Tasia terbangun dan mendapati wajah Hadyan sudah berada tepat di depan wajahnya. Sepertinya pria itu tidak bisa kalau tidur tanpa terus menempel padanya. Tasia tidak bersuara atau bergerak. Entah mengapa ia mendapatkan perasaan aneh pada tubuhnya. Tasia menggeser tubuhnya sedikit untuk menjauhi Hadyan, lalu ada hal yang menyita perhatiannya. Ia mendapati gumpalan rambut di sekitaran bantalnya.
Rambut? Pikir Tasia dalam hati. Ia baru ingat kalau tadi rambutnya sempat rontok cukup parah. Spontan Tasia mengusap rambutnya sendiri, lalu dengan mudahnya gumpalan rambut lain tercabut dari kepalanya. Jantung Tasia seakan ditekan kuat saat melihat gumpalan rambut yang memenuhi genggaman tangannya.
Dengan panik, Tasia langsung terduduk dari tidurnya. Perutnya yang besar dan berat seakan tidak lagi ia rasakan. Yang Tasia tau, ia sudah loncat turun dari ranjang untuk berlari ke kamar mandi. Di belakang, Hadyan sudah mengejar langkahnya dengan wajah tak kalah panik.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com