'Su Mohan, laki-laki bajingan itu, selalu bisa membuatku tersentuh.' Ye Fei bergumam dalam hatinya.
Ye Fei kemudian mandi dan merasa kakinya sedikit sakit, jadi ia mengganti baju menjadi piyama dan naik ke tempat tidur lebih awal. Sambil memeluk boneka di satu tangan dan mengeluarkan ponselnya dengan tangan yang lain, ia langsung menghubungi Su Mohan.
Ketika ia menyadari tindakannya, Ye Fei menjulurkan lidah. Ia tidak menyangka, padahal baru sebentar mereka berpisah, namun ia sudah merasa hampa dan tidak nyaman.
"Halo." Suara rendah Su Mohan terdengar.
"Su Mohan, aku …" Ye Fei membuka mulutnya, kemudian menyadari bahwa ia tidak tahu harus berkata apa.
Su Mohan sepertinya mengetahui kalau Ye Fei sedang malu, sehingga tidak mendesaknya untuk bicara. Lantas ia menunggu dengan tenang.
"Hmm ... Apa yang sedang kamu lakukan sekarang?" Ye Fei akhirnya menyerah dan menanyakan kalimat yang membosankan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com