webnovel

Sacrifice

Hari demi hari telah berlalu, saat ini Christine sudah rapi dengan dandanan natural dan gaun pengantin yang sangat indah berwarna putih.

"Putriku cantik sekali," kata Anindya meneteskan air matanya.

Anindya sangat bahagia melihat putri semata wayang dia akhirnya menikah bersama lelaki yang tepat. Dia harap Ferdi bisa menjaga Christine, tidak seperti Will yang dulu sempat meninggalkan mereka.

"Mama jangan menangis. Ini kan hari bahagia aku," kata Christine.

Christine berdiri dibantu para make up artist. Dia perlahan menghapus bulir air mata yang mengalir di pipi mamanya.

"Ini air mata bahagia, Nak. Mama berharap Ferdi adalah pria yang setia," kata Anindya.

Christine memeluk mamanya. Dia tahu pasti Anindya berkata seperti itu karena pernah dikhianati Will.

"Ferdi adalah pria yang tepat untuk aku. Dia rela menunggu hingga selama ini tanpa lelah," balas Christine.

"Iya," kata Anindya.

Tok tok

Terdengar suara ketokan pintu dari luar kamar rias. Tidak lama Will masuk ke dalam.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant