webnovel

Endingnya Exalibur Dibawah Sinar Rembulan Nyaa~

"Baru beberapa hari dan pelanggan kita sudah sebanyak ini…" Reino mendesah dalam-dalam, melirik Erina beberapa kali. "Mungkin membawamu adalah sebuah kesalahan Erina-chan"

"Ke, kenapa? Bukankah bagus kalau pelanggannya bertambah banyak?" Erina bagaimanapun benar-benar seorang 'Hime' dari keluarga kaya, juga seorang 'Hime' bagaimana dia bisa menerima dirinya dilecehkan seperti itu tanpa alasan yang jelas. Dia memelototi Reino yang sedang bersandar di sebelahnya dengan tidak senang.

"Bagaimana tidak? Lihat selezat apa masakanmu itu! Bahkan tadi ada beberapa orang aneh, orang gila dan beberapa yang tidak masuk akal datang dan mengamuk karena tidak kebagian. Para pelayan banyak yang kewalahan karena nya. Ditambah lagi…"

"Apa lagi!?" bentak Erina. Ia sangat bahagia dengan pujian Reino kepadanya tapi untuk mempertahankan harga dirinya dia tentu saja harus mempertahankan ekpresi tidak pedulinya.

"Kau tau bahwa gadis cantik dengan kemampuan memasak adalah kombinasi yang sempurna…. Aku mengalami banyak kesulitan untuk menghalau lalat-lalat yang mencoba mendekati bunga itu."

"Kalau begitu aku akan mengucapkannya 'Terima Kasih atas pujian anda yang mulia'…" Jawab erina dengan wajah memerah.

"Tidak aku ingin hadiah"

"Baiklah apa yang kamu inginkan?"

"Aku ingin dibuatkan masakan Spesial…"

"Seperti yang anda inginkan yang mulia…" Erina bangkit dari kursinya, segera menuju dapur untuk memasak dengan Reino.

"Tunggu Erina, biarkan aku membantumu" Reino bangkit dari kursinya menuju dapur untuk memasak bersama Erina.

Kiba yuuto POV

Aku hanya ingin hidup. Aku kabur dari laboratorium penelitian seorang diri dan itulah satu satunya hal yang kupikirkan selagi memuntahkan darah dan berlari. Aku keluar ke hutan dan menemui seorang gadis kecil, seorang Iblis Kelas Tinggi, dimana cahaya hidupku hampir menghilang.

"Apa yang kamu harapkan?"

Si gadis berambut crimson memegangku, yang berada di ambang kematian, dan bertanya. Aku hanya menggumamkan satu kata selagi pandanganku sudah kabur. "Tolong". Temanku. Hidupku. Masa depanku. Kekuatanku. Bakatku.......

Aku hanya berharap dengan semua pemikiran ini. Itulah kata kata terakhirku saat masih menjadi manusia.

"Untuk hidup sebagai Iblis. Itulah harapan dari majikanku, dan juga harapanku. Aku memikirkan itu, itu tak apa apa, tapi.......aku tak bisa melupakan kebencianku pada Excalibur dan dendam teman temanku.......tidak, aku bisa saja melupakannya, tapi......"

Aku sudah punya teman teman terbaik saat ini. Ise-kun dan Koneko-chan. Mereka menolongku, yang dikuasai oleh dendam. Aku memikirkannya selagi mencari pengguna Pedang Suci. Ada teman teman yang akan menolongku. Kupikir kalau "Bukankah ini sudah cukup untukku?" Tapi kalau roh mantan teman temanku mengharapkan dendam, aku takkan bisa melepas Pedang Iblisku yang membawa kebencian mereka. Tapi pikiranku baru saja dilepaskan.

[Jangan khawatirkan kami. Setidaknya kamu hidup]

Mantan teman temanku tak mengharapkan aku membalas dendam mereka. Mereka tak mengharapkannya!

"Tapi bukan berarti semuanya sudah terselesaikan!"

Ya, masih belum berakhir. Kalau aku tak menjatuhkan kejahatan di hadapanku, akan ada pengulangan insiden yang terjadi pada kami.

Semuanya.

"....Aku akan menjadi pedang." Teman temanku. Teman temanku yang sudah bergabung dengan jiwaku. Mari kita lakukan ini bersama. Perasaan yang tak bisa kita katakan saat itu! Harapan yang tak bisa kita kabulkan saat itu! Disini juga, sekarang juga! "Aku akan menjadi pedang Buchou dan teman temanku! Mohon jawablah perasaanku sekarang! [Sword Rebirth]!"

Sacred Gearku dan roh teman temanku bergabung. Ia mulai bersenyawa dan mengambil bentuk. Kekuatan Iblis dan kekuatan Suci mulai bergabung.

Ya, sensasi ini. Sacred Gearku adalah.......teman temanku mengatakannya padaku—kalau ini adalah penggabungan. Ia memberikan cahaya terang dan aura kegelapan. Yang muncul di tanganku adalah sebuah pedang......sudah sempurna, teman temanku.

"Balance Breaker [Sword of Betrayer]. Kau akan menerima kekuatan pedang ini yang memiliki kekuatan cahaya dan kekuatan Iblis dengan tubuhmu."

Aku berlari ke arah Freed.

Ciri khasku sebagai [Kuda] adalah kecepatan! Freed mencoba menangkap gerakanku dengan matanya, namun aku lolos dari pandangannya dengan beberapa gerakan gesit.

GINGGGGG!

Biar begitupun, Freed memblokir seranganku. Serius. Dia benar benar berpengalaman, mantan Exorcist. Namun aura yang menutupi Excaliburnya tengah dihapus oleh pedangku.

"! Pedang itu bisa menyaingi Pedang Suci sungguhan!?"

Dia mengatakannya dengan nada terkejut.

"Kalau itu adalah Excalibur sungguhan, maka aku tak mungkin menang melawannya. Namun Excalibur itu tak bisa memotong perasaanku dan teman temanku!"

"Cih!"

Freed mendecakkan lidahnya, dan melangkah mundur setelah mendorongku ke belakang.

"Stretccchhhhhh!"

Excaliburnya mulai berputar seolah olah hidup! Dia bergerak sembarangan dan datang ke arahku dengan kecepatan tinggi! Kemampuan "Excalibur Mimic" rupanya! Ia memiliki empat kemampuan. Kemudian pedangnya membelah menjadi dua di ujung pedangnya, dan mulai menyerbu ke arahku dengan kecepatan dewa. Ini kemampuan "Excalibur Rapidly". Kalau kuingat ingat, ciri khasnya adalah kecepatan. Ia dengan akurat menebasku dari segala arah, namun aku memblokir setiap serangannya. Hasrat membunuhmu terlalu mudah dibaca. Asal aku tahu dari arah mana hasrat membunuhmu berasal, menangkisnya akan mudah.

"Kalau begitu! Kalau begitu aku akan tambahkan ini juga!"

Ujung Pedang Suci menghilang. Feromon transparansi? Ini adalah kekuatan "Excalibur Tranparency". Kemampuan untuk membuat pedang jadi tak terlihat. Namun selama dia tak mengubah arah hasrat membunuhnya, biarpun aku tak bisa melihat pedangnya.....

GIIN! GIIN! GIIN! GIIN!

Pedang transparan dan Pedangku membuat percikan percikan api. Aku menangkis semua serangannya.

".....!"

Freed menyipitkan matanya dan membuat wajah kaget.

"Ya. Tahan dia terus seperti itu."

Xenovia mendadak ikut serta. Dia memegang pedang suci di tangan kiri, dan meletakkan tangan kanannya di udara.

"Saint Peter. Saint Basil the Great. Saint Denis. Holy Mother Mary. Tolong dengarlah suaraku."

Dia mulai melafalkan sesuatu. Apa yang dia ingin lakukan? Aku merasa ragu, namun ruang di depanku jadi terdistorsi. Xenovia meletakkan tangannya di tengah ruang terdistorsi. Dia memasukkan tangannya, dan mengeluarkan sesuatu dari celah dimensi. Yang muncul adalah sebuah pedang yang mengeluarkan aura suci.

"Dengan nama para Saint yang bersemayam dalam pedang ini, aku akan melepasnya. Durandal!"

Durandal!? Itu pedang yang begitu terkenal sampai dikatakan sebanding dengan Excalibur. Dan kalau kuingat ingat, dari segi tebasan, itu adalah pedang terkuat. Kenapa dia bisa memilikinya!?

"Durandal!?"

"Kau bukan pengguna Excalibur!?"

Bukan hanya Balba, bahkan Kokabiel tak bisa menyembunyikan kekagetannya.

"Salah. Pada dasarnya aku adalah pengguna Durandal. Aku juga terpilih sebagai pengguna Excalibur. Itu saja."

Xenovia memasang kuda kuda dengan Durandal. Gaya dua pedang bersama dengan Excalibur.

"Absurd! Menurut penelitianku, kami belum mencapai tahap dimana seseorang dapat menggunakan Durandal!?"

"Tentu saja. Bahkan di Vatikan, mereka belum bisa membuat orang yang bisa menggunakan Durandal secara artifisial."

"Lantas kenapa!? aku adalah pengguna alami sejak lahir."

Balba dibuat membisu oleh kata katanya. Tak seperti kami, Xenovia adalah seseorang yang diberkahi menggunakan Pedang Suci secara alami.

"Durandal adalah pedang dengan kemampuan diluar bayangan manusia. Ia memotong apapun yang disentuhnya. Ia bahkan seringkali tak mau mendengar perintahku. Karena itu aku harus meletakkannya di dimensi lain, kalau tidak bisa berbahaya. Bahkan aku, penggunanya, kesulitan mengendalikannya. Sekarang, Freed Zelzan, berkat dirimu, kita bisa lakukan pertarungan penghabisan antara Excalibur dan Durandal. Saat ini, aku merasa bergetar bahagia. Jangan mati dalam sekali serangan, oke? Setidaknya pakailah Excalibur dengan kekuatan penuhnya!"

Bilah Durandal mulai mengeluarkan aura yang lebih suci dari Excalibur yang dibawa Freed. Aura itu melebihi Pedang Suci Iblisku!

"Apa itu dibolehkan? Kenapa jadi begini! Dasar wanita sial! Aku tak memerlukan setting semacam ini!"

Freed berteriak, memindahkan hasrat membunuhnya pada Xenovia. Tak bisa kulihat dengan mataku, namun dia mungkin menebaskan pedang transparannya ke arah Xenovia.

GAKIIIN!

Dengan satu tebasan sisi, Excalibur remuk. Karena tekanan yang diberikan oleh ayunan Durandal, muncul lubang besar di daratan sekolah.

"Jadi itu hanya Pedang Suci murahan, rupanya. Dia bahkan tak bisa menandingi Durandalku."

Xenovia hanya mendesah sambil terlihat bosan. Sungguh kekuatan luar biasa! Bahkan tak bisa dibandingkan dengan "Excalibur Destruction"nya!

"Apa kau serius!? Apa kau memang serius!? Excalibur-chan legendaris hancur berkeping keping!? Menggelikan! Ini amat sangat menggelikan! Kaaa! Apakah salah untuk memakai sesuatu yang sudah rusak sejak awal!? Kebodohan manusia. Ketololan Gereja. Aku ingin hidup sambil sedikit bisa merasakannya!"

Hasrat membunuhnya menjadi lemah, dan aku menyerbu ke arahnya! Dia juga tak bisa merespon! Skakmat! Dia mencoba memblokir Pedang Suci Iblisku dengan sisa sisa Excaliburnya namun.....

BAKIIIIIN!

Suara remuk redam terdengar. Suara dari Excalibur yang hancur berkeping keping.

"Apa kau melihatnya? Kemampuan kami telah melampaui Excalibur."

Aku menebas Freed segera setelah menghancurkan Excaliburnya. Freed jatuh dengan darah mengucur dari luka yang kubuat dari bahunya sampai ke samping perutnya.

Aku menang.....

Kami mengalahkan Excalibur. Aku menggenggam Pedang Suci Iblis erat erat dan menatap angkasa. Ketimbang merasa menyesal, rasanya kehilangan incaranku selama ini lebih bagus. Rasanya itulah satu satunya alasan aku masih hidup.......satu satunya alasan aku diizinkan hidup....lenyap.

"Pe....Pedang Suci Iblis......? Mustahil........dua hal yang saling berlawanan tak mungkin bergabung......."

Balba Galilei memasang ekspresi tak percaya. Itu benar. Ini masih belum selesai. Selama aku tak menghabisinya, tragedi akan terulang kembali. Kami tak bisa membiarkan orang lain menemui takdir yang sama dengan kami.

"Balba Galilei. Persiapkan dirimu!"

STAB

Tombak cahaya menembus dada Balba yang nampaknya baru menyadari sesuatu.

Ini!

BUGH!

Balba jatuh setelah menumpahkan banyak darah. Aku menuju ke arahnya untuk memastikan situasinya. Dan dia sudah mati.

"Balba. Kau sudah bekerja bagus. Alasan kau mencapai kesimpulan sudah membuktikannya. Tapi, aku tak keberatan apakah kau sepihak denganku atau tidak. Sejak awal seharusnya aku melakukan hal seperti ini."

Kokabiel yang berada di angkasa tersenyum licik. Orang yang membunuh Balba adalah Kokabiel.

"Hahahahahaha! Kahahahahahaha!"

Kokabiel tertawa keras keras dan mendarat di tanah. Tekanannya begitu kuat. Pemimpin Malaikat Jatuh akhirnya berdiri di depan kami sambil memancarkan aura menegangkan dan kepercayaan diri tinggi. Sambil tersenyum lebar dia berkata,

"Tingkatkan kekuatan Sekiryutei dan transfer ke orang lain."

Dia membuat perintah penuh percaya diri, dan Buchou mengamuk.

"Apa kau mencoba mengasihani kami!? Jangan melucu!"

"Jangan melucu? Hahaha. Kalianlah yang sudah melucu. Apa kalian pikir bisa mengalahkanku?"

Hanya ditatap oleh mata itu rasanya seperti seluruh tubuhku tertusuk tusuk. Seluruh tubuhku diserang ketakutan.....inilah tekanan Malaikat Jatuh yang namanya tertulis dalam Injil sejak zaman dulu. Ada keringat mengalir di tanganku yang memegang Pedang Suci Iblis dan perasaan dingin terasa dari setiap ujung jemariku. Rasa takut ini tak bisa dibandingkan dengan saat aku bertarung melawan keluarga Phenex.

...Bertarung sampai mati. Kau tak bisa berdiri di tempat ini kecuali kau sudah siap mati dan kau sudah menerima fakta kalau kehilangan nyawamu bukan hal aneh. Aku harus mengganti motivasiku. Biarpun dendamku selesai, pertarungan ini belum. Teman temanku mengharapkan aku tetap hidup. Aku harus terus hidup. Aku akan melewati pertarungan ini. Aku akan hidup sebagai Iblis, dan sebagai bagian kelompok Gremory! Tolong pinjamkan aku kekuatanmu! Pedang Suci Iblis yang tercipta oleh aku dan perasaan teman temanku!

".......Ise. Aktifkan Sacred Gearmu."

Ise menjawab perintah Buchou.

[Boost!]

Disertai suara mekanik, cahaya merah memancar dari Sacred Gearnya.

Beberapa menit setelahnya, kami tak bisa bergerak selangkah pun. Kami tengah menunggu boost Ise-kun sambil tak bergerak sama sekali. Kami bisa saja tinggal menyerang di Malaikat Jatuh kalau dia lengah. Tapi si Malaikat Jatuh tak menunjukkan kesempatan itu sama sekali sambil terus berdiri. Aku hanya bisa membayangkan diserang balik olehnya kalau aku menyerangnya. Jadi kami tak bisa membuat gerakan fatal. Lebih tepatnya, semua orang disini berada pada situasi sama. Aku hanya bisa menunggu kekuatan Sekiryutei untuk meningkat sambil menelan ludahku dan gemetaran.

"...Sudah bisa!"

Gauntlet Ise-kun memancarkan cahaya terang. Boost mungkin sudah mencapai batasnya.

"Sekarang. Akan kau transfer pada siapa?"

Kokabiel bertanya dengan suara tertarik. Orang yang mengangkat tangannya oleh pertanyaan Kokabiel adalah ......Buchou.

"Ise!"

"Ya!"

Ise-kun mulai mentransfer kekuatan oleh panggilan Buchou. Mereka berdua saling menggenggam tangan. Dari tepukan tangan mereka, aku bisa merasakan aura kepercayaan dan cinta tak terucap yang saling mereka miliki. Cahaya pada berliannya ditransfer pada Buchou, dan aura merah yang menyelimuti tubuhnya meningkat drastis.

! Aku merasakan aura luar biasa padanya melalui kulitku, dan kekuatan besar tercipta di tangan Buchou. Kekuatan yang nampaknya takkan menyisakan secuilpun debu pada targetnya. Kalau kau sampai terkena serangan itu, kebanyakan orang akan lenyap. Namun lawannya....

"Fuhahaha! Bagus! Aliran kekuatan Iblis itu! Kekuatan Iblis yang kurasakan sekarang sama dengan Iblis Kelas Tertinggi! Sedikit lagi maka kau bisa mencapai level Maou, Rias Gremory! Nampaknya kau memiliki bakat untuk sebanding dengan kakakmu!"

Si pemimpin Malaikat Jatuh tertawa seolah dia sangat menikmatinya. Ekspresinya nampak kegirangan. Dia merasakan.......kenikmatan berperang!

"Hancurlaaaaaaaah!"

Dari tangan Buchou, jumlah kotak kotak kekuatan Iblis tertinggi ditembakkan, yakni kekuatan [Power of Destruction]!

GOOOOOOOON!

Ia membuat guncangan hebat yang menggetarkan seluruh tempat, dan tembakan kuat diarahkan langsung pada Kokabiel. Dengan tangannya........tidak, dengan kedua tangannya diletakkan di depannya, dia mencoba memblokir serangan itu.

"Menarik! Sangat menarik, adik perempuan Maou!"

Di tangan Kokabiel, energi Malaikat Jatuh, kekuatan cahaya berkumpul.

DOOOOOOOON!

Kokabiel menerima langsung serangan Buchou! Ekspresinya melampaui yang biasanya dan nampak mengerikan.

"Nuuuuuun!"

Tembakan Buchou mulai dipukul mundur, dan mulai kehilangan bentuknya! Dia tak bisa dikalahkan bahkan dengan kekuatan Iblis sebesar itu!? Tapi Kokabiel juga bukannya tak terluka. Jubah hitamnya sobek sobek, dan tangannya berdarah. Namun kekuatannya untuk memblokir kekuatan Iblis sudah berkurang. Mungkin karena serangan yang baru ia lancarkan, nafas Buchou nampak berat. Mustahil bisa menembakkan serangan yang sama lagi. Juga, karena besarnya kekuatan Iblis yang baru dia gunakan, menembakkan lagi akan.......yang tersisa adalah Ise-kun untuk memboost kekuatannya lagi dan mentransfernya ke orang lain, tapi siapa yang bisa mengalahkan Kokabiel? Akeno-san? Xenovia yang memegang Durandal? Bahkan aku, yang sudah mencapai Balance Breaker hanya memberinya luka kecil. Mungkin lain ceritanya kalau aku terbiasa dengan Balance Breaker ini sedikit lagi. Tapi bagi aku yang baru mencapai Balance Breaker.....tidak. Ini bukan saatnya mengatakan itu. Aku tak bisa membiarkan Buchou atau satupun temanku mati! Aku akan terus bertarung sampai tubuhku lenyap!

"Halilintar!"

Akeno-san menembakkan halilintar ke arah Kokabiel yang tengah berkonsentrasi pada serangan Buchou. Namun halilintarnya sirna dengan sekali ayunan sayap Kokabiel.

"Bisakah kau jangan ikut campur? Orang yang mewarisi kekuatan sama dengan Baraqiel!?"

"....Jangan samakan aku dengan orang itu!"

Akeno-san melebarkan matanya dan marah. Dia terus menggunakan halilintar namun semuanya ditangkis oleh sayap Kokabiel. Baraqiel adalah pemimpin Malaikat Jatuh. Pengguna Halilintar yang memiliki alias "Halilintar Suci". dari segi kemampuan bertarung dasar, dia dikatakan sebanding dengan Jenderal Malaikat Jatuh, Azazel. Dan Baraqiel adalah Akeno-san.......Kokabiel tertawa keras keras setelah berhasil melenyapkan seluruh serangan Buchou.

"Sampai kau menjadi Iblis! Hahaha! Kau memiliki budak budak menyenangkan, Rias Gremory! Sekiryutei! Barang sisa Proyek Pedang Suci yang mencapai Balance Breaker! Dan putri dari Baraqiel! Kau punya selera aneh, sama persis dengan kakakmu!"

"Takkan kumaafkan kau karena menjelekkan kakakku.....Maou kami! Lebih dari itu, hinaan yang kau berikan pada budakku akan kubalas dengan nyawamu!"

Kokabiel tertawa makin lantang oleh ucapan Buchou. Dia kemudian berbicara dengan nada memprovokasi.

"Kalau begitu cobalah kalahkan aku! Adik Maou! Pemilik dari Welsh Dragon! Crimson Hair Ruin Princess! Orang yang kau hadapi ini adalah seseorang yang sudah lama jadi musuh bebuyutan Iblis sejak zaman dulu! Kalau kau tak memandang ini sebagai kesempatan, maka reputasimu akan dilecehkan!"

Kokabiel. Aku tak tahu seberapa kuat Pedang Suci Iblisku bisa menghadapinya, tapi aku harus melakukannya!

STEP!

Sepertinya Xenovia, yang berada di belakangku, bergerak. Saat dia melewatiku, dia bergumam.

"Kita serang dia di waktu yang sama."

Setelah mendengar itu, aku juga menyerbu maju. Aku memusatkan kekuatan di pedangku, dan maju menebas Kokabiel dengan Xenovia! Seorang yang menebasnya adalah Xenovia. Kokabiel menciptakan pedang cahaya dengan tangannya, dan memblokirnya hanya dengan satu tangan.

"Hmph! Durandal rupanya! Tak seperti Excalibur yang pernah hancur, benda ini masih asli! Tapiiiii!"

".....!"

BOOOOOOM!

Udara berguncang keras, dan suara bising terdengar memekakkan telinga. Kokabiel meledakkan gelombang udara dari tangannya yang lain dan mementalkan tubuh Xenovia. Kemudian Kokabiel menendang perut Xenovia.

"Ghaa!"

Xenovia terlempar jauh dengan teriakan kesakitan.

"Tergantung pada penggunanya, perempuan! Kau masih belum bisa mengendalikan Durandal! Padahal pengguna sebelumnya dikatakan memiliki kekuatan tanpa tanding!"

Xenovia kembali pada kuda kudanya di udara dan mendarat di tanah. Dia kemudian maju menyerbu Kokabiel sekali lagi. Aku juga terus menyerbunya di saat yang sama!

"Kokabiel! Aku akan melenyapkanmu dengan Pedang Suci Iblisku ini! Aku takkan sudi kalah lagi!"

"Ho! Menyerang di saat yang sama dari Pedang Suci dan Pedang Suci Iblis! Menarik! Sangat bagus! Kemarilah! Kalian takkan bisa mengalahkanku selain melakukan hal itu!"

Kokabiel menciptakan pedang cahaya lagi dengan tangan yang satunya, dan bertubrukan dengan pedang kami! Pedang Suci Iblisku. Durandal Xenovia. Dia menerima serangan kami seolah bukan apa apa. Ugh! Bahkan dari segi pertarungan pedang, Kokabiel melampaui kami!

"Rasakan!"

Koneko-chan menghantamkan tinjunya dari belakangnya.......

"Naif!"

Sayap hitamnya berubah menjadi bilah bilah tajam dan menyerbu tubuh Koneko-chan. Tubuhnya jatuh ke tanah, dengan darah mengalir di sekujur tubuhnya.

"Koneko-chan!"

"Hei, melihat ke arah lain hanya akan membuatmu terbunuh!"

Aku jadi lengah karena melihat kondisi Koneko-chan, dan pedang cahaya Kokabiel datang ke arahku.

GIIIIIN.

"Wha....!"

Retakan muncul di Pedang Suci Iblisku! Ugh! Kepadatan pedang ini tergantung kekuatan pikiranku! Kalau aku kehilangan konsentrasi meski hanya sesaat, maka pada saat itu juga, kepadatan pedangku akan menurun. Dia bisa memahami hal itu hanya dalam sekejap.

DON!

Xenovia dan aku tak berdaya menghadapi gelombang kejut yang tercipta dari tubuh Kokabiel, yang menerbangkan kami. Aku kemudian memasang kuda kuda lagi......tapi Xenovia dan aku bernafas tersengal sengal.

.....Kita tak bisa menang. Itulah yang terlintas dalam pikiranku. Perbedaan kekuatan diantara kami sangat absolut. Biarpun aku sudah mencapai Balance Breaker, perbedaannya masih selebar ini. Pemimpin Malaikat Jatuh. Dia sangat kuat! Tidak! Aku harus singkirkan pikiran itu! Kita harus menang! Kita tak bisa bertahan hidup kecuali kita menang! Asia-san dan Ise-kun bergerak menuju Koneko-chan. Sacred Gear Asia-san aktif dan mulai menyembuhkan luka luka Koneko-chan. Syukurlah. Dengan ini, nyawa Koneko-chan akan selamat.

"Kokabiel! Ini masih belum selesai!"

Aku memusatkan kekuatan di pedangku dan mulai menyerang lagi! Retakan di pedangku lenyap dan aku maju menyerbu ke arahnya tanpa keraguan!

"Hahaha! Masih mau mencoba juga? Baiklah! Kemarilah!"

"Pedang Suci Iblis!"

ZAN!

Aku mengelilingi si Malaikat Jatuh dengan membuat pedang pedang yang terlapisi aura suci dan Iblis. Dengan ini aku membuat lawanku tak bisa kemana mana. Yang tersisa hanyalah menyerangnya!

"Kau pikir bisa menghentikanku dengan ini?"

10 sayap Kokabiel yang membentang mulai berubah menjadi pedang dan menghancurkan pedang pedang disekitarnya dengan mudah. Ugh! Ternyata tidak berhasil! Aku menyerbu ke arahnya dari arah depan. Tapi si Malaikat Jatuh tak berkutik sama sekali, dan dia menghentikan Pedang Suci Iblisku hanya dengan dua jari!

"Ini saja?"

Kokabiel mendesah. Pedang Suci Iblisku yang sudah dihentikan tak bisa digerakkan sama sekali! Aku menciptakan pedang Suci Iblis lain namun lagi lagi dihentikan oleh dua jarinya.....masih belum selesai! Aku membuka mulutku lebar lebar, dan membayangkan menciptakan pedang Suci Iblis di depan mulutku. Yang ketiga! Aku menggenggamnya erat dengan gigiku, dan menggerakkan leherku ke samping dengan kasar! Sepertinya dia tak berpikir akan datangnya serangan ketiga. Dia melepaskan pedangku dan melangkah mundur. Apa dia mendapat luka dari seranganku tadi? Saat kulihat Kokabiel, ada sedikit goresan di pipinya. Ada sedikit darah yang mengalir. Bahkan dengan serangan itu, aku hanya bisa memberinya luka sekecil itu. Jadi inikah kekuatan orang orang top dalam Malaikat Jatuh.....semua orang disini memasang ekspresi keputusasaan sambil bernafas tersengal sengal. Hanya Kokabiel yang unggul yang tersenyum sinis.

"Tapi. Melihat kalau bahkan setelah kehilangan majikan yang kalian layani, kalian Iblis dan pengikut Tuhan masih bisa bertarung, ya?"

Mendadak Kokabiel berbicara. Apa maksud ucapannya tadi?

"...Apa maksudmu?"

Buchou bertanya dalam keraguan. Kokabiel mulai tertawa keras keras seolah dia baru menemukan hiburan.

"Fuhaha, fuhahahahahahahahaha! Benar juga! Aku jadi lupa! Kebenaran masih belum terungkap pada orang rendahan macam kalian! Kukatakan saja. Dalam peperangan diantara tiga golongan, bukan hanya Yondai-Maou, namun Tuhan dari Bibel juga tewas."

....!....Ap....Apa....Apa yang baru dia katakan tadi?.....semua orang disini begitu terkejut dan tak bisa mempercayai apa yang baru dia ucapkan.

"Wajar kalau kalian tak mengetahuinya. Siapa yang berani bilang kalau Tuhan dari Bibel sudah mati? Manusia hanya sekumpulan idiot. Tanpa Tuhan mereka tak bisa mengendalikan hati mereka dan mematuhi aturan, tahu? Bahkan kami, Malaikat Jatuh, dan Iblis tak bisa menceritakan ini pada bawahan kami. Kalian takkan tahu dari mana informasi tentang Tuhan akan dibocorkan. Bahkan diantara tiga golongan, hanya orang orang di posisi top dan orang tertentu yang mengetahuinya. Meski sepertinya Balba menyadarinya tadi."

.....Tuhan sudah tak ada lagi? Tidak...itu tak mungkin.....itu mustahil........lantas apa yang kami percayai dalam institut itu....?

"Setelah peperangan, yang tersisa adalah para Malaikat yang kehilangan Tuhan mereka, para Iblis yang kehilangan Maou dan sebagian besar Iblis kelas Tinggi mereka, dan Malaikat Jatuh yang kehilangan hampir semua pasukannya. Jadi kondisi saat itu sangat susah payah. Semua golongan jatuh begitu rendah, sampai mereka harus mengandalkan manusia untuk melanjutkan generasi mereka. Khususnya Malaikat dan Malaikat Jatuh yang hanya bisa melanjutkan generasi mereka dengan kawin dengan manusia. Malaikat Jatuh bisa meningkat kalau Malaikat mengalami 'kejatuhan'. Tapi Malaikat murni tak bisa meningkatkan jumlah mereka setelah kehilangan Tuhan. Bahkan Iblis murni juga langka kan?"

"......Bohong......itu pasti bohong......"

Sedikit jauh dariku, Xenovia nampak seperti kehilangan kekuatannya. Dia memiliki ekspresi panik yang membuatku tak tahan melihatnya. Wajar karena dia umat yang masih aktif. Pelayan Tuhan. Orang yang hidup dengan melayani Tuhan sebagai misinya. Kalau eksistensi Tuhan lenyap dan dia kehilangan maksud hidupnya, sangat alami dia akan menjadi seperti itu. Bahkan aku....aku akan menggigit bibirku memikirkan apa arti hidupku selama ini.

"Kebenarannya adalah peperangan takkan terjadi lagi kecuali kau melakukannya dengan sengaja. Itu artinya ketiga golongan melewati neraka sepanjang peperangan lampau. Semua orang memutuskan kalau melanjutkan peperangan sudah tak ada artinya lagi kalau penyebab semua itu, Tuhan dan Maou, sudah tewas. Bahkan si brengsek Azazel itu menyatakan "Kita takkan berperang lagi!" setelah kehilangan hampir semua orang orangnya dalam perang! Aku tak tahan lagi! Aku benar benar tak tahan! Menurunkan senapanmu sekali kau menembakkannya!? Jangan melucu. Jangan melucu! Kalau kami melanjutkan dari sana, kami pasti bisa menang! Namun dia justru.....! apa artinya Malaikat Jatuh yang hanya bisa hidup dengan mengundang manusia yang memiliki Sacred Gear!?"

Kokabiel menyatakan argumennya dengan kuat. Wajahnya nampak sangat marah. Fakta kebenaran itu memberi kami shock yang tiada terperikan. Asia-san menutupi mulutnya dengan kedua tangannya, membuka lebar matanya, dan seluruh tubuhnya berguncang. Biarpun dia sudah menjadi Iblis, keyakinannya masih belum lenyap.

".....Tuhan tidak ada? Tuhan.....sudah mati? Lalu cinta yang diberi olehnya itu..."

Kokabiel menjawab keraguan Asia dengan tawa.

"Itu benar. Wajar kalau tak ada cinta dari Tuhan dan perlindungan langit darinya. Tuhan sudah tiada. Michael sudah bekerja bagus. Dia mengambil alih posisi Tuhan dan mengurus manusia dan Malaikat. Selama "Sistem" yang digunakan oleh Tuhan masih beroperasi, maka doa doa pada Tuhan, berkah dari Tuhan, dan Exorcism masih berfungsi. Tapi kalau kalian bandingkan dengan saat Tuhan masih ada, jumlah umatnya berkurang drastis. Bocah Pedang Suci Iblis disana mampu menciptakan Pedang Suci Iblis karena keseimbangan diantara Tuhan dan Maou lenyap. Kenyataannya, kekuatan suci dan Iblis tak mungkin bisa bersatu. Kalau orang orang yang mengatur kekuatan suci dan Iblis, Tuhan dan Maou, lenyap maka akan banyak fenomena unik terjadi."

Berarti alasan kenapa Pedang Suci Iblisku tercipta bukan karena kebetulan. Ternyata karena Tuhan sudah tak ada lagi. Sungguh sindiran. Mendengar ucapan Kokabiel, Asia-san jatuh ke tanah.

"Asia! Bertahanlah Asia!"

"Mulai dari sini, aku akan memulai peperangan! Aku akan bawa kepalamu sebagai hadiah! Biarpun hanya aku, aku akan lanjutkan dari apa yang kami tinggalkan! Akan kutunjukkan pada Sirzechs dan Michael kalau kami, Malaikat Jatuh adalah makhluk tertinggi!"

....Lucifer. Michael. Keduanya adalah eksistensi luar biasa yang tercatat dalam Injil. Kokabiel mencoba menjatuhkan orang orang seperti itu. Dia memiliki kekuatan yang begitu besar. Dan kami tengah mencoba menghadapi orang semacam itu.

....Kami tak bisa menang. Dia benar benar bukan tandingan kami. Motifnya benar benar diluar jangkauan kami. Sejak awal dia adalah orang yang sama sekali tak boleh kami hadapi....biarpun begitu....aku mencoba menyerangnya setelah menggenggam pedangku. Namun ada cahaya merah muncul dalam pandanganku.....Itu adalah Ise-kun.

"Jangan bercanda! Mana bisa kubiarkan kau menghancurkan kotaku. Teman temanku. Buchou. Dan Asia. Hanya demi motif egoismu! Dan aku akan menjadi Raja Harem! Aku akan kesusahan kalau kau menghalangiku!"

Kamu mungkin ingin bersikap keren, tapi bukan begitu caranya, Ise-kun.

"Kukukuku. Raja Harem? Itukah yang Sekiryuteu harapkan? Jadi apa kau mau ikut denganku? Kau bisa menjadi Raja Harem sekarang juga! Aku akan mengambil semua wanita cantik sepanjang jalan. Kau bisa bercinta dengan mereka sesukamu."

".........."

Ise-kun membeku di tempatnya berdiri sambil mencoba membuat pose keren.

"Aku....aku takkan tertipu oleh kata kata manis seperti itu!"

Ke...kenapa kamu tadi memberi jeda!? Tidak, tak mungkin begitu kan!? Ise-kun!?

"Ise! Ya ampun! Bersihkan ilermu! Kenapa kamu seperti itu di saat begini!"

Buchou juga marah. Tentu saja. Apa yang kamu lakukan, Ise-kun!

"...Ma.....Maaf, kelihatannya aku sangat lemah dengan kata "harem"....."

"Kalau kamu sesuka itu pada perempuan, maka aku akan lakukan semua hal untukmu kalau kita pulang selamat nanti!"

"Apa kamu serius!? Ja.....jadi aku boleh mengisap Oppai!?"

"Ya! Asal kamu bisa menang, itu hanya taruhan murah!"

FLAAAAAASHHHHHHH!

Berlian di Boosted Gear bersinar lebih cerah dari sebelumnya.

"Fufufu. Hisap. Aku bisa mengisapnya. Aku bisa mengisapnya!"

Ise-kun mulai tersenyum senyum.

"Saat ini, aku bahkan bisa memukul Tuhan. Ah, Tuhan sudah tak ada lagi. Hahahaha!"

Cahaya merah menyilaukan yang membutakan mataku. Aku bisa merasakan kekuatan luar biasa muncul dari Sacred Gearnya.

"Yoooooooooooshaaaaa! Aku akan mengalahkanmu untuk mengisap puting Buchou, Kokabiel!"

Dengan alasan semacam itu!? Sacred Gear melepaskan kekuatan dengan menjawab pikiran pemiliknya. Boosted Gear merespon pikiran mesum Ise-kun dan mencoba melepaskan kekuatannya. Apa itu memang tak apa apa "Welsh Dragon"!? Wajah Buchou tampak merona merah dan sepertinya malu karena Ise-kun mengatakannya keras keras. Aku jadi kasihan padanya.

"....Ini pertamakalinya aku melihat Sekiryutei yang melepaskan kekuatannya hanya dengan berpikir mengisap puting perempuan.....siapa kau? Siapa kau sebenarnya?"

Kokabiel bertanya sambil menyipitkan matanya. Ise-kun mengucapkannya keras keras dengan membusungkan dadanya.

"Aku adalah [Pion] kelompok Rias Gremory! Hyodou Issei! Ingatlah itu Kokabiel! Aku adalah pemilik Boosted Gear yang hidup dengan pemikiran ero dan darah panasku!"

"Fufufu. Menarik."

Mendadak muncul suara dari langit. Bukan dari siapapun disini. Orang pertama yang menyadarinya adalah Wakil Presiden, Akeno-san, yang sangat kuat dalam membaca aliran energi berbeda. Ia tiba tiba menoleh ke atas. Orang selanjutnya yang menyadarinya adalah Buchou. Mereka berdua melihat ke arah langit gelap di saat yang sama. Aku merasa ragu namun kemudian segera menyadarinya.

BERGIDIK........

Rasa takut dan kegugupan tak diketahui menyebar sepanjang tubuhku. Benda itu yang turun dari angkasa sambil menekan kami dengan hawa kehadiran dan perbedaan kekuatannya, yang membuatku ketakutan.

FLASH!

Ia turun sambil memotong jurang langit dengan memancarkan cahaya putih. Kalau dia turun dengan kecepatan tinggi, maka akan membuat gempa dan kawah besar. Pasti akan menghancurkan tempat ini juga.

Namun itu tak terjadi. Muncul benda putih dalam pandangan kami. Benda putih bersinar yang bahkan tak memiliki bayangan sama sekali di langit malam yang gelap. Ia mengapung beberapa inchi di tanah. Lempengan armor putih. Ada berlian di beberapa tempat armornya. Ia juga memiliki armor di wajahnya jadi kami tak bisa melihat wajahnya. Delapan sayap cahaya tumbuh dari punggungnya yang memancarkan aura kemilau dalam gelapnya malam. Namun aku merasa pernah melihat bentuk armor semacam itu. Warna dan wujudnya memang berbeda, namun mirip......sangat mirip dengan "Boosted Gear Scale Mail". Mungkin semua orang selain aku yang berdiri di tempat ini juga memikirkan hal yang sama. Jadi kami semua memahami di saat yang sama. Kami memahami kalau benda di hadapan kami adalah....

"......Vanishing Dragon."

Orang pertama yang mengatakan itu adalah si pemimpin Malaikat Jatuh, Kokabiel. Sudah kuduga. Makhluk yang merupakan kebalikan "Welsh Dragon", sang "Vanishing Dragon". Seluruh tubuhku gemetaran. Perasaan seolah jantungku diremas oleh seseorang. Di saat yang sama aku terpana oleh penampilan putihnya yang memancarkan cahaya misterius. Begitu indah. Hatiku terpesona padanya dalam sekejap......Kokabiel membuat suara dengan lidahnya oleh kehadiran si armor putih.

"Salah satu Longinus "Divine Dividing".....kalau kau sudah dalam bentuk armor berarti kau sudah berada pada mode Balance Breaker. "Divine Dividing Scale Mail". Seperti halnya "Boosted Gear" sama sama menyebalkan."

.......Vanishing Dragon dalam bentuk Balance Breaker.

"...Jadi kau tertarik pada "merah". Vanishing Dragon, kalau kau menghalangiku..."

Sebelum Kokabiel menyelesaikan ucapannya, sayapnya lepas ke udara. Kemudian ada darah mengucur darinya.

"Untuk mahluk bersayap ini Warna yang menjijikkan. Sayap Azazel jauh lebih gelap dan memiliki warna gelap tanpa akhir, tahu?"

Aku tak bisa melihat gerakannya dengan mataku. Aku yakin kalau ada objek tertentu menyerang Kokabiel. Si Vanishing Dragon memegang sayap hitam di tangannya. Dari suaranya, apa si Vanishing Dragon adalah pria muda? Tapi bukan itu saja, wajahnya sedikit tidak senang. Dia memandang ke arah tempat Koneko-chan terbaring. Menghela nafas dan memprotes dengan sangat tidak berdaya.

"Reino-san apa yang kamu lakukan di sini?"

Sial! Sejak kapan dia ada di sana? Bahkan wakil ketua yang paling ahli merasakan perubahan energy tidak menyadari keberadaanya. Siapa orang ini? Semua yang aku rasakan darinya hanyalah bahwa dia adalah manusia! Tunggu Reino' apa dia orang yang muncul bersama dengan Kriminal Rank ss Kuroka waktu itu?

"Ha ha ha. Aku sedang lari dari Kuro,.... maaf maksudku aku sedang liburan dengan Erina. Kebetulan aku baru pulang kerja. Kebetulan aku berada di kota ini. Malam ini aku ada janji dengan Shirone, tapi dia tidak kunjung datang. Jadi aku memeriksanya, siapa sangka aku menemukan ini"

"K....Kau! Sayapku!"

Kokabiel menjadi marah karena sayapnya dicabut, namun si Vanishing Dragon tertawa dengan tenang melihat hal tersebut.

"Itu simbol kalau kau telah jatuh. Tak perlu sayap bagi mereka yang sudah jatuh dan merangkak ke bumi, kan? Apa kau masih berniat untuk terbang?"

"Vanishing Dragon! Apa kau mau melawanku!"

Kokabiel menciptakan tak terhitung jumlah tombak cahaya di langit, namun Vanishing Dragon sama sekali tak terintimidasi dan mengatakannya dengan jelas.

"Namaku adalah Albion."

[Divide!]

Aku mendengar suara, dan aura disekitar Kokabiel berkurang drastis dengan cepat. Setengah tombak tombak cahaya di langit juga lenyap.

"Salah satu kemampuan "Divine Dividing"ku. Ia membagi dua kekuatan mereka yang kusentuh setiap 10 detik. Kekuatanmu akan menjadi kekuatanku. Kau tak punya waktu! Kalau kau tak mengalahkanku dengan cepat, kau akan menjadi begitu lemah sampai kau bahkan tak bisa mengalahkan manusia!"

....Seperti dalam legenda. Kemampuan dari Sekiryuutei menggandakan kekuatan pemiliknya dan memindahkannya pada orang lain. Kemampuan Hakuryuukotei mengambil kekuatan lawan mereka dan menjadikannya miliknya. Dengan sayap yang tersisa, Kokabiel mencoba menyerbu si Vanishing Dragon, Albion. Namun ia tak bisa menangkapnya karena dia tak mampu mengimbangi pergerakan yang dikatakan secepat cahaya. Kemudian salah satu orang top Malaikat Jatuh yang tak bisa kami kalahkan sedang dipermainkan.

[Divide!]

"Sialan kau!"

Dia mencoba menyerang Albion dengan tombak cahaya dan pedang cahaya, namun Hakuryuukou mengayunkan lengannya ke samping dan menguapkan itu semua. Dimana Kokabiel nampak kesulitan bertarung, kekuatannya terus dibagi dua.

[Divide!]

Setelah beberapa suara, pergerakan Kokabiel menjadi begitu lambat sampai aku bahkan bisa menjatuhkannya dengan mudah. Albion mendesah.

"....Sudah jadi kekuatan Malaikat Jatuh kelas menengah, ya. Membosankan, kupikir kau bisa membuatku lebih senang lagi....."

Albion lenyap dari pandanganku dan menyerbu ke arah Kokabiel sambil menyisakan jejak cahaya.

THRUST!

"Vali, biarkan aku menangi ini…. Kalau tidak wanita itu akan mengacau karna membiarkan Shirone terluka…"

Reino barack entah bagaimana muncuk di antara Albion dan Kokabiel. Sial sebarapa cepat orang ini hingga aku yang merupakan Kuda tidak mampu melihat pergerakannya.

"Baiklah, jangan di bunuh! Setelah selesai bawa ke Azazel!"

Albion terlihat sangat tidak berdaya dengan permintaan Reino. Ia mendesah pelan sebelum menghilang.

Kokabiel mengangkat alis melihat manusia yang meminta Albion meninggalkan tempat ini. Tapi sebelum dia dapat berbicara Reino barack dengan kencang melemparkan pukulan berat kedalam perut Kokabiel. Tubuh Kokabiel terhuyung dan dia muntah di tanah. Dia bahkan tak menyisakan sedikitpun jejak kalau dia adalah lawan yang sudah membuat kami kepayahan.....

".....Mu....Mustahil....ka....kau…. The fools, jadi begitu! Kau adalah orang yang mengalahkan orang itu."

"Apa? Kau menyuarakan gerutu menyebalkan. "Mustahil? Aku?" setelah itu apa lagi? "Ini tak mungkin"? ya kan?"

Reino tertawa seolah menganggapnya menyenangkan.

"Lihat apa yang kau Lakukan padanya…" Reino menatap Koneko-chan yang terbaring tak sadarkan diri karena serangan Kokabiel. "Orang itu akan menggangguku siang dan malam kalau dia tau soal ini."

Reino barack mengatakan ini sambil menggigil di seluruh tubuhnya. Siapa yang cukup mampu membuat orang sekuat itu menggigil seperti itu?

THRUST!

Tinju Reino menghantam wajah Kokabiel.

BRUK...

Kokabiel sudah tak berdaya dan jatuh ke tanah. Malaikat Jatuh dengan 10 sayap dijatuhkan.....Reino meletakkan Kokabiel yang telah kalah di bahunya.

"Nampaknya aku harus membawa yang ini juga. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya. Kita akan mengurus dia setelah itu."

Reino berjalan ke arah Freed yang berada di tanah dan membawanya di lengannya. Lalu berbalik untuk pergi.

"Oh, aku hampir lupa. Berikan ini Pada Koneko kalau dia sudah bangun"

Reino mengeluarkan kotak bekal entah dari mana dan memberikannya kepadaku yang paling dekat denganya.

"Ah, satu lagi, yang ini untuk gadis Durandal itu…"

Dia mengeluarkan satu lagi kotak makanan entah darimana. Setelah menyerahkannya kepadaku dia mengangkat kembali Kokabiel dan Freed di kedua tangannya dan pergi.

[Apa kau mengabaikanku, heh...]

Suara yang kudengar untuk pertama kalinya. Suara itu datang dari Ise-kun. Gauntlet Nya berkilau.

[Jadi kau masih bangun, si merah.]

[Kita akhirnya bertemu, tapi dalam situasi semacam ini.]

[Tak apa apa. Selama kau tidak bersikap seperti sejenismu aku akan mengabaikanmu]

[Jadi Begitu. Itu sebabnya aku tak bisa merasakan hawa permusuhan mu seperti sebelumnya.]

[Seperti ini tidak buruk kan Ddraig?]

[Itu juga akan menyenangkan. Sampai bertemu lagi.]

"Hei! Apa artinya ini!? apa yang kau lakukan!? Karena kau aku jadi tak bisa mengisap puting Buchou!"

Ise-kun jadi mengamuk.....Hei, hei. Apa bagian itu yang membuatmu marah? Reino Barack pergi sambil mengatakan hal seperti ini.

"Kau memerlukan kekuatan untuk memahami segalanya. Jadilah lebih kuat, rival-kun, aku akan melawanmu suatu hari nanti."

Pria dengan armor putih juga menghilang menjadi kilatan cahaya. Semua orang dibuat membisu oleh hasil yang tak pernah diprediksi. Lingkaran sihir kehancuran yang Kokabiel sebar sudah menghilang.

.....Selesai juga. Biarpun seseorang ikut campur, kota ini selamat. Kemudian mayat Balba tertangkap pandanganku. Mungkin masih belum berakhir......sebab ada seseorang yang mengambil alih penelitian di markas pusat Vatikan. Saat aku melawan orang itu, apa yang akan kulakukan dengan Pedang Suci Iblis ini.....aku masih tak tahu. Tapi sekarang......Ya, untuk sekarang saja.....

KNOCK!

Seseorang menonjok kepalaku. Saat aku menoleh, ternyata Ise-kun yang tersenyum.

"Kamu berhasil, Casanova! Hmmm. Jadi itu Pedang Suci Iblis. Tampak indah sekali karena warna hitam dan putih bercampur."

Dia melihat Pedang Suci Iblisku dengan tatapan tertarik.

"Ise-kun, aku..."

"Oke, lewatkan saja hal hal yang rumit untuk sekarang. Pokoknya, bisa kita anggap kalau semuanya sudah selesai kan? Juga hal hal tentang teman temanmu itu."

"Ya."

Terima kasih, Ise-kun. Kamu bertindak dan berpikir untuk orang sepertiku.

".....Kiba-san, kita bisa melakukan kegiatan klub bersama lagi, kan?"

Asia-san menanyakan dengan wajah khawatir. Dia khawatir padaku, biarpun dia seharusnya sedang gelisah karena Tuhan yang diyakininya sudah tak ada lagi. Aku jadi berpikir kalau dia memang gadis yang baik hati. Saat aku hampir mengatakan "aku baik baik saja"....

"Yuuto."

Buchou memanggil namaku. Buchou menyambutku dengan senyum.

"Yuuto. Syukurlah kamu kembali. Juga sampai mencapai Balance Breaker. Aku sangat bangga."

".....Buchou. Aku...untuk semua orang dalam klub........aku sudah mengkhianatimu yang sudah pernah menyelamatkan nyawaku.....aku tak bisa menemukan kata kata untuk mengungkapkan rasa maafku......"

Tangan Buchou menepuk nepuk pipiku. Buchou selalu menghiburku seperti ini.

"Tapi kamu sudah kembali. Itu saja sudah cukup. Kamu tak boleh menyia nyiakan perasaan teman temanmu."

"Buchou....aku akan berjanji sekali lagi. Aku, Kiba Yuuto, akan melindungimu dan rekan rekanku seumur hidupku sebagai [Kuda] dari kelompok Rias Gremory!"

"Ufufufu. Terima kasih. Tapi jangan mengatakan itu di depan Ise, oke?"

Saat kulihat, Ise-kun tengah memelototiku dengan tatapan iri.

"Aku juga ingin melindungi Buchou dengan menjadi [Kuda]! Tapi tak ada siapapun yang bisa menjadi [Kuda] Buchou selain kau! Jadi bertanggung jawablah dan penuhi tugas itu!"

Dia mengatakannya dengan wajah malu.

"Ya. Aku tahu, Ise-kun."

"Sekarang."

VOOOM

Tangan Buchou terlapisi aura merah yang membuat suara berbahaya.

.....Ummm. Ada apa Buchou? Buchou tersenyum padaku yang masih bingung ini.

"Yuuto. Sebagai hukuman karena bertindak sendirian, 1000 tamparan."

Pasukan bantuan dari Maou datang 30 menit setelah semuanya berakhir. Sepanjang waktu itu, aku ditampar sembari Ise-kun tertawa terpingkal pingkal di tanah. Rasanya menyakitkan, tapi yang penting aku sudah kembali!

Chapitre suivant