webnovel

2 Demon Child

Menceritakan kisah seorang gadis remaja yang hidup diantara dua Alam. Tiada sangka hidupnya menjadi sebuah perantara dua mahluk iblis yang hendak meneruskan kisah hidupnya di zaman modern. ☆. Publish ~ 22 Februari 2021

Nickolas_Rahardian · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
24 Chs

Bab 2

Siswa itu bernama Rio, yakni seorang siswa terkenal cukup nakal dan usil, ketua kelompok geng ala-ala anak sekolah yang terdiri dari Tian, Ken, Albert, Vino dan David. Mereka teman satu kelas dengan Lavina, Cika dan Vani (9 A)

Mereka datang petantang-petenteng, lantas hendak meraih langsung bola itu di tangan Rani. Namun sebelum mencapai bola tersebut, Secara Sigap Rani mempertahankannya nan menyembunyikannya di belakang badan.

"Kemarikan Bola itu!" Pekik Rio melotot.

"Jadi elo pelakunya si biang kerok!" Cetus Cika lantaran dia paling tidak menyukai tingkah nakal Rio selama ini.

Mendengar itu, Rio lekas menoleh nan menatap tajam padanya.

"Apa loe malah melotot kek gitu, bukannya minta maaf!" Cika mengutarakan rasa kesalnya.

"Minta maaf loe bilang … ?" Rio berlagak bodoh.

"Iyalah, bola yang loe lempar tadi terkena Vina tau gak Loe! Buruan minta maaf ke dia!" Lanjut Cika, sementara Lavina lekas menyempil lengannya, seraya berbisik."Cik, udah …"

"Diem dulu loe Vin," Jawab Cika.

Akan tetapi, Rio tidak merespon kalimat Cika, malahan dia kembali menoleh ke arah Rani hendak meraih bola itu.

"Oit, tunggu!" Pekik Rani melotot semasih mempertahankan bola itu di tangannya.

"Buruan balikin bola itu kampang!" Rio melotot hingga bahasa kasar (Umpatan) keluar dari mulutnya. Membuat Cika selaku teman paling pemberani lekas mendekat kemudian meraih bahu Rio dari belakang.

Seet!

"Heh Rio!"

"Apa!" Jawab Rio melotot tajam.

"Loe jadi cowok bener-bener ya, bukannya minta maaf malah main paksa begini, mengumpat pula!"

"Lalu apa masalah loe, banyak bacot cewek pendek!" Jawab Rio, teman satu kelompoknya lekas tawa mengejek "Hahaha"

Membuat Cika di rundung emosi, begitupun Lavina, Rani, Angel dan Vani. "Gak usah belagu deh loe, Rio!" Ucap Vani.

"Aissh, tak usah ikut bacot loe, Van!" Pekik Rio lantas menoleh lagi ke Rani "Cepat balikin bola itu, Cepat!"

"Aih, Anjing!" Seru Cika.

Lantas Rio pun menoleh lagi ke dia, kemudian mendekat. "Apa loe bilang barusan hah!"

"Gua bilang loe cowok kek anjing! Dengar?" Jawab Cika melotot tajam hingga membuat Rio geram "Brengsek loe cewek pendek!" Seraya mengangkat tangan seakan hendak menamparnya.

"Mau pukul gue hah? Sini pukul!" Cika menantang bersuara cukup lantang hingga membuat perhatian publik, cenderung banyak siswa dan siswi saling melihatnya.

Rio memang terkenal nakal, baik dengan siswa maupun siswi yang memiliki masalah dengannya, dia tidak peduli (tidak pandang bulu)

Sebelum Rio mengayunkan tangannya (Menampar Cika) Lavina beranjak mendekat nan menangkis tangan dia.

Seet!

"Hentikan Rio! Keterlaluan sekali kamu jadi Cowok, apa kamu gak malu mau nampar cewek, hah!" Ucapnya.

"Aish! Kampang tak usah ikut campur loe, Vin!" Jawab Rio lekas menoleh lagi ke arah Cika. "Gua hanya mau bikin pelajaran sama cewek pendek bermulut busuk ini, ngatain gua binatang segala!"

"Loe tuh yang mulai duluan, Kita cuma mau loe tuh minta maaf sama Lavina, gitu aja susah amat. Ngerti bahasa Nasional gak sih loe hah! Apa loe cuma paham bahasa binatang doang?" Lanjut Cika lagi-lagi membuat Rio semakin terbakar emosi.

Rio kembali mengangkat tangannya hendak menampar, Sementara Cika jua menantang, Akhirnya Lavina, Vani dan Angel lekas memegangi Cika nan menariknya mundur.

"Cik, udah Cik …" Ucap Vani.

"Parah Loe, Rio!" Cetus Angel melirik sengit.

"Sebaiknya kita kembali ke kelas guys, tak usah meladeni dia." Ucap Lavina meraih tangan Cika yang kini teramat antusias melawan Rio.

"Rani, ayok" panggil Lavina semasih Rani memegangi bola itu. Lantas Rani beranjak pergi jua menyusul ke-4 temannya seraya melemparkan bola itu ke Rio.

"Makan tuh Bola!"