"Sekarang, Sir?"
"Tahun depan. Tentu saja sekarang! Dasar bodoh. Tidak berguna." Setelah itu melempar ponselnya ke jok belakang.
--
Seattle, Amerika Serikat
Liam masih saja berbalut rasa kesal mendapati sang kekasih kembali ke Seattle tanpa memberitahu terlebih dahulu. "Keterlaluan, kau benar-benar keterlaluan." Mengepalkan kedua tangan hingga buku-buku jari memutih. Sebagai sepasang kekasih sudah seharusnya saling berkomunikasi dengan baik. Tapi ini …
Arrgghh. Meninjukan tangannya ke dinding.
Tanpa Liam ketahui sang pramugari sedang menatapnya lekat. "Sepertinya Tuan Liam sedang kesal. Ah, aku tahu apa yang harus aku lakukan." Tersenyum licik seraya menggerakkan jari jemari membuka dua kancing teratas.
Sejenak di tatapnya pantulan dirinya di cermin. Hm, lipstiknya sudah mulai pudar. Ia poleskan lagi, tentunya dengan lip balm supaya bibirnya lebih berkilau.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com