Suara Tasia mulai bergetar. Ia menatap Hadyan dengan putus asa.
"Tidak ada, Hadyan. Aku hanya ingin mandi sendiri. Tolonglah.." Jawab Tasia.
"Maaf, Tasia. Tapi aku harus menolaknya. Aku tidak mungkin membiarkanmu mandi sendirian di dalam sana. Kau tau sendiri, kau sering hilang kendali saat melihat kolam air. Janin di dalam perutmu akan memaksamu untuk pergi berendam." Tolak Hadyan dengan suara sehalus mungkin.
"Aku mohon, Hadyan. Aku benar-benar ingin sendiri saja. Tolonglah.." Bahkan ia menahan dada keras Hadyan dengan tangan kanannya.
Melihat Tasia yang nampak seperti ingin menangis, Hadyan jadi semakin bingung. Sebenarnya permaisuirnya kenapa lagi?
Tasia masih menatap Hadyan dengan tampang gusar. Menanti anggukan kepala sang raja yang mengijinkannya untuk mandi sendirian. Ia sangat takut Hadyan melihat tubuhnya ditumbuhi sisik ular. "Aku janji akan mandi dengan cepat. Aku tidak akan berendam. Aku janji.."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com