webnovel

Xenovia Sang Keadilan Nyaa~

"Apa yang membuatmu muncul pagi-pagi sekali disini Rias Gremory? Kedai ini bahkan belum buka. Seingatku aku hanya ingin mengundang gadis berambut biru itu dan Shirone…"

Seorang wanita berjalan melewatiku. Rambut crimson. Aku bisa mengatakan siapa itu, bahkan dengan punggungnya saja. Aku cukup bingung dengan gadis ini. Apa akhirnya akal sehatnya kembali atau dosa keserakahan mulai menguasai dirinya?

"Namaku Rias Gremory. Apa kabar, Reino Barack? Terimakasih atas bantuanmu tempo hari. Aku datang untuk membahas beberapa alasan..."

"Rias… bolehku panggil begitu? Kurasa ini bukan tempat yang tepat untuk bicara. Apa kamu sudah sarapan, ingin bergabung bersama kami?"

Aku tidak ingin mendengar omong kosongnya untuk saat ini. Mari kita sarapan dulu, aku benar-benar harus menghindari topic itu sebisa mungkin. Berbicara dengan orang tidak masuk akal benar-benar tidak menyenangkan, lebih lagi di pagi hari.

"Mari Erina, kita tidak bisa membiarkan tamu kita kelaparan khan?"

"Baik Reino-san"

Koneko sudah sedikit mengenal restoran itu, jadi dia bertindak sebagai narator dan menjelaskan peraturan di sini sementara Xenovia menyumbang apa pun yang dia lewatkan. Secara diam-diam, mereka menyembunyikan poin terpenting.

Ini seperti upacara masuk Harry Potter ke Sekolah Sihir. Para senior tidak akan pernah memberi tahu siswa tahun pertama tentang poin-poin penting. Sangat menyenangkan untuk menindas orang lain saat telah diintimidasi sebelumnya.

"Ini kami, semuanya. Ini Nasi Goreng Telur untuk kalian. "

Reino menyajikan makanan kepada Rias, Xenovia, Koneko dan Erina secara berurutan.

Sambil melirik piring itu, Rias berbisik, "Koneko, kudengar restoran ini sangat laris, kenapa tampilan makanannya seperti ini? Terlalu biasa..."

Namun, dua orang yang pernah ke sini, Koneko dan Xenocia, mulai makan langsung, terlepas dari keluhan orang lain.

"Itadakimasu."

Setelah memeriksa dengan cermat apakah sendok itu bersih, Rias Gremory memasukkan sesendok ke dalam mulutnya. Wajah seriusnya dengan cepat berubah begitu Nasi Goreng Telur masuk ke mulutnya. Sambil menundukkan kepalanya, dia melihat ke arah Nasi Goreng Telur, lalu sendok di tangannya, setelah itu dia melanjutkan dengan memasukkan lagi sendok lagi ke mulutnya dengan cepat.

"Hummm!"

Pentingnya makanan lezat berasal dari kemampuannya untuk membuat orang merasa benar-benar rileks dan asyik, seperti membawamu dalam perjalanan rasa yang ajaib. Rias Gremory saat ini menikmati kesenangan itu dan hampir melupakan semua tentang rumah dan tugasnya.

Ekspresi teman-temannya yang lain semua berubah senang dan puas, seolah-olah mereka akhirnya mendapatkan apa yang mereka cari selama ini.

Dari empat kebutuhan pokok hidup, sandang, pangan, papan dan transportasi, pangan menempati urutan kedua. Dari situ bisa dilihat kepentingannya. Beberapa teman meneguk Nasi Goreng Telur mereka, seperti para pelancong gurun yang kehausan yang menghadapi pancuran hujan tepat waktu.

"Baji, baji"

Momen indah itu selalu cepat berlalu, apalagi makanan enak. Sebelum mereka benar-benar menikmati kesenangan itu, piring mereka telah mencapai dasar.

Tidak ada yang tersisa.

Karena tidak punya pengalaman makan di sini, tuan rumah grup selesai lebih dulu. Kemudian mereka mulai mengingat sisa rasa dari Nasi Goreng Telur yang lezat, sambil duduk di kursi mereka.

Sejak restoran itu dimulai beberapa hari yang lalu, Reino menemukan bahwa dia telah menjadi kebiasaan, yaitu menyaksikan para tamu ditaklukkan oleh Nasi Goreng Telur yang telah dia masak dan menampakkan ekspresi bahagia.

Itu membuatnya bangga sekaligus membawa rasa pencapaian. Melihat dia bertindak menyendiri hanya memberikan kesalahpahaman kepada orang lain.

Ketika Rias Gremory menyadari piring itu bahkan lebih bersih dari wajahnya, dia menunjukkan sikap terkejut seperti "Sudah habis? Mengapa aku merasa seperti baru saja mulai makan?" Begitu dia sadar kembali, dia berkata kepada Reino, "Ini benar-benar pertama kalinya dalam hidupku aku makan Nasi Goreng Telur yang begitu enak. Aku bisa merasakan jiwaku naik ke surga." Rias Gremory tidak pernah pelit dengan pujiannya. walaupun dia yakin Iblis dan surga bukalah kombinasi yang baik

Xenovia yang paling komunikatif melirik gadis berambut merah itu. Sejak Nasi Goreng Telur dihidangkan untuknya, dia tidak pernah mengangkat kepalanya, hanya terus makan. Tampaknya agak aneh bagi tiga orang gadis yang sangat cantik seperti mereka makan dengan lahap seperti orang kelaparan.

"Ini sangat lezat, Reino-sama." Puji xenovia.

"Sejujurnya, setelah pengalaman ini, aku merasa berat badanku akan turun karena kelaparan jika aku tidak bisa makan Nasi Goreng Telur ini." Sambil berbicara, Rias Gremory juga menepuk-nepuk perutnya yang sudah agak membengkak agar terlihat lebih meyakinkan.

Ketika sisa rasa terakhir dari Nasi Goreng Telur menghilang di mulutnya, Rias berkata kepada Reino sementara mata kecilnya dipenuhi dengan ketulusan.

"Reino, bisakah kamu memberikanku satu porsi lagi?"

"Aku sangat menyesal. Di sini, di toko ini, kami memberi setiap tamu hanya satu porsi per makanan. Dan kami tidak dapat mengambilnya saat ini karena restoran ini kecil dan berpenghasilan sedikit." Sambil mengatakan itu, Reino menunjukkan senyum standar di wajahnya.

"Kumohon, aku akan membayar lebih!"

"Peraturan adalah peraturan." Sambil mengatakan itu, Reino kembali menunjukkan senyum standar di wajahnya.

"Sayang sekali, boleh aku melanjutkan pembicaraan yang tadi?"

"Silahkan…" Reino merasa menyesal harus menjawab ya. Tidak ada hal biak berurusan dengan orang yang tidak masuk akal ini.

"Pertama terimakasih sudah menyelamatkan kami tempo hari…" Rias Gremory berdiri dari tempat duduknya dan membungkuk sedikit sebagai tanda penghormatan dan syukur.

"Sama-sama jangan dipikirkan..."

'Aku melakukannya secara tidak sengaja…'

Reino menjawab dengan malas.

'Orang ini benar-benar tidak kenal yang namanya rendah hati ya'

Rias memaksakan wajahnya tuk tetap tersenyum, pengalam pertemuan mereka mengajarkan kepadanya untuk tidak bertarung dengan orang ini. Dia sendiri tidak yakin mampu mengalahkan orang ini dengan mudah.

"Kemudian apa alasanmu datang ke sini?"

"Jualan dan menjalankan bisnis."

"Jawab aku dengan benar"

Reino mengangkat bahunya tak berdaya. "Apa yang bisa aku lakukan jika kamu tidak percaya"

"Ada lagi yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Reino dengan tidak sabar.

"Lalu apa hubunganmu dengan criminal kelas S Kuroka?"

Reino sedikit tidak senang mendengar Kuroka disebut criminal, wajahnya menjadi serius sebelum ia mendapatkan ketenangan kembali setelah Erina mencubit pinggangnya.

"Rias Gremory pertama biar aku luruskan, Kuroka bukanlah criminal dan aku dapat menjamin itu. Aku sudah mengajukan banding ke pemerintah dunia iblis dan berkas pembersihan namanya akan keluar tidak lama lagi. Jadi tolong perbaiki caramu memanggilnya. Lalu tentang hubunganku dengannya kurasa kamu tidak berada dalam kapasitas untuk memaksaku mengatakannya."

"Lalu yang terakhir Reino-san, apa kau mau menjadi iblis? Ada banyak keuntungan yang akan kamu dapatkan ketika menjadi iblis…"

Reino sudah menduga hal ini akan terjadi jadi dia langsung memotongnya sebelum orang ini melanjutkan cuci otaknya.

"Jawabanku adalah tidak! Tidak untukku dan tidak untuk Erina juga. Kemudian jangan coba-coba mengajak orang di sekelilingku untuk menjadi pelayanmu. Tidak ada hal menguntungkan yang bisa kamu tawarkan kepada kami Rias Gremory. Kurasa sudah waktunya jam bagikamu untuk mulai menjalankan bisnis. Kurasa kamu tau jalan keluarnya, juga Xenovia ikut denganku ke belakan ada yang ingin aku bicarakan denganmu"

"Tapi kau belum mendengar apa saja manfaat yang akan kau dapatkan jika kau bersedia menjadi iblis?"

Ini pertama kalinya dia ditolak dengan terus terang begini, sebagai sorang calon duke berikutnya dia 'Rias Gremory' merasa kebanggannya telah dinodai dan semakin bertekad untuk menjadikan Reino pelayannya.

"Apa yang bisa kamu tawarkan? Harta? Aku punya banyak dan cukup untukku dan keturunanku hidup nyaman selama tujuh generasi berikutnya."

"Kamu dapat memiliki usia panjang jika kamu bersedia menjadi Iblis! Kemudian kamu juga bisa mendapatkan kekuatan yang sangat besar, lalu kamu juga akan mendapatkan perlindungan dari keluarga Gremory jika kamu bersedia bergabung bersamaku"

"Jangan gigit apa yang tidak bisa kau telan Rias Gremory! Aku punya umur yang sangat-sangat panjang, bahkan aku tidak akan meninggal karena penyakit atau usia tua. Juga bahkan jika kakakmu ada disini dia tidak akan berani memintaku menjadi pelayannya. Disana pintu keluarnya, jika saja kau lupa!"

Reino menunjuk pintu keluar kemudian mengabaikan keberadaan Rias. Melihat reino sudah mengabaikannya dia berbalik dan keluar bersama Koneko dengan tidak senang.

"Terimakasih telah menyelamatkan kami tempo hari Reino-sama"

"Sama-sama, bagaimana keadaan Irina?"

"Dia sudah baik-baik saja. dia bahkan memaksa untuk ikut kesini barusan…"

"jadi bagaimana dengan tawaranku di surat kemarin? Maukah kamu bergabung denganku?"

"Bisakah aku tetap menyembah tuhan jika aku bergabung dengan mu?"

"tentu saja, tapi yang selama ini kamu sembah sudah mati?"

"Jadi kepada siapa aku harus berdoa?"

"Kepada sang pencipta"

"…"

Xenovia tidak mengerti arti perkataan Reino, menatapnya meminta penjelasan.

"Berdoalah seperti biasanya tapi tunjukan doamu kepada sang pencipta. Orang yang kamu berdoa sampai saat ini adalah makhluk sekelas dewa atau bapa surgawi. bukan sang maha kuasa dan maha tahu. Semua dewa yang ada saat ini didunia ini pada awalnya adalah makhluk yang jatuh ke jurang para master dan mendapatkan kendali atas otoritas mereka yang merepresentasikan mereka."

Xenovia merasa kaget mengetahui hal ini. Karena tuhan yang selama ini dia berdoa kepadanya sudah mati di perang besar. Dia memutuskan, tapi dia harus meminta penjelasan dengan apa yang akan terjadi padanya jika dia bergabung"

"Sebagian besar Iblis Berdarah Murni tewas dalam perang dulu sekali. Karena itu, para Iblis mulai mengumpulkan budak dengan mati-matian. Nah, Iblis tidak punya kekuatan atau pengaruh yang awalnya mereka miliki saat mereka memimpin pasukan mereka. Karna begitu, mereka perlu terus meningkatkan jumlah Iblis. Seperti manusia, Iblis dibedakan dengan gender laki-laki dan perempuan serta mampu melahirkan. Tapi meski dengan kelahiran normal, itu akan membutuhkan banyak waktu mengembalikan populasi yang sama seperti sebelumnya. Lagi pula, Iblis memiliki tingkat kelahiran sangat rendah. Maka mereka tidak akan mampu berdiri melawan Malaikat Jatuh. Jadi mereka menemukan manusia yang tampaknya memiliki potensi dan menjadikan mereka sebagai Iblis. Sebagai budak, itu saja. Kamu bagimana mereka menjadikan manusia menjadi Iblis"

"Hmmm… dengan menggunakan bidak catur yang dibuat secara khusus?"

"Iya, tahukah kamu darimana mereka mendapatkan ide itu?"

"Tidak!" jawab Xenovia dengan bingung.

Reino tidak langsung menjawab pertanyaan Xenovia, ia mengambil tumpukan kartu dari sakunya totalnya 22.

"Menurut tradisi Italia, jenis-jenis kartu tersebut adalah Tongkat yang mewakili jiwa, Cawan yang mewakili emosi, Pedang yang mewakili pikiran, dan Koin yang mewakili harta. Jumlah kartu tiap kelompok adalah 14 kartu. Kepopuleran kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun 1781. Buku tersebut menyatakan bahwa pendeta-pendeta Mesir kuno telah melukis kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth. Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk dipersembahkan kepada Paus. Paus kemudian memperkenalkan Tarot ke Avignon, Perancis pada abad ke-14. Penjelasan Court de Gebelin dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion menerjemahkan bahasa Mesir kuno, Hieroglif (Hieroglyph)"

"Tarot dikaitkan dengan berbagai bidang studi seperti Astrologi, Numerologi Pythagoras, Kabalah, I Ching, dan lain-lain. Empat simbol Minor Arcana sering diasosiasikan dengan empat elemen dasar: udara (Pedang), api (Tongkat), air (Cawan), dan tanah/batu (Pentacle/Koin). Terdapat interpretasi juga yang mengatakan bahwa Tarot merupakan alat yang mencatat ideologi-ideologi Pagan yang bertentangan dengan gereja, contohnya the Popess (Paus Wanita), Pentacle (Pentagram), The Magician (Penyihir), dll. Singkatnya, ini adalah cara yang digunakan manusia untuk melawan para dewa di masa lalu. Jadi kartu apa yang ingin kamu ambil dari kedua puluh dua kartu ini."

Xenovia merasa bingung, pilihan ini adalah pilihan yang akan menentukan masa depannya. Dia menatap tumpukan kartu yang ada di depannya Le Fou / Le Mat, Si Pandir tentu saja adalah representasikan keberadaan Reino.

I - Le Bateleur, Penyihir

II - La Papesse, Sang Biarawati

III - L'Impératrice, Maharani

IV - L'Empereur, Kaisar

V - La Pape, Sang Imam

VI - L'Amoureux, Pecinta

VII - Le Chariot, Kereta Kuda

VIII - La Force, Kekuatan

IX - L'Ermite, Sang Petapa

X - La Roue de Fortune, Roda Kehidupan

XI - Le Justice, Sang Keadilan

XII - Le Pendu, Pengorbanan

XIII - La Mort, Kematian

XIV - Tempérance, Kesederhanaan

XV - Le Diable, Sang Iblis

XVI - La Maison Dieu, Menara

XVII - L'Étoile, Bintang

XVIII - Le Lune, Rembulan

XIX - Le Soleil, Surya

XX - Le Jugement, Pemanggilan

XXI - Le Monde, Dunia

Xenovia memutuskan, ia memilih XI - Le Justice, Sang Keadilan. Xenovia mengambil kartu itu, kartu tersebut tiba-tiba bersinar dan cahaya memasuki tubuhnya. Kemudian dia merasakan kekuatan sihir, kekuatan fisik dan keadaan fisiknya membaik ke keadaan sepuluh kali lebih baik dari yang sebelumnya.

"salah satu keuntungan kartu ini itu adalah untuk membuka limiter pada tubuh manusia. Semua atributmu akan meningkat tentu saja kamu harus melatihnya untuk dapat menggunakan semua kekuatanmu sepenuhnya..."

"Saya Xenovia quarta dengan ini bersumpah setia kepada anda tuanku, Reino barack. saya akan melayani anda dan mendorong anda hingga kejayaan datang"

Reno kemudian menjelaskan semua yang keuntungan yang dia dapatkan kepada xenovia kemudian mereka melakukan latihan bersama saat sore untuk membuat xenovia membiasakan diri dengan tubuh barunya.

Chapitre suivant