Airmata mengalir begitu derasnya. Naura memeluk syal yang Serchan lingkarkan dilehernya. Supir taxi pilihan Serchan hanya bisa diam. Ia hanya bertugas mengantarkan Naura sampai ke tempat tujuan dengan aman.
"Nona, kita sudah sampai."
"Terimakasih!"
Supir itu membantu menurunkan koper milik Naura. Naura tidak perlu membayar biaya karena Serchan sudah membereskannya.
Naura berjalan masuk semakin dalam. Ia cek in dan menunggu diruang tunggu. Jantungnya berdebar. Ternyata, diam-diam ia masih memiliki pikiran tentang Delice. Ia masih ada sedikit harapan kalau Delice akan datang, mencegahnya dan memaksanya untuk tinggal.
'Hahhhhhh... Apa yang aku pikirkan? Dasar konyol,' batin Naura.
Srukkk...
Pria yang memakai pakaian formal, duduk disampingnya. Ia memakai kacamata hitam, memakai topi, syal, sarung tangan, ia juga berkumis dan berjenggot lebat sampai bibirnya tertutup.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com