webnovel

1

1.

Candra telah terlelap di barat sana dan kini giliran surya untuk berjaga diufuk timur sebagai pertanda jikalau bentala sudah siap untuk memasuki hari baru. Sepasang kaki kecil beralaskan sandal tidur bermodelkan kucing melangkah ringan memasuki sebuah kamar bergradiasi abu-abu dan hitam pada interior dan rak kaca besar pada sudut ruang yang berisikan berbagai macam tokoh-tokoh action figure dari komik Amerika favorit sang pemilik kamar. Satu garis lahir di atas kening mulus abg pria berusia dua belas tahun tersebut kala mendapati tempat yang biasanya berisikan pria yang lebih tua kini kosong melompong. Kelereng hitam mata sipit nan mempesona itu menilik setiap sudut guna mencari sosok berbadan kekar yang begitu disayang sekaligus dikesalkannya.

"Kak?Kak Jungkook?kakak dimana?."

Tak ada jawaban walau suaranya telah menggema. Bergantian kaki mulus tanpa bulu itu menaiki ranjang sang kakak,sebab dipikirnya kalau dia menaiki tempat tinggi barangkali saja bisa menemukan kakak Jungkooknya.

Hahaha sungguh polos pikiran seorang Jeon Jimin. Apakah jangan-jangan ia berpikir kalau kakaknya itu sebesar bayi kucing?.

Gagal dengan percobaan pertama ia mencari cara lain dengan memasuki kamar mandi pribadi Jungkook,langsung membukanya tanpa mengetuk sama sekali.

"Disini juga tidak ada.Apa kak Jungkook sudah berangkat duluan?padahal Chim dan ibu sudah membuatkan bekal buat kakak."

Labium tebal tanpa polesan itu membentuk lengkungan bawah akibat memikirkan nasib bekal buatannya yang akan menjadi santapan tempat sampah?. Berbalik arah dengan kepala terkulai lemas serta pundak menurun bermaksud untuk meninggalkan salah tempat mangkal favorit setan. Namun,sebuah tarikan kasar dan kuat mendadak datang dari arah belakangnya

"Kyaaaa!!!!!"

Dan berakhir dirinya basah kuyup dalam pelukan seorang pria tampan.

***

Masih ada waktu kurang lebih tiga puluh menit bagi buana kembali terang,tapi seorang Jeon Jungkook telah terbangun dan kini tengah menyandar pada sandaran kasur yang terbuat dari material busa dengan hanya mengenakan sehelai cawat hitam diskonan yang dibelinya dari supermarket menutupi area sensitifnya.  Hal ini tentu sesuatu diluar kebiasaan seorang Jeon Jungkook yang hanya baru akan terbangun jika rawi telah meninggi atau mendengar teriakan cempreng membahana sang adik. Oh ya omong-omong jangan beranggapan bahwa ia akan sama dengan pria-pria lain diluar sana ketika baru pertama kali membuka mata dipagi hari.Tak ada dalam glosarium  seorang Jeon Jungkook terlihat jelek atau buruk rupa dalam keadaaan apapun.

Bosan bermain dengan ponselnya ia lalu mencoba untuk membaca sebuah buku yang dipinjamnya dari Jimin.Lebih tepatnya buku harian sang adik yang dicurinya. Tersenyum-senyum tatkala mata bundarnya membaca namanya sendiri dan menyerapahi  ketika mendapati ada nama lain selain namanya ikut berpartisipasi dalam buku sewarna matahari terbit tersebut. Bahkan,meskipun itu nama kedua orangtua mereka.

Kembali diingatnya alasan mengapa terbangun diluar kebiasaannya.

Jeon Jimin.

Dua kata yang menandakan petunjuk pada seorang pria mungil yang mampu membuat seorang Jeon Jungkook mengalami apa yang emisi nocturnal.Waktu yang semakin berlalu membuatnya kembali menyembunyikan benda curiannya itu dibawah kasur kemudian turun untuk melakukan kegiatan olahraga paginya. Hanya olahraga lantai ringan semacam push up,sit up,squat,plank dan bird dog tapi rutin dilakukan. Alarm telah berbunyi tanda bahwa target untuk hari ini telah terpenuhi,100 kali untuk setiap gerakan.Senyum puas terukir diwajahnya tampannya saat melihat pantulan dirinya yang bermandikan keringat dan semakin lebar saat membayangkan adik kecilnya yang membersihkan tubuhnya.

"Fuckhead! Pagi-pagi aku sudah harus membuang calon pilot dan insinyur ke toilet."

Segera setelah  memasuki kamar mandi ia langsung menenggelamkan dirinya sendiri dalam bak mandi tanpa melepaskan celana dalamnya terlebih dahulu.Bukan sesuatu yang muskil untuk putera pertama keluarga Jeon menahan napas didalam air selama berpuluh-puluh menit sekalipun.

Tangannya mengelus-ngelus penisnya dari luar celana dalamnya yang tentunya telah basah kuyup sembari membayangkan Jiminnya menyepong benda berurat miliknya tersebut. Samar didengarkannya ada yang memasuki kamar mandi,awalnya, dipikir ibunya tapi rasanya tak mungkin kalau masuk begitu saja manalagi Jungkook telah memasuki usia remaja ,delapan belas tahun begitu pula dengan ayahnya. Jadi, satu-satunya orang di rumah yang begitu naifnya memasuki sarang setan tanpa membawa senjata apapun dan tanpa memikirkan resiko sama sekali hanyalah...

Ah...apa dia sudah mengatakan pada  kalian betapa ia selalu tergila-gila dengan adiknya? Jeon Jiminnya.

TBC

Chapitre suivant