14 Juli selasa 07:00
"kau yakin tanganmu sudah tidak apa-apa?"tanya Takano kepada Yuka yang sedang memakan sarapanya
"iya tanganku sudah tidak apa-apa,aku akan melakukan tugasku dengan baik"ucap Yuka
"tuan-tuan aku pergi kerja dulu"ucap Naoto yang berdiri didepan pintu dengan Ayumi yang terlihat sedang membenarkan dasinya setelah itu Ayumi lalu mencium pipi Naoto dan Naoto pun berjalan pergi keluar rumah,
"baiklah sebentar lagi aku harus berangkat ke kampus"ucap Ayumi sambil berjalan ke kamarnya,
"Yuka akan ikut denganmu Ayumi-san"ucap Takano
namun Ayumi yang mendengar itu langsung terlihat bingung"kau serius mau ke kampus dengan baju seperti itu?"tanya Ayumi yang melihat Yuka masih mengenakan mantel dan kaos bersimbah darah akibat lukanya,"mungkin aku punya beberapa baju yang pas untukmu"Ayumi lalu menarik Yuka kekamarnya untuk memilah baju,sedangkan Takano,Zhin dan Peter sibuk membicarakan rencana,
"jadi aku dan Peter akan mulai menyelidikinya ke lokasi kemarin,kau Zhin jaga rumah ini"ucap Takano sambil melahap pancake yang dibuat oleh Zhin
"ya aku mengerti,sebelumnya Peter bisa kau jelaskan seperti apa musuh kita?"tanya Zhin
"ah... bhaiklhoh"ucap Peter sambil mengunyah pancake yang dibuat Zhin"lebih enak buatan istriku.... oke jadi yang nanti kita akan hadapi bukanalah satu atau dua orang seperti misi yang dulu,melainkan sekelompok yang jumlahnya mungkin ribuan atau ratusan,jadi kita harus bertindak lebih hati-hati,"Peter lalu meminum segelas kopi yang disiapkan Zhin,
"jauhkan bayi itu dari jendela,jangan periksa lubang pintu sebelum membukanya gunakan kamera tersembunyi yang akan kupasang nanti,dan Peter usahakan pistolmu menggunakan peredam"ucap Takano
mereka berdua lalu mengagguk,sampai Yuka dan Ayumi keluar dengan Yuka yang sudah mengganti bajunya menjadi baju biru yang cocok untuknya,seketika Takano yang melihat itu tersedak,sedangkan yang lain hanya bengong,
"bagaimana?"tanya Ayumi
"sepertinya aku bisa beradaptasi dengan baju ini"ucap Yuka
"aku baru tahu Yuka bisa secantik ini"puji Peter,"namun memang lebih cantik istriku"
"ya sudah ayo sana siapkan barangmu yang akan dibawa"ucap Takano,Yuka pun langsung bergegas mengambil tasnya yang sudah Takano siapkan,
"oh nanti malam mau masak apa?"tanya Ayumi
"nanti akan ku pikirkan"ucap Zhin
Peter lalu mengeluarkan kartu ATM miliknya"ini gunakan ini untuk membeli keperluan sehari-hari,"
"tidak perlu"ucap Ayumi
"ambil saja,kami tidak mau membebani keluarga ini"ucap Peter
Ayumi lalu mengambil kartu ATM itu dan berterima kasih kepada mereka bertiga,tak lama kemudian keluarlah Yuka dengan tas di punggungnya,mereka berdua lalu berjalan kearah pintu,
"oh ya!? Zhin aku menyimpan susu Eri di kulkas paling bawah ya,"ucap Ayumi sambil mengenakan sepatunya,
"baiklah dimengerti"ucap Zhin,Yuka dan Ayumi lalu berpamitan meninggalkan mereka bertiga didalam rumah,begitupun dengan Takano dan Peter yang sudah selesai menghabiskan sarapan mereka,mereka lalu beranjak dari tempat mereka dan menyiapkan senjata mereka,terlihat juga Peter yag sedang memasang peredam di Revolver miliknya,
sementara itu diperjalanan,
"oh Yuka bagaimana caranya kau bisa masuk kedalam kampus jika kau baru datang kemarin?"tanya Ayumi
"tentang itu semuanya sudah diurus oleh paman Peter,kau tahu teknologi tahun ini sangat mudah diretas dengan hanya menggunakan smartphone biasa dari tahun aku berasal"ucap Yuka
secara tiba-tiba sebuah mobil berwarna merah berjalan lambat disebelah mereka,seorang pria memakai kemeja kotak kotak berwarna biru dengan sebuah tato terlihat di lehernya berbicara kepada mereka,
"pagi Ayumi butuh tumpangan?"ucap pria itu dengan nada santai
"pergilah Koji,"ucap Ayumi mengusirnya
"ayolah jangan begitu kepada pria tampan ini"ucap Koji sambil merapihkan rambutnya,
Yuka yang melihat itu langsung berjalan ke jendelanya,
"siapa namamu?"tanya Yuka
"Koji kirisaki nona butuh tumpangan?"
"tidak perlu,bisakah kau pergi saja dari sini?,carilah wanita lain dasar bedebah,atau kubuat kau malu sekarang"ucap Yuka dengan nada mengancam
Koji yang mendengar hal itu langsung terdiam,Yuka pun berjalan menjauh dari mobilnya,begitupun Koji yang langsung menjalankan mobilnya meninggalkan mereka berdua,
Ayumi yang melihat itu hanya terdiam,"wow Yuka-chan mulutmu tidak seperti seorang wanita saja"ucap Ayumi
"maaf Ayumi-san jika aku tidak so[pan ,tapi paman Takano pernah bilang terkadang kita harus kasar kepada seseorang agar orang itu mengerti,dan terkadang kita harus keluar dari profil kita"ucap Yuka,mereka berdua lalu berjalan kembali kearah stasiun bus untuk menaikinya ke arah kampus,
PARKIRAN SEMALAM
"tidak ada petunju disini"ucap Peter sambil berjalan jalan disekitar gedung parkiran
"hei Peter! aku menemukan sesuatu"ucap Takano sambil memperlihatkan sebuah selongong peluru kosong dan sebuah peluru penyok kepada Peter,Peter lalu mengambil kedua benda itu dan mengamatinya dengan perlahan,
"permisi apa kalian polisi?"tanya seorang kakek yang tiba-tiba datang menghampiri mereka,
Takano yang mendengar itu langsung menyahutnya,"ya kami polisi,ada yang perlu kami bantu?"tanya Takano dengan nada sopan,
"baguslah bisa tolong turunkan kucing miliku namanya naki"ucap kakek itu sambil menunjuk kearah pohon dimana diatasnya terdapat seekor kucing berwarna hitam putih,
Takano pun mengiyakan hal tersebut,ia lalu menghampiri pohon itu dan memanjatnya namun disaat dia memanjat seketika kupingnya mendengar sebuah panggilan dari atas rooftop gedung,ia lalu dengan cepat menoleh kasalah satu gedung dan melihat seorang pria diatasnya melambaikan tangan kepadanya,awalnya dia masa bodo tapi setelah ia melihat sebuah bayangan mandau di punggungnya ia langsung terfokus padanya,ia lalu menurunkan kucing itu dan membrikanya kepada kakek lalu menghampiri Peter,
"oey Peter,sepertinya aku tahu siapa yang mereka sewa"
"hah?"
"ikuti aku,siapkan revolver mu takut akan ada pembunuhan"ucap Takano,mereka berdua lalu berjalan kearah gedung berwarna orange dengan beberapa mesin AC tertempel di dinding gedung,mereka lalu menaiki tangga balkon sambil mewaspadai adanya serangan,sesampainya mereka diatas mereka melihat seorang CLOKER yang tadi sempat berada di markas Fukuto knight,
"lama tak bertemu Taka-san"ia lalu melihat Peter yang sudah menodongnya dibelakang Takano"tenanglah paduka"
"jadi kau yang mereka maksud"ucap Takano"Dinata"
"ya memang benar,sepertinya kita akan saling membunuh nanti"ucap Dinata dengan nada santai
"apa yang kau rencanakan?"tanya Peter"apa ada sniper?"
"untuk saat ini tidak ada,aku hanya mau menemui kawan lamaku,tenanglah aku juga tidak akan memasang pelacak dikalian,maksud kedatanganku murni hanya mau menemui kalian"ucap Dinata
"apa tugasmu bukankah kita tidak bisa merubah sejarah?"tanya Takano
"tugasku hanya menculik tidak membunuh,"
"mau bertaruh siapa duluan yang mati?"tanya Peter
"tentu saja,yang mati harus membakar jasadnya sendiri menggunakan Burning-agent"ucap Dinata,mereka bertiga yang menyetujui hal itu langsung melakukan tos kepalan tangan"well aku harus pergi, nanti malam di bar dekat sini?"
"ya tentu.... semoga aku bisa membunuh mu"ucap Takano
"aku pun begitu"jawab Dinata sambil berjalan turun dari atap rooftop itu melalui tangga darurat,
mereka lalu turun namun dengan jalur yang berbeda,mereka terlihat menuruni tangga
"jadi nanti malam kita akan ke bar?"tanya Peter
"ya aku saja,kau dan Zhin bejaga dirumah"ucap Takano
"tidak adil,aku merindukan bir tahu"ucap Peter,
Takano lalu berhenti disebuah vending machine dan membeli segelas teh,ia lalu meminumnya,
"apa kau tidak mau memberitahu Yuka tentang ayahnya?"tanya Peter yang secara tiba-tiba bertanya seperti itu
"tidak,nanti saja,aku sudah mengatur waktunya"ucap Takano
"kau pikir para Fukuto knight tidak kesal denganya,kau tahu sifatnya yang selalu menggampangkan segala sesuatu"ucap Peter
"aku pun juga sempat terpikir seperti itu,"ucap Takano sambil meniup tehnya"ngomong-ngomong apa kau sudah tahu dari mana peluru itu berasal?"
"yang kutahu peluru yang mereka gunakan ini sudah lama atau bekas ,karena terlihat dari beberapa karat yang muncul dan selongsong ini yang meledak tak sempurna"ucap Peter"sepertinya nanti malam kita harus memperkenalkan para Kanselir kepada mereka"
"kau saja,aku ada urusan di bar"ucap Takano.
Universitas
"hah... apa ini kenapa susah sekali dipahami"ucap Yuka sambil mencoba memahami materi geometri yang berada di bukunya,ia nampak duduk dikursi kantin bersebelahan
"kau pasti akan mengerti"ucap Ayumi yang sibuk menulis catatan dibukunya
"Ayumi-san bagaimana kau bisa betah dengan mata kuliah serumit ini"ucap Yuka
lalu tak berselang lama datanglah Koji dan teman-temanya ke meja mereka,
"boleh aku duduk disini?"tanya Koji dengan nada cool
Ayumi pun hanya mengagguk namun Yuka yang melihat wajah Ayumi yang terganggu dengan kedatanganya langsung mengoceh,"maaf tapi kami tidak menerima mu"ucap Yuka
"apa? tapi Ayumi tadi mengagguk"ucap Koji
"ya memang,tapi itu bukan berarti dia ingin kau duduk,"
seketika Ayumi menarik baju Yuka memperingatkanya sesuatu
"pergilah sekarang"ucap Yuka,Koji yang mendengar hal itu langsung terdiam
"dengar.. kau pasti akan merasakanya"ucap Koji dengan nada menantang
"oh tentu aku menantikanya"jawab Yuka dengan santai
Koji dan teman-temanya lalu pergi menjauh,sedangkan Yuka kembali membaca bukunya,
"Yuka-chan aku sungguh berterima kasij padamu,namun asal kau tahu Koji itu adalah anak yakuza setempat, dia akan melakukan sesuatu untuk menjatuhkan lawanya,termasuk"
"kekerasan"sambung Yuka"ya aku akan melawanya,karena tugasku adalah melindungimu Ayumi-san"ucap Yuka,"oh Ayumi-san, Eri-chan berapa umurnya sekarang?"
"dia baru 6 bulan,lucu ya"ucap Ayumi
Yuka lalu mengagguk setuju"dia sangat lucu,"ucap Yuka,"Ayumi-san apa kau tahu dimana kamar mandi terdekat?"tanya Yuka yang kebelet buang air kecil
"ada di koridor kedua,jika dari sini kau tinggal lurus lalu belok kiri dan ikuti jalan lalu belok ke kanan"ucap Ayumi
"oke,aku tinggal dulu sebentar"ucap Yuka ia lalu berjalan kearah yang Ayumi tunjukan sesampainya disana ia langsung buang air kecil,dan berkaca sebentar,awalnya suasan kamar mandi siang itu terasa tenang sampai 2 orang pria bersama Koji masuk kedalam dan terlihat mengunci pintu,Yuka yang menyadari hal itu awalnya panik namun dengan cepat ia dapat menenangkan dirinya,
"nampaknya kau sendirian nona"ucap Koji
"bukanya ini kamar mandi perempuan"ucap Yuka yang masih berkaca
Koji lalu memberikan kode kepada temanya untuk maju sedangkan ia mengeluarkan kamera ponselnya,hingga saat sudah didekat Yuka
"kau serius mau melecehkan diriku"ucap Yuka
lalu tanpa basa-basi satu orang lalu menyerang Yuka namun dengan kuat Yuka menahanya dan membantingnya ke lantai hingga membuat hidungnya patah,satu pria yang melihat itupun dengan cepat langsung mengeluarkan pisau sedangkan nampak wajah panik terukir pada Koji,
Kantin
"Yuka lama sekali,apa sebaiknya aku menghampirinya"batin Ayumi,ia lalu mengemasi tas Yuka dan tasnya lalu membawanya pergi kearah kamar mandi,ia berjalan melewati beberapa ruangan dan sesampainya didekat pintu kamar mandi saat dia mau mendekat,secara tiba-tiba pintu itu terdobrak diikuti Koji yang terpental hingga mengenai kaca salah satu ruang guru,dikakinya nampak sebuah pisau tertancap dalam,dan hal itu membuat seisi koridor terdiam kaget begitu pula Ayumi,lalu dari dalam kamar mandi munculah Yuka sambil menjambak rambut laki-laki yang wajahnya sudah babak belur,beberapa orang ada yang mevideokan dan ada juga yang senang melihat Koji babak belur seperti itu,
"dasar pria cabul"ucap Yuka,ia lalu melihat Ayumi yang masih terdiam"Ayumi-san kau tidak perlu repot-repot membawa tas ku"ucap Yuka sambil berjalan menghampirinya"terima kasih Ayumi-san"ia lalu mengambil tas yang masih digenggam oleh Ayumi,
"hei! siapa namamu!"ucap salah seorang mahasiswa yang penasaran dengan sosok Yuka
"Yuka Kuroji panggil saja Yuka"ucapYuka
"kau hebat"ucap mahasiswa itu diselingin sorakan beberapa mahasiswa lainya,sedangkan Koji yang masih kesakitan menyimpan dendam kepada Yuka
mereka berdua lalu berjalan keluar gedung kampus untuk membeli beberapa bahan makanan untuk makan malam di super market karena waktu itu sudah sekitar jam 2 siang,sesampainya disana Ayumi pun sekali lagi terkaget ketika mengambil uang dari kartu atm milik Peter yang berisi sekitar 16 juta yen,ia lalu mengambil uang secukupnya dan lanjut berbelanja bersama Yuka,
Yuka yang melihat Ayumi sedang memilih sayuran pun bertanya kepadanya"apa yang membedakan nya dengan sayuran yang lain?"tanya Yuka
"tentu ada yang membedakanya"ucap Ayumi,ia lalu mengambil dua kubis yang berbeda satu sama lain"kubis mana yang segara dan mana yang tidak segar?"
Yuka lalu terdiam"yang disebelah kanan mungkin"ucap Yuka sambil menunjuk kubisa yang berada ditangan kanan Ayumi
"kenapa kau memilih yang kanan?"
"karena..... karena.... karena...."Yuka yang tak tahu mau menjawab apa hanya mengulang ulang ucapanya
"karena daunya sudah berubah warnanya dan ada sedikit sobekan di daunya"ucap Ayumi
"ooh.... begitu"ucap Yuka"Taka-san tidak pernah mengajarkanku tentang berbelanja,yang dia ajarkan hanya latihan memukul,menebas dan bertahan"ucap Yuka
"kalau begitu bagaimana aku mengajarkanmu berbelanja sekarang"
"oh benarkah! ya aku mau"jawab Yuka senang,mereka pun melanjutkan berbelanja bahan makanan,
sementara itu di sebuah rumah judi kecil
nampak Koji yang berjalan dibantu oleh 2 orang pria memakai jas,terlihat jelas kakinya yang masih diperban,ia lalu duduk diesebelah sang ayah yang adalah bos yakuza setempat,
"kau kenapa?"tanya sang ayah
"ada yang mempermalukan ku"ucap nya"namanya Yuka Kuroji,"
"tunggu apa dia gadis?"tanya sang ayah
Koji lalu mengagguk,dan seketika ayahnya yang mendengar itu langsung menampar Koji dengan keras"kau kalah dengan seorang gadis!?"bentak ayahnya
"namun dia sangat kuat yah,karena nya reputasiku hancur dan bukankah itu juga akan berpengaruh kepadamu ayah?"ucap Koji
sang ayah lalu menghela nafas,"bawa pasukanku selesaikan urusanmu"ucap sang ayah sambil membakar sepuntung rokok dan menghisapnya dalam-dalam dengan rasa malu didalam hatinya mendengar sang anak kalah.