Farisha menunggu sambil mencoba menghubungi ibunya. Namun tidak juga ada balasan. Ia juga mengirim pesan untuk ibunya. Dan yang terjadi selanjutnya adalah hanya terkim tapi tidak keterima. Membuat wanita itu kesal dan ingin menangis saja. Tapi di saat seperti ini tidak ada waktu untuk menangis. Ingat umurnya yang sudah kepala tiga, bukan wanita berusia dua puluh tahunan lagi.
"Tenangkan dirimu, Sayang. Ini tidak akan apa-apa. Kita doakan saja, semoga ini hanya salah paham saja. Kita sebentar lagi akan berangkat ke Jakarta. Kamu harus berpikir tenang hari ini." Usman memanggil sayang karena ada orang lain. Walau lidahnya masih belum terbiasa menyebutnya. Tapi disetiap bertemu orang lain, ia masih melakukannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com