Shin : Jadi apapun serangan yang kulakukan memang tidak bisa membunuhmu ya, cih..
Lucifer : Yaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Karena kau sudah mengerti ijinkan aku untuk membuatmu tidur selamanya ya, biar aku bisa makan lagiiiii.
Iblis ini sudah gila, ungkap Shin dalam pikirannya. Tapi ini bukan saatnya untuk berbicara panjang lebar dengan makhluk ini. Aku harus segera mengakhirinya dan membantu yang lainnya.
Nenek Rose : Tak perlu khawatirkan kami nak, semua yang di atas sudah kami atasi.
Dari atas, keempat dari mereka melompat menerjang langsung menuju ke arah Lucifer, akan tetapi dengan serangan tebasannya langsung memecah formasi mereka dan membuat mereka terpaksa menghindar ke berbagai arah yang berbeda - beda.
Pak Tua Frank : Kita butuh perisai untuk mengatasinya, apa kau ada membawanya Kana ?
Kana : Sebentar aku keluarkan dulu…
Lucifer : Kalian pikir aku akan diam saja di sini
Dengan cepat lucifer langsung menghujamkan banyak sekali serangan tebasan yang sangat terarah ke masing - masing orang dan membuat mereka sekali lagi harus menghindar.
Roger : Kita tak bisa menahan serangan si sailan yang satu ini… sekali kena maka habislah kita
Pak Tua Frank : Baru mulai sudah ketemu yang susah, heh. Lagi pula kita memang harus bisa mengalahkan yang seperti ini untuk bisa terus lanjut sampai ke bawah sana.
Rose : Aku akan melakukan manuver super untuk mendekatinya. Roger, tolong kau halau dan bekukan serangannya dengan kemampuan spesial tongkatmu.
Roger : Shin, biar kami yang beraksi sekarang ya, hehe. Kau akan melihat tag team
terbaik dari umat manusia untuk saat ini.
Shin : Oh…..
Roger dengan segera melakukan gerak menangkis serangan Lucifer.
Alhasil ujung tombak senjatanya langsung terbelah. Akan tetapi ada yang kelihatan aneh.
Tongkat itu kini tumbuh bahkan menjadi lebih panjang dari sebelumnya.
Roger : Kalau kau pikir tombakku akan semakin pendek kalau dipotong, maka kau salah besar ! Tombak ini akan langsung menghujam ke arahmu dari jarak yang super ini.
Roger langsung mengarahkan ujung bilah tombak yang baru tumbuh dan dengan kecepatan yang super itu berhasil menghujam tepat ke dada sang iblis.
Sang iblis yang tengah berusaha melepas tongkat tersebut ternyata tidak bisa bergerak, sebab tongkat tersebut membelah dengan banyaknya ketika mengenai sang iblis.
"Cihh"
Rose langsung berlari dengan sangat cepat melalui tongkat yang sudah dijulurkan oleh Roger ke arah Lucifer memberikannya hempasan tembakan bertubi - tubi tepat dari atas kepalanya, badannya, dan kakinya.
"Manusia sintinGGGGGGGGGGAhdljkahskjldhajsfs cs"
Sekali lagi tombak itu patah dengan kekuatan stimulus yang di berikan oleh Lucifer terhadap sekelilingnya, mencipratkan darah - darah ke muka Rose, membuatnya tak bisa melihat.
Paman Frank : Kau tidak akan mati kan oi, opah, cuman karena terkena cipratan sedikit ?
(menyeringai)
Nenek Rose tersenyum kecil lalu melakukan gerak menendang ke arah Lucifer menghempaskannya cukup jauh, sementara dia melakukan gerakan putaran 180 derajad ke belakang.
Ia lalu mengeluarkan sebuah manik - manik kecil yang rupanya ketika dilemparkan ke Lucifer membuatnya tersengat aliran listrik yang cukup untuk membuatnya tidak bisa bergerak sementara waktu.
Roger sekali lagi menghujamkan tongkatnya dengan cepat lalu setelah menancap ke arah lucifer, mengangkatnya tinggi - tinggi seraya membantingnya tepat ke arah Shin dan yang lainnya.
Kana : Baiklah dengan ini berakhir sudah….
Shin : Wooooooww…
Shin melihat sebuah perisai berukuran setinggi Lucifer yang memancarkan cahaya sentrik dari seluruh badannya dan dengan menyodorkannya tepat di mukanya dan membantingnya ke tanah membuat sang iblis seakan -akan penyok.
Kana : Terima ini !!!
Poof...…
Tak ada lagi yang tersisa dari badan Lucifer seakan ia menghilang entah ke mana.
Shin : Dia mati atau bagaimana ?
Rose : Hehe anak muda yang tinggal di zaman batu, ini adalah senjata paling mutakhir di era ini, Pemusnah. Dengan menguapkan partikel - partikel dengan tekanan super tinggi dengan panas yang hampir setara dengan inti bumi, ini jelas senjata penghancur nomor satu terhadap apapun.
Shin : Heehhh, memangnya ada yang tau pasti inti bumi itu berapa panasnya.
Rose sekali lagi menatapnya dengan tatapan jengkel, tetapi Shin tetap merasa biasa - biasa saja hingga sang nenek menembaknya dengan sungguh - sungguh dari jauh.
Shin langsung menghindar dengan keringat dingin masih bercucuran…
Tak menyangka akan bertemu seseorang segila ini yang berniat membunuhnya karena lelucon yang hanya asal ia omong saja.
Shin : Ok, jadi dengan semua peralatan canggih ini tentu kita akan menyelesaikan semua ini dengan mudah kan hahaha..
Semua orang terlihat memasang muka serius ketika mendengar dia mengatakan hal tersebut.
Paman Frank : Inilah sebabnya aku bilang manusia itu makhluk paing bodoh. Menganggap hanya dengan kemampuannya dan akal yang ia miliki bisa menaklukkan segala yang ada di alam semesta ini. Mereka bahkan tidak tahu apa - apa soal asal muasal mereka sendiri dan makhluk macam apa yang sudah menciptakan kehidupan di alam semesta ini.
Kana : Apa kau lupa aku pernah menyinggung soal DEWA Shin ?
Shin mengingat kembali perkataan Kana ketika di dungeon pertama
"Ini semua hanya permulaan untuk membunuh DEWA"
Shin : Dewa itu hanya mitos kan ?
Rose : Entahlah, tapi kalau sudah melihat semua kejadian hingga saat ini, kurasa menurut segala penelitian yang kami lakukan, walau kami tidak pernah bertemu sama sekali,
Dewa itu ada…
Roger : Dan walau dengan semua peralatan yang luar biasa ini kita bisa beruntung untuk membunuh para iblis, mungkin saja kita tak akan sanggup untuk melawan entinitas yang lebih tinggi di luar nalar manusia rendahan seperti kita.
Shin : Manusia itu bukan makhluk serendah itu Roger !!
Shin dengan muka penuh keyakinan melihat ke arah Roger
Shin : Di antara semua makhluk ciptaan Tuhan, kitalah makhluk pilihan-Nya bukan begitu ??
Dengan muka agak gemetar Roger kembali menyanggah tanggapan Shin
Roger : Tapi bagaimana kalau sebenarnya kita hanyalah mainan kecil-Nya, yang Ia mainkan hanya untuk kepentingan pribadi-Nya. Kalau melihat semua bencana ini, aku tidak bisa…..
Roger memang masih terlalu muda untuk menghadapi semua ini, walau begitu semua yang ada di sini kelihatannya setuju dengan semua yang diungkapkan Roger…
Manusia yang selama ini hidup tanpa mengetahui apa pun, dilanda dengan bencana besar yang tak pernah mereka kira akan alami.
Dalam keputusasaan, manusia tidak dapat melakukan apa pun dengan kemampuan mereka yang rupanya sangat terbatas, mengutuk hidup mereka, seperti kecoa yang diinjak - injak oleh takdir.
Kana : Tapi kita yang ada di sini berbeda dari manusia lainnya. Kita akan merubah takdir yang keji ini menuju masa depan umat manusia yang baru. Kita tak bisa terus berpaku pada masa lalu.
Paman Frank : Heh yang muda memang sangat bersemangat dan optimis akan masa depan walau kondisinya seburuk ini. Kami yang tua, apalagi nenek tua yang buawel ini bahkan cuman selalu memikirkan kematian yang semakin dekat.
Rose : Aku sudah tak peduli lagi soal mati, aku cuman ingin menghabisi semua yang telah membuat semuanya hancur berantakan.
Roger : Ahh, aku rasa sudah cukup melihat ke belakang. Mengingat kita yang masih hidup sekarang harus berjuang memulihkan kembali peradaban manusia, melawan musuh - musuh umat manusia yang menyebabkan semua ini.
"AAAhhhh, apa ini dari tadi suara tidak jelas yang keluar dari para makhluk rendahan."
Shin menoleh ke arah belakang dan dalam sekejap mata sebuah bilah besar pedang telah berhasil menghujam lengan kanan yang ia arahkan secara refleks untuk menghindari serangan yang awalnya ditujukan langsung ke mukanya.
Kana : Mustahil kau kan sudah mati..
Lucifer : Makhluk yang ingin mencapai kesempurnaan sepertiku tidak mungkin mati dengan serangan seperti itu saja.
Daerah di sekitar Lucifer seketika menghasilkan ruangan yang lembap dan membuat oksigen di sekitar mereka berkurang secara drastis, membuat mereka tidak dapat bernapas, sementara Shin meraung kesakitan.
Lucifer terus merobek lengannya hingga hampir terbelah dua secara vertikal dari pergelangan menuju siku.
Lucifer : Aku sudah ingat…. Seperti ini kan dulu kau mencoba membunuhku dulu….
"Roseeeeeeeeee cepat, uhuk - uhuk, bawa kita pergi dari sini...."