"Xia Qianqiu, apakah kamu menikmati minumanmu seorang diri di sini?"
Aku mengenali suara itu, aku tahu siapa yang memanggilku. Aku hanya mengerutkan alis, lalu menoleh ke belakang dengan enggan. Di sana aku melihat tiga pria muda berjas sedang berdiri memandangku sambil tersenyum.
Mereka berdiri santai dengan kedua tangan berada di saku. Tubuh mereka dibalut dengan pakaian formal yang terlihat mewah.
Aku mengenali mereka. Dua di antaranya adalah putra dari dua pengusaha terkenal di Jiangcheng dan yang satunya lagi adalah putra seorang komandan militer.
Ketiga anak ini adalah generasi kedua dari keluarga kaya. Bisa dikatakan semua orang di kota kecil kami ini mengenalnya. Mereka mengandalkan kekayaan dan kekuasaan ayah mereka untuk bersantai sepanjang hari, bepergian kemanapun mereka suka, dan menindas orang biasa. Dan yang lebih parah, tidak ada seorangpun yang berani menyinggung mereka.
Biasanya ada satu orang lagi yang selalu bersama mereka dan aku menyebut mereka sebagai empat orang pengganggu. Hanya saja, hari ini dia tidak ada bersama gerombolannya.
Aku hanya melihat sekilas ke arah mereka dan mengabaikannya, lalu aku berbalik dan melanjutkan minum.
Alhasil, ketiga pria itu datang dan duduk di sebelahku lalu mengambil gelas yang ada di tanganku. Putra komandan itu tampak marah dan menatapku dengan tatapan dingin, "Beginikah caramu menyapa seseorang, di mana sopan santunmu?"
Aku mengangkat alisku dan hanya bisa mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa di situasi yang sangat tenang aku mendapat gangguan dari tiga iblis penghancur seperti mereka.
Aku hanya tersenyum kecill, "Maaf, kalian terlalu menyilaukan, aku tidak bisa melihat dengan jelas."
Setelah mengatakannya, aku bangkit dan pergi. Saat ini, aku sangat tidak ingin bicara omong kosong dengan mereka.
Tanpa diduga, mereka justru menarikku, "Siapa yang menyuruhmu pergi? Kembali!"
Putra komandan itu dengan kasar menarik lenganku dan dua orang lainnya mengedipkan mata dengan menjijikkan. Kedua yang lain segera menuangkan segelas besar anggur putih dan menyerahkannya padaku. Mereka tersenyum dan berkata, "Xia Qianqiu, ayahmu baru-baru ini mendatangi perusahaanku untuk berinvestasi. Minumlah segelas anggur ini dan nanti aku akan berbicara dengan ayahku ketika aku pulang. Aku akan menyuruhnya untuk membereskan masalah yang ada di perusahaan kecil keluargamu itu."
Aku hanya menatap segelas anggur yang didorong ke arahku. Aku benar-benar ingin melemparkan anggur itu ke wajah mereka, tetapi aku masih menahannya. Aku benar-benar tidak ingin mendapat masalah. Aku hanya tersenyum dan mendorong anggur itu menjauh, "Aku masih di bawah umur."
"Jangan coba-coba mengelabuhi kami!" Putra komandan itu membentakku dengan kasar. Ia mengarahkan gelas anggur ke mulutku dan memaksaku untuk minum.
Aku berusaha untuk menepisnya dan "Tang", gelas anggur itu jatuh ke lantai.
Ya Tuhan! Ketiga bajingan ini telah menantangku. Saat ini hatiku sudah dipenuhi oleh amarah. Sebenarnya aku tidak ingin membuat masalah di pesta Xu Shengze, tetapi ini benar-benar sudah di ambang kesabaranku. Tinjuku melayang di wajah putra komandan itu.
Ia sangat terkejut mendapat serangan yang tiba-tiba. Ketika putra komandan akan membalas menampar dan memukulku, ia langsung diseret menjauh oleh dua orang lainnya. Setelahnya, kedua orang itu menyeringai dan berkata kepadaku, "Jika kamu tidak mau minum, tidak masalah. Sebentar lagi aku dan saudara-saudaraku ini akan pergi ke Paradise World dan membawamu mengunjungi apartemen VIP yang mewah ."
Putra komandan yang mendengar kata-kata itu segera menampilkan senyum liciknya lalu ia beralih memandang kedua temannya, "Kalian tidak melihatnya, kata-kata kalian masih terlalu baik. Kalian belum merasakan amarahnya yang begitu kuat."
"Bagaimana bisa kita belum merasakannya? Kamu lupa gadis kecil yang duduk di bar bulan lalu? "
Mereka tertawa bersama sambil menatapku dengan tatapan yang menjijikkan. Lalu tanpa aba-aba mereka menarikku keluar dari bar.
Pada titik ini, beberapa orang telah memperhatikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Lagi pula, aku baru saja menjatuhkan gelas anggur dengan suara nyaring, tidak mungkin tidak ada yang mendengarnya.
Namun, mereka hanya menatap kami. Saat mereka melihatku diseret oleh tiga penjahat ini, tidak ada satupun yang berani datang untuk membantuku.
Di saat yang bersamaan, tiba-tiba lampu di ruangan yang awalnya begitu terang seketika menjadi gelap gulita.
Dalam sekejap, seluruh ruangan menjadi sunyi dan gelap. Tidak ada seorangpun yang mengeluarkan suara.
Detik setelahnya, suasana di dalam bar menjadi begitu gempar. Jelas, pemadaman listrik yang tiba-tiba begini sangat tidak terduga. Tiga orang pengganggu itu juga secara spontan melepaskan tanganku dari genggaman mereka. Aku mengambil kesempatan dan bergegas menjauh, berpindah ke tempat yang ramai.
Aku baru berjalan beberapa langkah, ketika tiba-tiba terdengar suara teriakan pilu. Aku tahu itu suara milik putra komandan, sepertinya ia sedang di serang oleh sesuatu.
Dalam kegelapan, aku mendengar suara benda jatuh menghantam lantai yang menyebabkan pot di tengah kerumunan hancur bersamaan dengan teriakan putra komandan.
Aku terkejut. Dalam hati aku meyakini bahwa itu adalah Han Su, penjaga Bei Mingyan yang dikirimkan untuk melindungiku. Saat ia mengetahui aku diganggu oleh ketiga penjahat itu, ia pasti langsung memberikan pelajaran kepada putra komandan.
Sesaat setelahnya, lampu menyala dan cahaya lampu yang terang membuat orang-orang melihat dengan jelas kembali.
Tetapi tiba-tiba aku mendengar seorang gadis berteriak, "Aaaaa! Ada seseorang yang mati!"
'Apa?!' Aku bergegas menuju kerumunan.
Aku menerobos maju ke depan dan detik itu juga aku melihat putra komandan itu tergeletak di lantai dengan belati menancap di dadanya dan darah sudah menggenang di sekitar tubuhnya. Sepasang matanya yang besar membelalak menatap ke langit-langit dengan mulut menganga.
Untuk beberapa saat, wajah semua orang menunjukkan keterkejutan dan panik di waktu yang bersamaan. Gadis yang pertama kali menemukan putra komandan itu hanya bisa menutup mulut dan menangis. Jelas semua orang tidak bisa mempercayainya, hanya kurang dari setengah menit, hal aneh ini terjadi begitu saja.
Aku melihat belati di dada putra komandan dan itu tidak terlihat seperti senjata milik Han Su. Ini hanyalah belati biasa. Senjata Hansu adalah pedang panjang, seperti pedang milik ksatria kuno.
Dari belakang, aku mendengar suara gelisah dari seseorang, "Tolong, beri aku jalan."
Menengok ke belakang, aku melihat Xu Shengze menerobos lapisan orang untuk maju ke depan, diikuti oleh sekelompok penjaga keamanan.
Ia hanya melirikku dan tidak mengatakan apapun. Setelah melihat apa yang terjadi, ia meminta penjaga keamanan untuk mengamankan tubuh putra komandan. Ia juga meminta maaf kepada tamu lain yang hadir hari ini. Pesta ini diselenggarakan olehnya, mau tidak mau dia lah yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi malam ini.
Aku menundukkan kepala. Meskipun aku tidak peduli dengan putra komandan yang sudah mati, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kematiannya akan merepotkanku. Setelahnya Xu Shengze kembali menatap pot yang telah hancur, melihatnya hatiku sangat merasa menyesal. Aku memutuskan untuk pergi bersama dengan Xu Shengze menenangkan suasana hati orang-orang.
Segera setelah sirine berbunyi di luar, sekelompok polisi berjalan dengan cepat dan bergegas memblokir tempat kejadian, lalu membubarkan para tamu yang hadir di pesta.
Xu Shengze dan aku tentu tidak bisa pergi. Sesaat setelahnya, kami dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Sebelum aku naik ke mobil polisi, aku melihat Xia Qianyang berlari ke arahku dan menarik lenganku dengan wajah khawatir. Ia berteriak dan memaksa untuk menemaniku, tetapi setelah mendapat peringatan serius dari polisi, ia akhirnya menyerah.
Aku tersenyum padanya, "Jangan khawatir, setelah memberi keterangan, aku akan segera pulang. Kamu pulanglah dulu dan tunggu aku di rumah."