webnovel

KESEPAKATAN (3)

Tring…

Benvolio menerima sebuah pesan yang dikirimkan ke surelnya. Dia pun segera membuka pesan itu dan membacanya.

To: Benvolio Constanzo.

"Figliolo, papà vuole chiedere il tuo aiuto. Callista vuole prendersi una vacanza e seguire dei corsi a Shanghai. Puoi occupartene mentre sei a Shanghai? (Nak, Papa ingin meminta bantuanmu. Callista ingin berlibur dan mengambil kursus di Shanghai. Bisakah kamu mengurusnya saat berada di Shanghai)?"

From: Xavier Constanzo.

Benvolio mendengus malas setelah menerima pesan ini. Callista hanya akan menambah tugasnya saja di Shanghai. Tetapi dia pun tidak bisa menolak permintaan Xavier, Papa angkatnya.

"Ck, kenapa adik manja itu harus memilih Shanghai sih? Urusanku disini saja masih jauh dari kata selesai!" Benvolio mendecak kesal dan segera bersiap-siap untuk pergi ke CNY Company. Sebelum dia beranjak pergi, dia menyempatkan dirinya untuk membalas pesan Xavier, Papa angkatnya itu.

"Hei, sudah siap Ben?" Pavlo menepuk bahu Benvolio, memastikan dirinya sudah siap untuk berangkat ke CNY Company.

"Ya, sudah. Ayo berangkat sekarang." Benvolio mengiyakan lalu segera bergegas keluar dari apartemen Biserka.

***

Markas utama CNY Company, Shanghai.

"Kenapa seorang pemimpin perusahaan raksasa seperti dia ingin menemuiku? Apakah kita ada projek bersama dengan perusahaan mereka?" tanya Mataya bingung, kenapa seorang presdir perusahaan besar berskala internasional membuat janji pertemuan dengannya.

"Aku juga kurang tahu alasan pastinya. Mereka hanya bilang ingin membahas suatu projek denganmu," jawab Vla menjelaskan kepada Mataya.

Mataya mengangguk mengerti dan kemudian bertanya mengenai perkembangan kasus yang sedang ditangani di kejaksaannya di Indonesia, "Apa ada hal baru mengenai kasus yang sedang kita tangani di Indonesia?"

"Ya, ada pembaruan dari kasusnya. Akan tetapi tidak terlalu spesifik dan masih belum bisa dipastikan validasinya, Mataya," ucap Vla kemudian menunjukkan sebuah informasi tersebut dari smartphone nya.

Mataya menghela napasnya. "Baiklah, kita urus kasus itu nanti, setelah pertemuan dengan clien kita selesai," jawabnya.

Di tengah-tengah percakapan Mataya dan Vla, seorang staff menghubungi Vla bahwa clien telah sampai di perusahaan.

Vla pun segera memberitahu Mataya mengenai informasi ini.

"Waw, kenapa mereka datang lebih cepat dari jadwal pertemuan? Baiklah, ayo kita ke perusahaan untuk menemui mereka," ucap Mataya dan segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan pribadinya itu.

Jarak antara markas utama dengan perusahaan CNY Company sangatlah dekat. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit saja. Mataya sengaja mendirikan markas utama perusahaan di dekat perusahaan nya agar lebih mudah dalam mengawasi sekaligus menemui para clien nya.

***

Pusat perusahaan CNY Company, Shanghai-China.

Mataya sampai di perusahaan nya dan disambut oleh semua staff yang ada disana.

Kepala personalia memberikan salam serta menunduk hormat kepada Mataya, dia segera mengarahkan Mataya ke tempat clien nya berada.

Sebelum memasuki ruangan yang ditempati clien nya tersebut, Mataya tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada Wei Mian, selaku kepala personalia di perusahaan nya yang telah mengantar dan mengarahkannya ke ruangan di mana clien nya berada.

Mataya pun segera memasuki ruangan tersebut.

Kriett...

Benvolio dan Pavlo yang melihat pintu ruangan terbuka dan menampilkan dua orang perempuan, segera berdiri sebagai tanda hormat mereka.

Benvolio yang melihat wajah Mataya reflex mengarahkan jarinya menunjuk Mataya, "Kamu?"

"Ben apa yang membuatmu terkejut? Biserka kan sudah bilang kepada kita bahwa mereka adalah saudara kembar," bisik Pavlo kepada Benvolio menyadarkannya.

Mataya yang terkejut karena ditunjuk seperti itu secara tiba-tiba oleh clien nya pun hanya bisa manjawab, "Ya?" sambil tersenyum kepada Benvolio.

"Ah, maafkan aku, Nona. Hanya saja sepertinya kita sudah pernah bertemu sebelumnya," ujar Benvolio kepada Mataya.

Pavlo yang mendengar perkataan Benvolio pun panik, tidak habis pikir apa yang ingin dilakukan oleh Benvolio, "Ben?!"

"Ah, benarkah Tuan? Maaf aku tidak mengingatnya," jawab Mataya, tidak ingat pertemuan yang Benvolio maksud itu.

"Cih, kamu kan perempuan yang menabrak saya sewaktu di bandara dan menjatuhkan smartphone milikku," jawab Benvolio kesal karena Mataya tidak mengingat bahwa dirinya pernah bertemu secara tidak sengaja dengan Benvolio dan membuat smartphone nya terjatuh tanpa meminta maaf dengan benar padanya.

Mataya yang mendengarkan perkataan Benvolio dengan nada yang tidak mengenakkan itu pun tidak terima, "Ah ya benar, saya ingat sekarang. Anda orang yang mengumpat selama di bandara dengan bahasa Italia, bukan? Saya memang sengaja menabrak Anda waktu itu, Tuan. Karena saya tidak tahan dengan kata-kata yang terus saja kau gumamkan sewaktu di bandara." Mataya tersenyum mengejek kepada Benvolio.

"Hei! Bandara kan tempat umum! Saya bebas dong untuk berkata sesuka saya!" jawab Benvolio yang emosinya semakin memanas.

"Justru karena itu tempat umum, saya juga bebas untuk mendengarkan apa yang saya ingin dengarkan," jawab Mataya kembali dan mulai ikut emosi menghadapi Benvolio.

Vla yang mendengar percakapan keduanya tidak berjalan dengan lancar dan wajar seperti seharusnya, segera menahan Mataya dan meminta maaf kepada Benvolio dan Pavlo.

"Hei, Mataya, tenangkan dirimu, ya?" ucapnya pelan kepada Mataya mencoba membujuk Mataya agar dirinya tidak lepas control dan emosi.

"Saya mewakili Mataya, ingin meminta maaf juga kepada Tuan-Tuan," lanjut Vla kepada Benvolio dan Pavlo.

Pavlo juga melakukan hal yang sama seperti Vla dan meminta maaf kepada Mataya dan juga Vla atas kerusuhan yang dibuat oleh Benvolio di perusahaan mereka, "Ah ya, tidak apa-apa, Nona. Saya juga ingin meminta maaf kepada Nona-Nona atas kerusuhan yang ditimbulkan oleh atasan saya."

"Baiklah, apa kita bisa langsung membicarakan urusan bisnis kita saja?" Pavlo mencoba mencairkan suasana dan mengalihkan perdebatan di antara Mataya dan Benvolio.

"Ya, tentu," jawab Mataya dan segera duduk di sofa yang terletak di sebelah Benvolio.

"Hei, jangan duduk di sebelahku, duduk di sana saja!" ucap Benvolio saat Mataya sudah duduk dan menempati sofa di sebelahnya.

Mataya pun tidak habis pikir dengan clien nya ini yang terus saja mencari ribut sedari awal. "Hei Tuan, maafkan perkataan saya ini, tapi Anda benar-benar tidak tahu diri! Anda saja yang duduk disana! Enak saja mengusirku! Lagipula sekarang Anda sedang berada di perusahaan saya, bukan perusahaan Anda!" ucap Mataya sarkas kepada Benvolio.

Mataya memasang wajah sinis nya dan tatapan yang tidak bersahabat dengan Benvolio.

Benvolio pun tidak mau kalah dan melakukan hal yang sama seperti Mataya itu.

Pavlo kemudian menghentikan kembali keduanya dan berkata, "Baiklah Tuan dan Nona, sepertinya perdebatan kalian harus dihentikan sampai disini saja. Oh ya, perkenalkan kembali nama saya Pavlo dan yang sedari tadi membuat ribut ini, pimpinan perusahaan BCIF, Benvolio Constanzo."

"Pav, beraninya kau?! Mengapa kau mempermalukanku?" ucap Benvolio pelan kepada Pavlo karena kesal dirinya dipermalukan.

"Aku tidak mempermalukanmu, Ben. Kau yang mempermalukan dirimu sendiri sedari tadi," bisik Pavlo menjawab ucapan Benvolio.

"Baiklah Nona-Nona, projek yang ingin kami tawarkan adalah untuk membuat pesawat tempur atas nama perusahaan kami. Tenang saja, kalian akan memiliki sebagian dari saham projek ini," ujar Pavlo menjelaskan projeknya kepada Mataya dan Vla.

-bersambung-

***

*Note*

Halo semuanya! Apa kabar? Aku harap kalian baik-baik saja dan semoga hari kalian menyenangkan.

Mohon maaf sebelumnya, jika karyaku ini masih banyak kesalahan ataupun alur ceritanya yang tidak sesuai ekspetasi kalian. Namun, jika kalian mempunyai saran dan kritikan untukku ataupun karyaku jangan sungkan ya untuk memberitahuku di kolom komentar. Aku akan sangat berterimakasih kepada kalian^^

Aku juga ingin mengucapkan terimakasihku dengan setulus tulusnya kepada para pembaca yang setia membaca karyaku sampai di chapter 11 ini. Kuharap kalian tidak bosan dan menemaniku hingga akhir cerita ini^^

Aku akan berusaha semaksimalku untuk karya ini^^

Salam hangat

Chasalla

#Jadwal update: Sabtu & Minggu.

Chapitre suivant