webnovel

KESEPAKATAN (2)

Markas utama CNY Company. Shanghai, China.

"Mataya, kau harus makan dulu. Tukak lambungmu bisa kambuh jika kamu terus begini," ujar Vla mencoba membujuk Mataya kembali agar dia memakan sesuatu untuk mengisi perutnya yang kosong selama beberapa hari ini.

Mataya sama sekali tidak bergeming. Dia terus saja diam mematung dengan tatapan kosong selama beberapa hari belakangan ini. Yang dia pikirkan sekarang hanyalah bagaimana caranya agar Biserka sembuh dan segera siuman dari komanya.

Vla yang melihat Mataya seperti itu tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada yang bisa membujuk Mataya kecuali saudari kembarnya, Biserka dan dirinya sendiri.

Vla mengembuskan napasnya berulang kali, memikirkan cara agar Mataya bisa mengendalikan dirinya dan tidak terlarut dalam kesedihan.

Saat Vla sedang memikirkan berbagai cara, tidak lama kemudian Ahmed datang dan bergegas menghampiri Vla dan Mataya.

"Apa sampai saat ini Mataya belum juga mau makan sesuatu?" tanya Ahmed pada Vla.

Vla menggelengkan kepalanya memberi jawaban sembari menghembuskan napas berat dan memasang ekspresi wajah yang sudah capek memikirkan cara agar Mataya bisa dibujuk.

Ahmed yang melihat ekspresi Vla pun langsung mengerti bahwa Mataya belum juga makan hingga saat ini dan masih terlarut dalam kesedihannya.

"Hei Taya," ucap Ahmed menepuk pelan pundak Mataya.

Mataya menoleh ke arahnya dan menatap Ahmed dengan tatapan kosongnya.

"Kamu boleh bersikap egois pada dirimu seperti ini, tapi kamu juga harus ingat, tanggung jawabmu bukan hanya kepada dirimu sendiri atau bahkan Biserka."

"Kamu juga harus ingat dirimu sebagai jaksa dan sebuah pemimpin perusahaan. Dan ingat juga tanggung jawabmu terhadap anak-anak yang kau asuh selama ini." Ahmed mencoba menyadarkan Mataya agar dia bisa kembali mengontrol diri nya sendiri dan bersikap sebagaimana dia seharusnya bersikap.

Mataya sedikit tersadarkan oleh ucapan Ahmed dan dia pun mengangguk mengerti bersamaan dengan air mata nya yang kembali mengalir membasahi wajahnya.

"Ya, Ahmed, kamu benar. Tanggung jawabku kepada banyak orang. Bukan hanya kepada diriku sendiri atau bahkan kepada Biserka seorang," jawab Mataya pada Ahmed.

Mataya kemudian menoleh ke arah lain dan baru menyadari keberadaan Vla disana, dia berkata, "Maafkan aku Vla, aku telah merepotkanmu belakangan ini. Kamu sudah bekerja keras, berliburlah dulu beberapa hari ini untuk beristirahat."

"Tidak Mataya, aku akan terus menemanimu dimanapun kamu berada. Aku tidak akan mengambil liburan itu. Kita bisa berlibur bersama-sama nanti disaat situasi sudah membaik, okey?" Vla menjawab Mataya, dia sama sekali tidak berniat untuk pergi meninggalkan Mataya disaat seperti ini apalagi sampai berlibur sendirian diatas penderitaan yang Mataya sedang alami.

"Baiklah jika itu maumu. Ya kita akan berlibur bersama saat situasi sudah membaik," jawab Mataya mengiyakan dan setuju dengan perkataan Vla.

"Alright! Mataya kamu harus makan sekarang, bibir dan wajahmu sangat terlihat pucat seperti vampire. Kamu tidak mungkin kan menemui clien dan para staf dengan penampilan seperti ini?" ucap Ahmed mencoba menghibur Mataya sekaligus membujuknya agar mau makan sesuatu.

Mataya pun tersenyum kecil mendengar perkataan Ahmed, "Biarkan saja mereka melihat ku sebagai vampire. Toh, berarti aku bisa menggigit dan menghabisi mereka nantinya."

"Ckckck, benar-benar sadis sekali! Aku tidak tahu bahwa selama ini aku mempunyai sahabat yang benar-benar kejam. Tapi karena kamu tetap seperti anak bebek di mataku, jadi aku tidak akan pernah menganggap sisi kejam mu itu," ucap Ahmed meledek Mataya dan menggodanya.

"Cih," Mataya tersenyum malas mendengarkan ucapan Ahmed.

"Baiklah aku akan makan sekarang. Oh iya Vla, bolehkah aku meminta tolong? Aku butuh perkembangan kasus di Indonesia dan clien yang akan ku jumpai di Shanghai," lanjut Mataya yang akhirnya mau makan sesuatu dan meminta tolong kepada Vla mengenai pekerjaannya.

Vla pun menggangguk, "Baiklah Mataya, tidak masalah. Akan ku urus itu semua dan memberitahukannya padamu segera." Vla pun segera bergegas pergi meninggalkan Mataya dan Ahmed berdua.

"Alright, akhirnya kamu seperti Mataya biasanya," ucap Ahmed sembari mengusap air mata di wajah Mataya.

"Memang Mataya yang biasanya itu gimana?" jawab Mataya.

"Mataya yang seperti biasanya ya? Hmm… Mataya yang seperti biasa itu, yang suka ngomel, ceria, dan galak." Ahmed mencoba mendeskripsikan Mataya yang biasanya.

"Cih! Kenapa tidak ada yang baik?!" Mataya menggerutu kesal kepada Ahmed.

"Tentu saja karena sifat baikmu terlalu banyak untuk disebutkan, jadi lebih gampang untuk menyebutkan sikap kebalikanmu itu," jawab Ahmed sembari menyuapi Mataya.

Mataya tersenyum malas dan membuka mulutnya menerima suapan makanan dari Ahmed seperti seorang anak kecil.

"Taya, everythings gonna be alright, okey?" lanjut Ahmed menenangkan Mataya kembali dan memberinya dukungan.

"Yeah I know. Well, everything happens for a reason, right?" Mataya menjawab Ahmed dengan prinsipnya yang selalu dia pegang teguh, bahwa segalanya terjadinya karena suatu alasan.

"Yeah Pretty, sure." Ahmed mengiyakan ucapan Mataya dan kembali menyuapinya.

***

Apartment Biserka, Shanghai.

"Jadi kapan kamu menemui kakakku?" tanya Biserka kepada Benvolio.

"Sore ini," jawabnya singkat tanpa menoleh kearah Biserka sedikitpun.

"Lalu bagaimana dengan rencana untuk mengambil rekanku darisana?" tanya Biserka kembali kepada Benvolio.

"Nanti kuberitahu. Nona, bisakah Anda diam sejenak dan tidak bertanya apapun lagi? Kau tahu kau sangat berisik dan mengganggu!" jawab Benvolio sarkas kepada Biserka yang sedari tadi terus saja melontarkan banyak pertanyaan kepadanya dan menggangu konsentrasinya dalam menyusun strategi.

Biserka pun mendengus kesal mendengar ucapan Benvolio, "Cih, menyebalkan!"

Biserka pun pergi dari hadapan Benvolio dan memutuskan untuk mengajak Pavlo bermain sebuah games battle royal Bersama.

"Hei Pav, apakah kamu bisa memainkan games battle royal? Maukah kamu bermain bersama denganku?" tanya Biserka kepada Pavlo dan mencoba mengajaknya bermain games bersama.

"Ah, aku jarang bermain games. Tapi jika kau bisa memberikanku tutorialnya dan sedikit penjelasannya aku mungkin bisa bermain bersama denganmu," jawab Pavlo dan segera membereskan dokumen-dokumen yang sedari tadi sedang dia analisa.

"Pavlo! Aku tidak mengizinkanmu bermain bersamanya! Analisa mu saja belum selesai dan kamu juga harus menemaniku pergi ke CNY Company sore ini! Kau tidak punya waktu untuk hal tidak berguna seperti ini!" sahut Benvolio tiba-tiba dan membuat Pavlo mengurungkan niatnya untuk ikut bermain dengan Biserka.

Benvolio melanjutkan, "Anda juga, Nona. Anda juga harus mencari lebih banyak informasi dan menelusuri kembali semua jejak 'sarang monster'!"

"Cih, menyebalkan sekali!" Biserka kembali menggerutu dan bete dengan Benvolio. Dia segera pergi meninggalkan Benvolio dan Pavlo ke ruang kerjanya untuk melakukan apa yang Benvolio perintahkan kepadanya.

Setelah beberapa menit Biserka meninggalkan Benvolio dan Pavlo di ruang tamu, Benvolio mengatakan sesuatu kepada Pavlo.

"Pav, siapkan penawaran yang membuat saudari kembarnya Biserka tidak bisa menolak dan menjamu kita di markas utamanya. Apapun caranya kau harus temukan itu."

"Baik Ben, akan kucari cara untuk bisa memasuki markas utama itu," jawab Pavlo.

***

Kediaman keluarga besar Constanzo, Milan-Italia.

"Papà, posso fare una vacanza e un corso di lavoro a Shanghai? (Ayah, bolehkah saya berlibur dan kursus bisnis di Shanghai?)" tanya Callista pada Xavier, ayahnya.

"A shanghai? Perché è lontano caro? Prendi quelli che sono ancora nell'area europea, ok? (Di Shanghai? Kenapa jauh sekali? Ambil yang masih di kawasan Eropa saja ya?)" jawab Xavier kepada putrinya.

"Perché? Solo a Benvolio era sempre permesso e permesso ovunque volesse andare. Perché no? (Mengapa? Hanya Benvolio yang selalu dibolehkan dan diizinkan kemanapun dia ingin pergi. Kenapa aku tidak?)" jawab Callista tidak terima.

"Sì, sì, va bene, puoi andare, va bene? (Ya, ya, baiklah, kamu bisa pergi, oke?)" jawab Xavier yang akhirnya mengiyakan permintaan anaknya itu.

"Grazie papà, ti amo. (Terima kasih papa, aku mencintaimu)," jawab Callista.

-bersambung-

***

*Note*

Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.

Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^

Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 10 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^

Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^

Salam hangat

Chasalla

#Jadwal update: Sabtu & Minggu.

Chapitre suivant