan seorang suami dilakukan oleh istrinya,"ucap Takano Ayumi dan Naoto yang mendngar hal itu hanya bisa ter-oo- panjang

setlah itu mereka berempat lalu memakan hidangan yang disiapkan Zhin,sedangkan Zhin sibuk mengurusi Eri yang sedang ia gendong.

Chapitre suivant