webnovel

Sebuah Cerita

Setelah hari itu kehidupan Caroline kembali berlanjut, tapi tetap saja Caroline merasa tertekan. Taruhan yang dia katakan pada sang Alpha hanya sebuah kepercayaannya pada Livina. Walau begitu Caroline masih saja takut jika akhirnya tidak sesuai harapannya.

Sekarang dia tengah duduk tenang dengan Luis di sampingnya, sudah seminggu sejak hari itu dan selama itu juga Caroline hanya menemui Luis saja. Itu semua terjadi karena dia memang tidak punya kerjaan juga, dan karena dia juga bosan berada di kamar terus apalagi Sena sudah kembali dari masa Heatnya.

"Huh.."

Caroline menghela nafas kasar, merasa kesal karena dia masih belum mendapatkan jawaban apa pun. Jawaban soal sampai kapan dia akan hidup dengan label Werewolf cacat. Caroline menghela nafas lagi, dia sudah begitu frustasi dengan segala hal yang menghampirinya.

Dari Livina yang jelas sekali menggunakannya hanya untuk kepentingannya. Apa pun alasannya tetap saja dia di gunakan oleh Livina sekarang, walau belum terjadi tapi sepertinya tidak perlu waktu lama sampai dia di gunakan sebagai alat nantinya.

Kadang Caroline berpikir menjadi keturunan Lycan memangnya sesuatu yang membanggakan apa!? Padahal Lycan adalah Werewolf yang siap mati saat perang terjadi, dan kenapa juga Livina bisa dengan mudah mengatakan jika pihak Vampir berniat menyerang. Tidak ada untungnya dia tau soal itu, nyatanya dia tidak akan bisa mencegah perang itu terjadi.

Tunggu!!

Sepertinya ada satu hal yang bisa dia lakukan untuk mencegah perang itu, Caroline jelas tidak mau mati sia-sia karena dia adalah seorang Lycan.

"Kau melamun lagi?"

Caroline menoleh menatap Luis yang terlihat khawatir "apa ini karena ucapanmu waktu itu?"

Caroline menghela nafas lagi, maniknya kembali menatap langit yang gelap dengan salju yang turun. Sebenarnya apa yang dia rasakan? Kenapa rasanya seperti ada yang membuatnya sesak dan begitu egois. Caroline tidak tau apa yang dia rasakan saat mengetahui fakta soal dirinya sendiri.

Dan dia hanya diam lalu bercerita pada Jennifer yang penting-penting saja. Huh.. dia tidak tau apa yang dirinya sendiri rasakan!

"Entahlah.."

Singkat, jelas dan padat adalah bentuk jawaban yang Caroline lontarkan saat ini. Caroline menunduk menatap ke arah sepatunya yang terasa begitu hangat, sebenarnya apa yang dia inginkan dari taruhan ini. Sebuah pegakuan atau ini hanya bagian dari tindakan egois dari egonya.

Caroline kembali menatap Luis, menatap manik Luis yang terlihat begitu indah "apa yang kau pikirkan tentangku?" ucap Caroline tiba-tiba.

Luis berpikir sejenak, dia tau ini bukan pertanyaan biasa yang bisa dia jawab seadanya. Mungkin jika ini pertanyaan biasa maka Luis akan menjawab bahwa Caroline adalah adik, keluarga dan sahabat yang baik untuknya. Tapi nyatanya dia tidak bisa mengatakan hal itu sekarang.

Dan entah kenapa Luis jadi penasaran akan apa yang di pikiran Caroline selama ini, tapi dia harus menjawab apa sekarang. Lidahnya terasa kelu dengan berbagai pemikiran yang semakin merusak segalanya.

"Ternyata aku memang terlalu memaksa keadaan.." ucap Caroline lagi dengan nada memelas menunduk merasakan bagaimana dinginnya udara di sana.

"Sebenarnya kenapa kau berpikir seperti itu? Jika ini karena ucapanmu terkahir kali, jelas aku percaya kau akan segera bertemu inner woflmu"

Caroline mendongak menatap Luis yang meraih tangannya sekarang, padahal udara begitu dingin tapi kenapa tangan Luis bisa sehangat ini. Apa ini karena Luis adalah seorang Werewolf, huh.. padahal dia juga seorang Werewolf tapi dia masih saja merasakan dinginnya udara saat ini.

"Apa kau begitu percaya padaku?"

Luis mengangguk menatap tepat di manik biru Caroline, terlihat jelas sebuah kejujuran di manik Luis. Tapi rasanya Caroline menjadi ragu dan tidak bisa berpikir apa pun soal kepercayaan dari dirinya sendiri.

"Luis.. apa kau mau membantuku?"

Luis terkejut tapi dia hanya mengangguk dengan sebuah senyuman lebar menatap Caroline yang masih saja merasa gelisah. Sepertinya dia akan mengatakan soal kebenaran tentang dirinya sekarang, jelas sekali dia tidak akan mungkin bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi.

Apalagi Luis adalah satu-satunya keluarganya sekarang dan dia tidak mau menjadi orang egois yang hanya tahu tentang diri Luis saja. Seperti halnya dia yang mengetahui nama inner wofl Luis, kali ini dia akan memberi tau Luis bahwa dia adalah seorang Lycan.

"Bantu apa?"

Caroline menghela nafas menatap tepat ke arah manik Luis, lagi-lagi ada perasaan ragu tapi Caroline langsung menepisnya dan berharap ini adalah keputusan yang tepat "kau mungkin tidak akan percaya pada apa yang aku katakan, tapi Luis sebenarnya aku bukan Werewolf biasa melainkan...."

Ucapan Caroline terhenti, dia terlalu takut jika Luis tidak percaya padanya. Maniknya bisa melihat jelas bagaimana Luis yang menatapnya penasaran dengan sebuah tanda tanya besar akan ucapan Caroline yang aneh "melainkan apa?"

Tangan Caroline semakin menggenggam kuat tangan Luis berharap dia bisa mengatakannya tanpa ragu sekarang "aku seorang Lycan"

Luis terdiam tubuhnya membeku menatap Caroline yang menatapnya takut, dia bisa melihatnya sebuah tatapan yang bergetar di manik Caroline. Jika boleh jujur Luis jelas tidak percaya akan apa yang di katakan Caroline, tapi saat melihat manik biru itu bergetar Luis langsung tahu bahwa apa yang di katakan Caroline adalah kenyataan.

Kenyataan yang tidak bisa di anggap remeh dan juga tidak bisa di anggap sebuah lelucon. Luis membalas menggenggam tangan Caroline menunjukkan sebuah senyuman hangat seakan Luis percaya padanya.

"Aku tidak akan munafik sekarang, kau pasti tau bahwa aku mungkin tidak akan percaya dengan ucapanmu tapi aku tau saat kau berbohong atau tidak padaku dan kali ini kau tidak berbohong"

Caroline merasa bersalah, kenapa dia tidak mengatakannya sejak awal saja. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan Luis yang begitu baik padanya. Kenapa dia begitu bodoh selama ini, rasanya dia tidak pantas marah jika akhirnya Luis tidak mempercayai dirinya.

"Aku percaya"

Manik biru itu membulat sempurna menatap Luis yang tertawa kecil akan reaksinya sekarang. Caroline tidak bisa menutupi rasa senangnya bahwa Luis adalah orang terdekatnya dan seseorang yang dia anggap keluarga. Caroline tersenyum merasakan malu karena kebodohannya sendiri.

"Maaf.. karena menyembunyikan hal ini darimu" ucap Caroline menunduk dengan pipi yang memerah karena malu.

Dan Luis semakin tertawa menatap sepupunya yang begitu menggemaskan, tidak ada yang bisa membuatnya tertawa lepas kecuali wajah memerah milik Caroline yang jarang dia lihat itu "aku tau kau itu bodoh"

Caroline mendengus menatap tajam ke arah Luis yang masih saja tertawa "jadi ceritakan semuanya padaku oke!"

Dan Caroline hanya mengangguk menatap Luis yang begitu penasaran akan ceritanya sekarang "baiklah.."

akhirnya tiba juga untuk up, dan aku juga berharap kalian menyukai bab ini

Park_Keyzacreators' thoughts
Chapitre suivant