Kringgg...
Alarm terus berdering dengan nyaring sekali, bahkan membuat telinga Jenn rasanya ingin pecah. Dia terbangun karena benda paling dia benci yang tetap saja dia beli meski dibenci, bahkan dia memajangnya di meja. Bruk.
Suara yang keras lagi datang dari lantai 2. Sepertinya ada sesuatu yang jatuh. Jenn hendak pergi ke lantai 2. Tapi ini masih dini hari masih jam 4 subuh, apakah akan baik-baik saja jika dia mengecek ke atas? Bagaimana jika misalnya nanti ada hantu atau hal-hal mengerikan bagaimana? Aduh!
Jenn menarik selimutnya kembali. Baru juga 5 detik, tiba tiba saja dia kembali terpikirkan dengan benda apa yang terjatuh di atas. Dia penasaran tapi dia takut.
Menyesakkan. Dia merasa sangat sebal sekali dengan hal-hal seperti ini. Jenn segera pergi dengan berusaha untuk menghilangkan rasa takutnya, dia bahkan membawa sebuah buku tebal karena takut jika ada seseorang yang ada di atas sana.
Pintu nya telah dia tutup semua padahal.
Tak... Tak... Tak...
Suara langkah kakinya saja membuat dia merinding sekali, semakin dia melangkah semakin dia takut dengan apa yang terjadi disini. Semakin bergerak dia, semakin ada suara dari atas sana.
Syuut~
Sejauh mata memandang dia hanya menatap patung. Hanya ada patung yang berjajar-jajar.
Beberapa ditutupi dengan plastik, dan yang ditengah adalah patung dengan kamera yang dia bawa itu. Jenn berusaha untuk mendekati patung itu karena sebuah foto yang terjatuh.
Ah jadi foto inilah yang jatuh? Kenapa sampai bersuara keras?
"Ah... Hampir saja jantung ku copot. Ouch... Apa ini?"
Jenn memungut nya. Mengambil sebuah foto yang tergeletak terbalik. Saat dia menatap nya, dia melihat dia sedang ada di foto itu. Tersenyum lebar dengan membawa sebuah ransel berwarna merah.
"Ini aku ketika di Prancis..." Kata Jenn dengan merasa kebingungan sekali.
Kkkrrrt...
Suara gerakan nya sangatlah perlahan sekali, tapi cukup membuat dirinya terkejut. Bagaimana bisa... Sebuah patung bergerak? Meski gerakan nya hanya secuil, pasti semua orang mengira jika itu adalah hantu. Begitupun Jenn.
"Aish! Ya! Berhentilah bermain-main! Eomma..." Jenn mengelap pipinya yang basah karena air mata. Dahinya berkeringat.
****
"Jadi kamu melihat jika patung itu bergerak?" Tanya Paman Oh Soo.
Jenn mengangguk dengan menjilat es krim nya.
"Ja-jangan me-mendekat. Ka-kan ka-kamu di larang..." Kata Oh Jung Min.
Jenn mengangguk. Entah ada apa dengan larangan itu, dan apa yang sebenarnya di lantai 2 itu, dia tidak akan kembali lagi kesana. Terlalu menakutkan baginya. Jenn berjalan pergi keluar dari rumah ini, dia hendak berlari pagi. Sebenarnya dia bukan tipe orang yang suka terkena sinar matahari, karena itu memusingkan. Tapi Go Eun mengatakan jika dia harus sering olahraga untuk mempersiapkan debut.
Dengan langkah kaki yang menggemaskan, dia berlari dengan sangat nyaman. Beberapa orang menyapanya. Pasti mereka sudah melihat kabar tentang kabar debutnya, karena itulah mereka mulai menyapa.
"Ne... Annyeong..." Sapa Jenn pada anak-anak kecil yang baru saja pergi dengan bus sekolahnya.
"Astaga kenapa banyak orang yang menyapaku sih!?" Ketus Jenn yang jadi tidak nyaman.
Jenn berpikir jika dia harus berhenti dulu disini. Dia berhenti di halte bus dengan menatap beberapa orang yang membungkuk sopan padanya. Astaga... Ada apa sebenarnya dengan mereka?
Hingga salah satu anak kecil bahkan berlari lari ke arah nya dengan meminta tanda tangan.
"Apakah kau akan tampil di zoo kids?" Tanya anak kecil itu dengan meminta sebuah tanda tangan dari Jenn. Tangan nya yang kecil dan mungil itu terlihat bersemangat.
"Zoo kids? Apa itu..."
Jenn memberikan tanda tangan nya dan menatap ibunya yang tersenyum lebar ke arah nya.
"Bukankah kamu mengatakan jika kamu akan datang ke sana? Zoo kids... Masa kamu tidak tahu sih?"
.
.
.
Jenn segera berlari setelah turun dari bus. Dia segera menggedor gedor pintu rumahnya Go Eun. Disana dia melihat Go Eun yang sedang duduk santai dengan membaca sebuah majalah.
"Ya... Go Eun ssi... Kenapa aku harus tampil di zoo kids huh? Aku tidak suka anak anak. Kau tau kan?"
Jenn merasa kesal sekali dengan go Eun. Bisa bisanya dia memberitakan tanpa seijin Jenn kalau dia akan tampil di taman bermain anak anak dan menampilkan lagu-lagu anak kecil. Dan juga bermain peran dengan mereka.
Go Eun hanya tersenyum tipis.
"Bukankah kau suka dengan anak kecil? Maafkan aku... Aku tidak bisa membatalkan nya. Lagipula bermain dengan mereka kan seru. Duduklah. Aku akan membuatkan mu minuman." Kata Go Eun dengan menyambut nya dengan sopan.
Jenn menghembuskan napasnya kesal. Untung saja mereka baru saja kenalan. Jika tidak mungkin saja Jenn telah menampar mulutnya. Jenn duduk di ruangan tamu itu dengan mengelap keringatnya.
Aish... Sialan. Bagaimana bisa dia berbaur dengan anak kecil? Memangnya dia siapa? Itu sungguh bukanlah level nya.
Tuk. Tuk. Tuk.
Suara sepatu Go Eun terdengar hingga ruangan tamu. Dia membawakan teko berisi teh.
"Aish... Aku bahkan tidak bisa bergaul dengan anak-anak loh Eun aa... Gimana nanti kalau aku jadi bahan cemoohan?"
Go Eun menggeleng dengan meyakinkan Jenn seratus persen. Dahlah percuma juga bicara sama Go Eun ga bakalan di jawab juga sama dia.
Jenn menelan teh hangat dari teko itu.
****
Malam harinya, Minho datang ke rumah Jenn dengan mengatakan jika dia akan mengerjakan sebuah lagu dengan nya. Entahlah pria itu memiliki kebiasaan aneh, dimana dia sering kali datang ke rumah orang lain untuk membuat lagu dan merangkai lirik.
"Oppa kau mau Soju?" Tanya Jenn.
Minho mengangguk matanya tetap fokus dengan keyboard musik nya.
"Jenn kamu kenapa?" Tanya Minho.
Benar Jenn sedikit takut berada di rumah ini.
"Oppa... Kau mau mengantarkan ku?" Tanya Jenn dengan menatap Minho.
Minho mengangguk. Dia beranjak berdiri. Bahkan Jenn langsung bersembunyi dibalik tubuhnya Minho.
"Ih kenapa sih Jenn? Lepasin!" Ketus Minho.
"Di atas sana... Aku meninggalkan jepit keberuntungan ku..." Kata Jenn dengan merasa kesakitan sekali.
Saat naik ke atas lantai 2 sana dia merasa ada yang ganjil disini, dia segera mengecek beberapa sudut bagian rumah lantai 2 itu. Jenn segera menatap nya kembali dan tidak ada jepit satupun.
"Wah... Ruangan ini... Wah... Daebak. Sungguh artistrik sekali..." Kata Minho dengan bahagia sekali. Dia merasa bangga sekali dengan semuanya.
"Jangan sentuh!" Ketus Jenn.
Dia berjalan mengendap-endap. Takut jika sesuatu akan terjadi. Tapi syukurlah dia baik-baik saja sekarang.
"Jenn apa yang sebenarnya kau cari?" Tanya Minho.
"Jepit..." Balas Jenn.
Minho merasa sangat kesal sekali dengan anak wanita yang satu ini.
"Hilang.... Arghhh..." Jenn menjambak rambutnya sendiri karena frustrasi.