Saat Jack berjalan menyusuri lorong perpustakaan, gadis-gadis yang berpapasan dengannya selalu melihat dan mengamatinya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Bukan karena ketampanannya atau pakaiannya yang mahal, tapi karena wajahnya yang membiru di sana sini seperti baru saja ia pukul-pukulkan ke dinding berulang kali.
Begitu juga gadis penjaga toko yang ada di depannya sekarang, ekspresi wajahnya terlihat ingin tertawa saat melihat wajah calon pembelinya itu.
"Selamat datang di toko kami, selamat berbelanja. Ada yang bisa saya bantu kak?" sapa pelayan itu sambil tetap tersenyum dan mencoba untuk melakukan tugasnya.
"Aku ingin membeli mana potion." Kata Jack, wajahnya sedikit memerah saat sadar banyak orang yang sedang memperhatikannya dengan tatapan yang aneh.
"Baik, stok mana potion hari ini tersisa 20 botol, Satu botolnya empat koin perak kak." Imbuh pelayan itu.
Empat koin perak? Jack kaget, matanya sedikit melebar. Setelah merasa sedikit ragu untuk beberapa saat ia pun akhirnya memutuskan.
"Aku beli semuanya" Jack berkata sambil mengeluarkan tiga koin emas dan lima koin perak lalu memberikannya kepada pelayan toko itu.
Pelayan toko itu tersentak kaget, ia tidak menyangka pria di depannya itu akan membeli semua mana potion itu. Di dalam hati ia berkata 'bukankah kau lebih membutuhkan health potion sekarang?' sambil melihat wajah Jack yang penuh lebam.
Berusaha tetap profesional pelayan perempuan itu menjawabnya sambil menerima uang tersebut dari Jack, "Baik, tunggu sebentar kak, akan kami segera menyiapkan barangnya."
Beberapa menit kemudian perempuan itu kembali sambil membawa sebuah kotak kayu kecil berisi mana potion. Setelah menghitung dan memastikan tidak ada barang yang rusak, ia memberikannya kepada Jack beserta tanda terima yang memiliki stempel toko tersebut.
"Mana potionnya dua puluh ya kak" sambil menyerahkan kotak itu kepada Jack.
"Health potionnya sekalian kak?" tanya pelayani tu sambil tersenyum. "Tidak, terima kasih."
"Antidote potionnya sedang promo nih kak, beli dua gratis satu" Jack menggelengkan kepalanya.
"Terima kasih kak, silahkan berbelanja lagi." Pelayan itu berkata sambil menyatukan kedua tangannya yang menghadap ke atas.
Jack merasa déjà vu, seperti pernah mendengar kata-kata itu di suatu tempat, ia pun menggelengkan kepalanya lalu pergi dari tempat itu.
Kotak kayu berisi mana potion itu ia taruh di sudut kamarnya bersama dengan stok yang ia miliki. Karena pengalaman tadi, Jack tidak mau keluar kamarnya sebelum lebam di wajahnya hilang. Ia pun memanfaatkan waktu luangnya itu untuk mempelajari lingkaran sihir yang tertulis di buku 'Sihir Sehari-hari' yang ia pinjam dari Pak tua Izack.
Senja pun datang, bulan biru yang mulai terlihat menemani langkah kaki Jack menuju ke kamar kontrakannya.
Setelah menghabiskan 6 koin perak untuk makan malam dan membeli bekal untuk besok pagi. Jack duduk bersila lalu menambahkan 3 atribut point ke STR, 9 ke AGL dan 3 ke INT kemudian menyerap kekuatan tersebut ke dalam tubuhnya. Setelah selesai melakukannya, Ia pun tertidur.
Fajar tiba membawa semangat baru bersama cahaya matahari yang mulai turun untuk menghangatkan permukaan bumi. Kala itu seorang pria muda berambut hitam terlihat sedang berlari menuju sebuah gua berwarna abu-abu kehitaman yang dipenuhi oleh rumput-rumput liar. Jack berhenti di depan mulut gua bekas pertambangan itu dan menghela nafasnya dengan tenang. Armornya sudah kembali seperti semula, di tangan kanannya terdapat sebuah kotak besi seukuran tas kecil yang baru saja ia ambil dari workshop. Jack salut dengan ketekunan Tarud, ia rela bekerja semalaman untuk menepati janjinya. Setelah menggunakan sisa stats pointnya pagi tadi, ia tidak merasa kelelahan saat berlari dari workshop menuju ke tempat ini seperti hari-hari kemarin.
"Status"
Jack Walker
Level 6 <Human><Adventurer> EXP- 105/600
Title : 'Transmigrator from another world' 'Slime Hunter'
Health : 58/58
Mana : 22/22
STR : 35 +
AGL : 52 +
INT : 35 +
Attack : 7
Speed : 8
Magic : 7
Resp. : 3
Intuition : 1
Setelah mengecek statusnya, Jack masuk dan berjalan menuju ke ruangan tempat ia beternak slime.
Enam slime terlihat di ruangan itu, tanpa menunggu lama ia menaruh lenteranya di tengah-tengah ruangan itu lalu membuka kotak besi di tangannya lalu memasukkan salah satu slime yang ada di sana dan menutupnya kembali.
"Percobaan kedua dimulai"
Jack mengeluarkan pedang slime-nya kemudian menusuk slime yang ada di sana satu persatu. Hasilnya? Lima slime yang tersisa telah bertambah menjadi sepuluh. Jack tersenyum lebar, sambil menahan hasratnya untuk tertawa ia menusukkan pedang itu sekali lagi. Tapi tidak ada yang terjadi, bahkan slime yang ia tusuk tidak mati walaupun ia sengaja mengenai inti yang ada di tengahnya.
Ia pun mengeluarkan mana potion yang ia bawa dan memercikkan cairan di dalamnya pada kumpulan slime yang berada di depannya lalu menusuknya lagi dengan pedang slime.
Jack membuat beberapa percobaan dengan pedang slime dan mana potion yang ia punya. Beberapa waktu kemudian akhirnya Ia pun menemukan cara paling efisien untuk menggunakan kombinasi tersebut.
Dengan satu botol mana potion Jack dapat menggandakan sepuluh slime dengan pedang slime-nya. Setelah menghabiskan 25 botol mana potion ia berhasil mengumpulkan 2815 experience. Jack sangat gembira karena telah berhasil menemukan cara mudah untuk grinding experience di dunia ini. Pedang slime yang ia miliki sangat membantunya dalam hal ini, selain skill Forcefull Mitosis ia dapat memasukkan pedang ini ke dalam tubuhnya dengan cara mengubahnya menjadi jeli yang dapat masuk melalui pori-pori kulitnya. Untuk itu, ia menyimpan experience yang ia dapatkan hari ini untuk meningkatkan level pedang slime-nya itu.
Merasa sangat puas Jack mengemasi barang-barang bawaannya dan menghapus jejak percobaan yang ia lakukan di sana, ia pun berlari menuju ke Perpustakaan Alexandrium untuk membeli mana potion.
…
Sebelum pelayan perempuan yang kemarin melayaninya sempat menyapa, Jack berkata, "Aku ingin membeli mana potion lagi"
"Baik kak, hari ini kami punya lima botol mana potion. Berapa botol yang anda ingin beli?" tanya pelayan itu sambil tersenyum.
"Semuanya"
Setelah menerima mana potion itu dan membayarnya dengan dua puluh koin perak, Jack berbalik dan pergi dari tempat itu karena tidak mau mendengar pelayan toko itu mengatakan kalimat yang tidak ingin ia dengar saat itu. Ia tidak tahu kalau akibat perbuatannya kemarin, Adventurer Guild menjadi sangat sibuk hari ini.
…
Aula Adventurer Guild terlihat sangat ramai pagi itu karena kertas kecil yang berisi misi pencarian Mana Essence telah diambil oleh petugas. Ada dua kemungkinan yang mungkin terjadi, pertama, orang yang mengajukan misi tersebut telah menemukan apa yang ia cari dengan menggunakan cara lain. Kedua, Ada orang yang telah menemukan Mana Essence dan menyelesaikan misi bernilai 10 koin emas itu.
Adventurer yang berada di aula itu ramai mendiskusikannya, sebagian besar menganggap kemungkinan pertama lah yang terjadi. Tapi di pojok aula itu seorang pria besar dengan kepala botak dan ketiga temanya berpikiran lain. Mereka menduga seseorang telah menyelesaikan misi itu, dan orang tersebut adalah Jack.
Mereka mencurigai gerak gerik Jack yang aneh karena ia tidak pernah tersinggung sebanyak apapun mereka mengolok-oloknya. Sekarang mereka sadar, Jack tidak marah, bahkan terlihat bangga saat dikatai sebagai slime hunter. Setelah melihat misi itu tidak ada lagi di papan misi, otak mereka memberi sinyal bahwa Jack lah yang telah menyelesaikannya. Mereka pun merencanakan sesuatu yang buruk.
…
Setelah makan siang, Jack memutuskan untuk pergi ke tempat latihan untuk mencari Nardar. Berkat dia juga Jack dapat selamat dari serangan Raja Slime kemarin. Ia ingin memperkuat kemampuan bertarungnya sambil mencoba kemampuannya setelah naik level kemarin.
Di dalam sebuah arena Jack memasang kuda-kuda bertahan dan menunggu serangan dari Nardar.
Bam!
Jack tidak bergeming sedikitpun, Nardar sedikit terkejut melihat perkembangan fisiknya kemudian menambah kekuatan pada pukulannya sedikit demi sedikit.
Tiga jam kemudian Jack terbaring lemah di atas lantai sama seperti dua hari yang lalu. Nardar mengangguk sebelum mengulurkan tangannya untuk meminta bayarannya hari ini, lalu berbalik dan pergi.
Hari ini Jack mempelajari sebuah teknik serangan menggunakan tameng darinya. Dengan menggunakan mana untuk menguatkan kaki, ia melompat ke depan dengan cepat dari posisi kuda-kuda bertahan dan menghantamkan tamengnya ke arah musuh. Dengan memanfaatkan dorongan kaki dan berat tubuhnya, Jack dapat menyerang musuh yang ada di depannya dengan tameng.
Tenaganya kembali pulih setelah beristirahat selama satu jam, ia pun pergi ke workshop untuk memeriksa perkembangan produksi kertas untuk proses launcing besok.
Di workshop ia mendengar berita bahwa tadi pagi terjadi kegemparan di aula Adventurer Guild. Alasannya tentu karena misi yang ia selesaikan kemarin. Jack pun menemui Francis untuk mengkonfirmasi berita tersebut.
Setelah mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangannya, Francis menyapanya "Selamat sore Jack. Kebetulan sekali aku baru saja mengambil hadiah dari misimu kemarin. Ini 10 koin emas dan kunci rumah yang ada di Jalan Hawthorn no. 27 beserta surat-surat kepemilikan tanah yang ada di sekitarnya." Ia berkata sambil menyerahkan barang tersebut kepada Jack.
Jalan Hawthorn? bukankah itu jalan dimana Tarud tinggal?
Setelah bercakap-cakap sebentar dengan Francis, Jack memutuskan untuk kembali kontrakannya. DI tengah jalan yang sepi, tiga orang pria yang dipimpin oleh seorang pria botak menghadangnya.
"Berikan uang hadiah itu dan kami tidak akan menyakitimu" pria botak yang berada di depan memasang muka garang dan mengancam Jack.
"Uang hadiah apa?" Jack yang telah beberapa kali melewati pertarungan hidup dan mati itu tidak takut sedikit pun. Dengan tenang ia mengambil tameng di punggungnya dan memegangnya dengan tangan kiri.
"Kau akan menyesali keputusanmu itu. Ayo kita beri dia pelajaran." Setelah mengatakannya, mereka bertiga menyebar dan mulai berlari bersamaan ke arah Jack yang sedang memegang tameng sambil memasang kuda-kuda. Setelah berada cukup dekat, Jack tiba-tiba melompat ke arah pria botak yang berada di tengah dan menghantamkan tameng bersama tubuhnya ke bandan orang itu.
Pria botak itu terpental beberapa meter ke belakang, melihat kedua temannya terbengong karena kaget Jack memukul muka pria di sebelahnya dengan tangan kanannya sekuat tenaga setelah ia memperkuatnya dengan mana.
Bam!
Pria itu pingsan seketika. Melihat kedua temannya tidak sadarkan diri, pria kurus yang masih terlihat bengong itu mundur dan pergi berlari meninggalkan kedua temannya.
"Hanya itu?"
Jack sedikit kecewa, ternyata sebagian besar Adventurer tidak memiliki level yang tinggi terutama generasi baru mereka. Ia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan perjalanan pulang.