Mata Bei Mingyan sedikit membeku. Ia berputar dengan perlahan dan mendapati kemarahan Raja Neraka.
Sama sekali tidak ada senyum di wajah Raja Neraka. Dengan wajah bermartabat, saat ini, ia dipenuhi dengan kemarahan yang bahkan lebih buruk.
"Salam, Yang Mulia Raja Neraka." Bei Mingyan mengeluarkan suara asing yang rendah sembari membungkuk memberi hormat layaknya rakyat kepada rajanya, yang tidak seperti anak memberi hormat pada ayahnya.
Napas Raja Neraka terdengar berat, jelas ia berusaha menekan amarahnya.
Segera setelahnya, matanya beralih menatapku.
Aku terkejut dengan tatapannya yang tajam. Dengan segera aku menundukkan kepalaku dan berkata, "Salam, Raja Neraka."
Raja Neraka berjalan di depanku dan Bei Mingyan dengan matanya yang lurus menatap kami secara bergantian.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com