webnovel

EP 15-Cahaya Hijau

22:30 PM.

Jennifer dan juga Minho pulang ke rumah, tentu saja dengan Jiwon. Mereka bertiga pergi kerumah orang tuanya Jenn, yah bagaimana pun rumah itu adalah satu satunya tempat yang nyaman karena jauh dari permukiman.

Sebenarnya hari ini mereka sedang mabuk, karena party yang diadakan di perusahaan sungguh membuatnya bahagia dan puas sekali.

Jenn dengan langkah lunglai nya itu terlihat tidak baik-baik saja. Bahkan beberapa kali dia salah memijak kaki.

"Kamu harus tidur dengan cepat Jenn." Ujar Jiwon.

Hanya gadis itu saja yang tidak mabuk. Entahlah. Dia memang kuat dengan rasa alkohol.

"Besok aku libur..." Ungkap Jenn dengan tertawa terbahak-bahak.

Rasanya menyenangkan sekali berada ditengah tengah ruangan dengan berputar putar.

"Jangan terlalu bahagia... Tidurlah cepat. Aku harus mengantarkan Minho kerumah nya. Ayahnya terus terusan mengatakan jika dia ingin memeluk anak nya 100 kali." Ketus Jiwon dengan tertawa lebar.

Jenn memutuskan untuk tidur di dalam kamarnya dengan menyelimuti tubuhnya. Hanya menggunakan tank top karena kepanasan dan celana pendek mini berwarna hitam. Dia pikir hari ini karena terlalu bahagia dia tidak bisa tidur.

Tak! Brak!

Lagi lagi lantai 2 itu terus mengeluarkan suara. Ini adalah suara yang ke 3 kalinya.

"Jiwon!? Jiwon yaa!" Teriak Jenn.

Tapi tidak ada Jiwon. Hingga akhirnya Jenn beranjak berdiri, memutuskan untuk mencari tahu sendiri.

"Aish... Andai aja kalau bukan karena penasaran. Aku ga bakalan ngecek!" Omelnya.

Perlahan-lahan melangkahkan kakinya, dan saat dia melihat hanya ada jepitnya disana. Dia segera mengambilnya. Astaga... Sudah lama sekali di melihat jepit ini, dia pikir sudah hilang.

"Syukurlah..."

BIP! BIP! BIP! BIP!

Suara kebisingan yang muncul berasal dari jam tua itu membuat Jenn meloncat karena ketakutan. Astaga. Kenapa harus berdering?

Sudah jam 12 malam. Tengah malam. Dan hari telah berganti menjadi tanggal 14 Januari 2018. Jenn menelan air liurnya.

Hm. Kenapa jadi aneh sekali?

Drtt...drrt...drtt...drtt...

Panggilan dari Jiwon bahkan tidak sempat dia angkat karena takut dengan nuansa aneh di lantai 2. Haruskah dia melakukan apa yang dikatakan oleh Jung Min?

Tapi bersih-bersih di jam 12 malam sangatlah aneh. Memangnya ibunya bekerja sama dengan iblis?

Tak!

Suara benda jatuh, terdengar kembali. Dia segera mengecek apa yang terjadi di tengah-tengah ruangan itu. Dan saat dia cek, rupanya sebuah kamera terjatuh disana. Dia memungutnya. Bukankah benda ini, kamera ini, tampak sedikit aneh? Dia pikir dia pernah melihatnya... Entah dimana itu...

Jenn dengan ingatan nya yang memburuk karena rasa pengar. Dia berjalan ke arah patung 1962. Begitulah namanya.

"Ahh... Sepertinya patung ini kehilangan kameranya." Ucap Jenn dengan berpikir demikian.

Dia segera meletakkan kembali kamera itu ke tempat asalnya. Dan segera dia meletakkan kembali benda itu ke letak semula nya.

"Mendekatlah..." Bisik seseorang.

Jenn ketakutan sekali hingga dia memegang erat tangan patung itu. Astaga. Siapa yang baru saja mengatakan kata-kata seperti itu? Jenn menelan air liurnya.

Saat dia berbalik lagi, dia telah berhadapan dengan seorang patung yang entah mengapa bentuk nya sangat realistis sekali. Bahkan tangan nya terasa hangat.

Dia menatap nya kembali dengan memegang erat tangan patung ini.

"Mendekatlah..." Ucapnya.

Cahaya hijau terpancar dengan sangat terang, begitu silau sekali cahaya hijau itu seperti permata zamrud. Tiba tiba saja Jenn tersadarkan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah dia terlalu mabuk?

Seorang pria yang terlihat berusia 27 tahun itu menatap wajahnya dengan tatapan paling seksi sedunia. Bibirnya yang bewarna merah seperti baru saja diberi lipstik, dan tubuhnya yang kekar itu membuat Jenn salah fokus.

Tak disangka jarak nya dengan pria itu hanya berkisar 1 jengkal saja.

"Yaa!! Nugu ya!?" Bentak Jenn dengan sangat ketakutan sekali. Dia bahkan tidak bisa menelan kata kata nya dengan baik.

"Ya... Apa yang akan kau lakukan? Siapa kamu? Kenapa bisa ada disini? Kenapa huh!?" Bentak Jenn dengan menutupi bagian dadanya.

Dia hanya menggunakan tank top saja dengan celana pendek. Bukankah ini terlalu terbuka untuk orang baru seperti dia?

Patung itu bahkan bisa bergerak dan berbicara. Dia mengecek Jenn dengan kedua matanya yang terlihat sangat menawan.

"Kenapa kamu--"

"Ssttt... Kembalikan foto ku." Ucap pria itu.

"Fo-foto yang mana?"

Jenn mundur dengan tetap memegangi dadanya erat. Dia ketakutan sekali.

"Foto seorang wanita yang tersenyum dengan pakaian warna kuning, dan mode Prancis." Jawabnya.

Pria itu tinggi sekali, mungkin tinggi nya 182 cm lebih. Jenn mendongakkan kepalanya untuk melihat pria itu.

"Kau menyimpan nya kan?" Tanya nya.

"Kenapa harus aku?"

"Mereka mengatakan jika kamu yang menyimpan nya. Kembalikan." Ketus pria itu yang sepertinya sedang marah.

Jenn mengangguk. Dia segera berdiri. Dan saat dia 3 langkah lebih jauh dari pria itu, dia segera berlari secepat kilat. Menuju ke dalam kamar nya, mengunci nya, dan bahkan dia menyenderkan tubuhnya di pintu agar pria itu tidak masuk.

"Astaga... Apakah banyak pria yang mabuk yang masuk ke dalam rumah ini?! Tapi... Bukankah dia patung itu? Tapi kenapa patung bisa bergerak?" Jenn terus berbicara sendiri.

"Hentikan omong kosong tentang patung! Aku bisa mendengar mu! Ya! Kembalikan foto ku!" Bentak pria itu dengan menggedor-gedor pintu kamarnya.

Jenn menelan air liurnya. Dia menutup mulutnya. Dia tidak boleh berbicara terlalu keras.

"Apakah aku terlalu mabuk? Aish.. mimpi ku aneh sekali!"

Jenn menampar pipinya.

"Ah. Sakit..."

.

.

.

Jenn terbangun dengan tubuh yang fit. Dia kini tidak merasakan rasa pengar, hanya sedikit rasa pusing yang tersisa. Jenn memutuskan untuk pergi keluar dengan berinisiatif untuk membuat teh hangat.

Baru saja dia membuka pintunya, tiba-tiba saja seorang pria muncul disana. Dia berdiri di depan kamar nya tanpa bergerak sekalipun.

"Sudah ku katakan kembalikan fotonya..." Ucap pria itu dengan menguap lebar.

Jenn terkejut.

'lah siapa dia?'

"Siapa kamu?" Tanya Jenn.

"Ya? Kau tidak mengingat nya? Ouh... Anak muda sekarang... Bisa-bisanya mereka memainkan orang tua seperti ku... Ough... Menyebalkan sekali. Ah.." keluh pria berusia 27 tahun yang berlagak seperti pria tua.

"Tunggu. Bagaimana bisa kamu masuk ke dalam rumah ku?" Tanya Jenn lagi.

Dia kebingungan.

"Seseorang mengantarkan ku kesini. Kembalikan foto ku nak... Aku harus kembali bekerja." Ucap nya yang lagi-lagi seperti seorang pria tua.

"Foto apa?"

"Aish... Anak anak sekarang pura pura lupa atau memang tidak tahu di ajar? Foto seorang wanita dengan pakaian kuning mode Prancis. Kamu menyembunyikannya kan?" Bentak nya.

Jenn mundur dengan memakai handuknya rapat. Jangan jangan... Kejadian tadi malam... Adalah sebuah kenyataan!

Dimana dia bisa melihat seorang patung bergerak?

_aku tidak terlalu ingat kejadian malam hari itu. tapi Kilat cahaya saat aku debut, cahaya hijau di lantai 2, dan patung yang bergerak dan bahkan membisiki ku, semuanya terlihat begitu nyata bagi ku_