webnovel

Misi Pertama

"Hahahahaha"

Akhirnya kutemukan! Dengan pedang ini aku bisa menjadi yang terkuat!

Sambil mengangkat kedua tangannya Jack merasakan semangat dan optimisme membara di dalam dirinya. Ia pun merapikan barang-barangnya dan bergegas pergi ke gedung Adventurer Guild.

"Jack! kenapa kau? Kenapa wajahmu babak belur seperti itu?" Tanya Tarud saat melihat Jack memasuki tokonya.

"Bukan apa-apa, hanya latihan." Jack menjawabnya sambil tersenyum.

Tarud terlihat bingung, meskipun ia melihat Jack penuh luka, tapi ekspresi wajahnya terlihat sangat bahagia.

"Aku butuh senjata dan tameng baru. Oh, apa kau bisa memperbaiki ini secepatnya?" Jack berkata sambil menyerahkan armor, tameng dan pedangnya.

"Hmm, sepertinya kau telah melewati pertarungan sengit. Tameng dan pedangnya sudah tidak bisa diperbaiki lagi, tapi aku bisa menyelesaikan perbaikan armormu besok pagi. Apa yang sebenarnya terjadi Jack?" Setelah melihat kondisi peralatan Jack ia terkejut, bingung dan ingin mengetahui apa yang terjadi.

"Saat berburu slime aku bertemu monster aneh, tameng dan pedang yang kau berikan menyelamatkanku. Terima kasih." Jack menjelaskannya sesederhana mungkin agar tidak membuat Tarud khawatir.

"Masuklah, pilih pedang dan tameng yang kau suka, gratis. Anggap saja ini hadiah dariku," kata tarud sambil terkekeh.

"Hasil percobaan kemarin cukup bagus, dari enam sampel kayu yang mereka bawa dua diantaranya cocok untuk membuat kertas. Ayo kita bahas di dalam." Papar Tarud, ia terlihat cukup gembira.

Tarud mengajak Jack masuk ke dalam workshop dan menyuruh Linnda untuk menjaga toko menggantikannya.

Saat berada di ruangan workshop Jack kaget, mereka telah menyelesaikan mesin produksi kertas itu dalam semalam dan telah melakukan percobaan produksi terhadap enam sampel bahan yang mereka dapat kemarin.

"Kertas dari kayu Leatherleaf lebih putih dan halus dari kayu Redbrush, hanya saja jumlah kayu tersebut tidak tumbuh banyak di sekitar sini. Jadi kita hanya bisa menggunakan kayu Redbrush untuk memproduksi kertas dalam jumlah banyak." Kata pandai besi Homdumis sambil memberikan sampel kertas yang sudah jadi kepada Jack.

"Kualitasnya jauh di atas kertas yang ada di pasaran, proses produksinya juga lebih cepat. Aku dapat memprediksi dalam seminggu ini kita bisa memproduksi kertas lebih banyak daripada apa yang Blazing Trails buat dalam satu bulan." Noel Burton menambahkan, ia adalah penanggung jawab proyek ini. Ia terlihat optimis dan bersemangat saat mengatakannya.

Jack puas dengan kertas yang mereka buat. Meskipun kualitasnya masih berada di bawah kertas yang ada di tempat asalnya, kertas itu lebih tipis, halus dan kuat dari kertas yang ada saat ini. Sambil tersenyum ia berkata, "Bagus, kita dapat menjual kertas dari kayu Leatherleaf sebagai produk premium."

Setelah membahas langkah selanjutnya, mereka pun kembali ke pekerjaan mereka masing-masing. Mereka berencana mulai menjual produk mereka dua hari lagi. Dengan bantuan Francis, Guild Master Tigreal setuju untuk membeli sebagian besar kertas yang mereka produksi untuk kegiatan operasional Guild.

Di gudang senjata milik workshop Dragon Hamer, Jack terlihat sedang memilih pedang dan tameng yang cocok dengannya. Setelah kurang lebih lima belas menit akhirnya ia memutuskan untuk memilih sebuah pedang baja yang terlihat mirip dengan pedangnya dulu tetapi sedikit lebih berat. Tameng yang ia pilih kali ini juga berbahan baja tipis yang dilapisi dengan kulit agar tidak terlalu berat.

"Apa benar ini gratis?" Jack bertanya kepada Tarud sekali lagi untuk memastikan.

Tarud tertawa lalu menjawabnya, "Tentu saja Jack. Kau boleh mengambil senjata dan armor yang kau suka di gudang ini, Gratis. Kau adalah anggota yang penting dan berharga bagi workshop Dragon Hammer, sudah sepantasnya kami menyupportmu dengan peralatan yang terbaik."

"Kalau begitu aku akan mengambil satu pedang lagi." Karena Tarud sudah berkata demikian, Jack tidak segan-segan untuk menerima niat baiknya itu.

"Oh iya, aku ingin memesan sebuah kotak kecil yang tertutup rapat, kira-kira untuk menyimpan benda sebesar buah kelapa." Ia menjelaskan spesifikasi kotak itu sambil menggerakkan tangannya.

Meski Tarud tidak tahu tujuan Jack memesan kotak itu, ia yakin kalau kotak tersebut penting, jadi ia berusaha untuk membuatnya secepat yang ia bisa. "Mudah, kau bisa mengambilnya besok bersama dengan armormu." Tarud juga sudah tidak asing lagi dengan permintaan Jack yang aneh, beberapa hari yang lalu meminjam palu, kemarin beliung, sekarang ia memesan kotak.

"Terima kasih. Lalu bagaimana dengan tombak yang kupesan? Apa sudah jadi?"

"Masih sekitar satu minggu lagi. Kayunya harus direndam dengan cairan khusus selama beberapa hari agar dapat mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya. Kalau mata tombaknya sudah jadi, apa kau ingin melihatnya?"

"Mungkin lain kali, aku ingin menemui Francis untuk mendiskusikan sesuatu." Ia ingin menyerahkan Mana Essence kepada Francis untuk menyelesaikan misi pertamanya dan mendapatkan hadiah yang besar.

"Baiklah"

"Oh. Kalau begitu tolong serahkan ini pada Francis. Dan ini hadiah dariku untukmu. Di dalamnya ada dua buku dan pena buatan pertama kita, kau pantas mendapatkannya." Kata Tarud sambil memberikan sebuah buah buku, setumpuk kertas dan satu kotak kayu kepada Jack untuk di serakan kepada Francis. Selain itu ia juga memberikan tas pesanannya yang sudah jadi yang isinya juga sebuah buah buku, setumpuk kertas dan satu kotak kayu.

Mereka berdua mengobrol dan bercanda sambil berjalan menuju ke pintu depan dimana toko mereka berada. Jack menanyakan tempat yang menjual mana dan health potion kepadanya, Tarud mengatakan bahwa ia bisa membelinya di Perpustakaan Alexandrium lantai tiga. Sesampainya di sana Jack pamit dan berjalan menuju ke ruangan Francis.

"Masuk". Jack membuka pintu dan masuk ke ruangan Francis.

"Jack! Kenapa dengan wajahmu?" Francis kaget melihat wajah Jack yang babak belur.

"Bukan apa-apa, hanya hasil dari latihanku."

"Apa Nardar yang membuatmu seperti ini?" Francis sedikit mengeraskan suaranya dan matanya terlihat marah.

"Bukan, bukan. Hasil latihan pribadiku, tidak ada hubungannya dengan Nardar. Aku hanya kurang hati-hati dan terjatuh." Kata Jack sambil terkekeh, ia malu mengakui kalau luka itu berasal dari slime dan tidak mau mengatakan kalau ia bertemu ratusan moster itu.

"Ini titipan dari Tarud," tambah Jack, ia berusaha mengalihkan pembicaraan sambil menyerahkan sebuah buah buku, setumpuk kertas dan sebuah kotak kayu kepada Francis.

Sambil memeriksa kertas itu Francis berkata, "Sempurna, dengan ini pendapatan workshop kita akan meningkat drastis. Ada yang lain Jack?"

Jack menggaruk kepalanya, terlihat bingung bagaimana harus menyampaikannya kepada Francis.

"Tidak usah sungkan, katakan saja" melihat Jack ragu, Francis memancingnya.

"Apa profesor Izack menolakmu dan kau ingin meminta uangmu kembali?" Francis berkata sambil mengangkat satu alisnya.

"Bukan. Begini, apa kau tahu misi untuk mencari Mana Essence? Aku menemukannya" Jack berkata sambil membuka dan memperlihatkan sebuah kristal kecil berbentuk tetesan air berwarna biru kepada Francis.

Francis tertegun untuk sesaat sebelum berkata "Benarkah! kau benar-benar menemukannya?" ia tidak percaya saat mendengarnya.

Setelah melihat sendiri mana essence itu, barulah Francis percaya.

"Kebetulan aku kenal dengan orang yang mengajukan misi itu. Akan segera kuproses administrasinya, kau bisa mengambil hadiahmu dua hari lagi."

"Apa kau bisa merahasiakan namaku pada laporan misi ini?"

Francis tertawa dan menjelaskan kepadanya dengan tenang, "Kau tidak perlu khawatir kehilangan uang hadiahmu, Gulid akan melindungimu. Tidak ada yang akan berani merampokmu Jack."

Karena Jack tidak punya alasan lain untuk mengelak, ia pun mengangguk. Setelah menandatangani berkas dan surat-surat ia pamit dan pergi ke Perpustakaan Alexandrium.

Jack melihat Pak tua Izack sedang duduk di belakang meja resepsionis sambil membaca buku. Ketika melihatnya berjalan mendekati meja itu Pak tua Izack berdiri lalu berkata, "Ada yang ingin kau sampaikan? Ikut aku." Tanpa basa basi ia mengajak Jack ke ruang kerjanya di lantai tiga.

Saat telah berada di ruang kerjanya, Pak tua Izak melihat ke arah Jack dan bertanya, "Siapa yang melukaimu? Katakan kepadaku Jack."

Jack merasa bingung dan sedikit lega, ternyata masih ada beberapa orang yang peduli padanya di dunia ini walaupun mereka baru saja saling mengenal.

"Tenang, Ini karena slime pak tua. Aku sedang melakukan sebuah percobaan."

Mata Pak tua Izack melebar, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Beberapa saat kemudian ia tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya dan air mata keluar dari kedua matanya.

"Lucu sekali kau Jack, percobaan apa yang bisa membuatmu babak belur seperti itu?"

Terlihat seperti sebuah lelucon Jack membela diri, "Ini hanya efek samping, yang penting percobaannya berhasil."

"Apa hasilnya?" tanya Pak tua Izack yang terlihat sedikit penasaran.

"Rahasia!" Jack mengambil sebuah buku dari tas barunya dan memberikannya kepada Pak tua Izack untuk mencoba mengganti topik pembicaraan.

"Ini?" Izack terlihat sedikit terkejut saat menerima buku itu.

"Ini yang kujanjikan waktu itu."

Pak tua Izack mengamati buku kuning kecokelatan itu, sampulnya dibuat dari kulit lembu dan dijilid dengan tali yang diikat dengan simpul khusus. Ia tersenyum setelah membuka buku itu dan meraba permukaan kertas di dalamnya, terasa sangat halus dan tipis tetapi sangat kuat. Tebal buku itu sekitar tiga sentimeter dan berisi tujuh puluh halaman, berbeda dengan buku yang ia punya yang hanya berisi empat puluh halaman dengan tebal buku sampai lima sentimeter.

Wajah Izack Newtown berseri-seri, ia meraba buku itu dan mencium baunya berkali-kali sampai membuat Jack merasa agak risih.

Beberapa saat kemudian ia tersadar, setelah berdeham ia pun berkata, "Bagus, berapa harganya?"

"Buku itu milikku pak tua, aku hanya menunjukkan kepadamu kalau aku orang yang selalu menepati janji." Kata Jack terdengar sedikit ketus, ia mengamati reaksi pak tua itu saat mendengarnya.

Pak tua Izack terlihat tidak puas, "Kubayar satu koin emas, bagaimana?"

Sepintas terlintas keinginan untuk menerima tawaran itu, tapi Jack tidak mau mengambil keuntungan sesat tanpa melihat apa akibat yang mungkin timbul nantinya.

"Tidak perlu pak tua, dua hari lagi kertas ini akan mulai dijual secara umum. Meskipun produksi pertama sudah dipesan oleh Adventurer Guild, kurasa mereka akan menjual beberapa lembar di Guild Shop."

"Ah, workshop Dragon Hammer. Aku mengerti sekarang."

Saat Jack hendak mengambil kembali bukunya, Pak tua Izack terlihat tidak rela jadi ia mengeluarkan beberapa lembar kertas berwarna putih kekuningan dari tasnya dan mengulurkannya kepada Pak tua Izack.

"Pakailah dulu sebelum kertas ini di jual bebas, sebagai salah satu orang penting di Adventurer Guild kurasa kau dapat mendapatkannya dengan mudah." Jack berusaha untuk merayu Pak tua Izack untuk mengembalikan buku miliknya.

Setelah mendapatkan bukunya kembali, ia memasukkannya ke dalam tas dam mengambil sebuah kotak kayu berisi pena yang diberikan oleh Tarud. Saat membukanya, ia melihat dua buah pena berwarna perak yang dihiasi oleh lingkaran emas di kedua ujungnya. Jack mengambil satu dan memberikannya kepada Pak Tua Izack.

"Apa ini?" Pak tua Izack terlihat bingung saat menerima pena perak itu.

"Ini pena model baru, kau tidak berlu mencelupkan tinta berkali-kali saat menulis. Cobalah."

Ia mengeluarkan tinta dan kertas dari dalam laci mejanya, setelah Jack mengajarinya mengisi pena itu dengan tinta ia mencoba menggunakannya untuk menulis.

"Bagus … Bagus … Aku akan mengajarimu sebuah teknik saat lukamu sudah sembuh." Ia terus menulis setelah mengatakannya, wajahnya terlihat sangat puas. Sampai-sampai ia mengacuhkan Jack yang masih berdiri di depannya.

"Satu lagi pak tua, kau tahu di mana aku bisa membeli mana potion?"

��Kau bisa membelinya di Departemen Pengembangan Obat di lantai tiga" ucap pak tua itu dengan nada datar, tangannya kembali berdansa di atas kertas bersama pena barunya seolah mengisyaratkan bawa dia tidak ingin diganggu.

Jack pun membungkuk untuk memberi hormat dan keluar dari tempat itu untuk mencari Departemen Pengembangan Obat dari Adventurer Guild.

Chapitre suivant