Kami dibawa bersama menggunakan mobil polisi, kedua teman putra komandan itu juga ikut dibawa ke kantor polisi. Sejak melihat kematian teman mereka yang tidak wajar hingga dibawa ke mobil polisi ini, mereka masih belum mengatakan sepatah kata pun. Mereka hanya menatap lantai mobil dengan tatapan kosong dan terlihat ketakutan. Sangat berbeda dengan tingkah mereka yang sombong saat di pesta itu.
Para pengganggu ini sudah menindas orang sejak lama dan aku tidak tahu sudah berapa kali mereka melakukan hal-hal seperti itu. Saat ini, kebaikan yang kita lakukan sudah tercatat di surga dan kejahatan pun sudah tertulis di neraka. Para hakim di dunia bawah tidak akan melepaskan mereka yang berdosa sebelum kematian mereka.
Memikirkan hal ini, tidak bisa dipungkiri jika pikiranku langsung tertuju pada Bei Mingyan. Sangat aneh jika Han Su yang benar-benar telah membunuh putra komandan, karena tidak mungkin ia tidak melihatku dibawa oleh mobil polisi saat ini dan ia tidak peduli, bahkan tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali.
Ada begitu banyak orang yang melihatku sedang berkonflik dengan para pengganggu ini di pesta itu, lalu salah satu diantaranya tiba-tiba mati. Tidak mengherankan jika polisi langsung curiga bahwa aku yang melakukan pembunuhan itu. Bukankah ini akan menjadi masalah besar untukku?
Aku percaya bahwa Bei Mingyan tidak akan membiarkan anak buahnya membuatku mendapatkan masalah seperti ini, lagi pula Han Su pasti memiliki 10.000 cara untuk melindungiku dengan tidak membuatku terlihat bersalah atas pembunuhan ini di depan umum.
Kami semua sudah sampai di kantor polisi. Benar saja, ketika aku dibawa ke ruang interogasi, polisi menatapku dengan serius dan langsung menganggapku sebagai tersangka.
"Nona Xia, saat listrik padam di bar pada pukul 20.15, apa yang sedang anda lakukan?"
"Aku sama terkejutnya dengan semua orang. Aku tidak tahu mengapa listrik tiba-tiba padam. Aku hanya bisa berjalan perlahan menuju tempat yang ramai karena aku tidak bisa melihat jalan."
"Mengapa anda pergi menuju ke tempat yang ramai?"
"Tiba-tiba semuanya gelap dan aku perlu pergi ke tempat banyak orang agar aku merasa aman." aku menjawab pertanyaan itu dengan menatap ke arah mata polisi.
Setelah berpikir beberapa saat, aku memutuskan untuk berkata jujur, "Aku memang memiliki sedikit perselisihan dengan Chen Lin dan kedua temannya. Mereka mencoba membawaku keluar dari ruangan itu dan aku berusaha untuk menolak. Lalu tiba-tiba listrik padam dan aku bergegas pergi menuju ke tempat banyak orang untuk menjauh dari mereka."
Chen Lin adalah nama putra komandan, sedangkan kedua temannya, aku tidak mengingat siapa nama mereka. Aku hanya tahu bahwa mereka adalah pengganggu di kota Jiangcheng.
Polisi itu mengangguk dan tampak memiliki pemikiran yang matang. Jelas bahwa ia juga pasti mendapat banyak informasi dari para tamu.
"Nona Xia, anda adalah orang terakhir yang bersentuhan dengan Tuan Chen dan juga ada motif pembunuhan yang jelas di sini. Jadi saya minta maaf, kami tidak bisa membiarkan Anda kembali sekarang."
Begitu aku mendengarnya, aku yakin ini adalah langkah awal untuk menahanku. Meskipun aku sudah mengira bahwa polisi pasti menganggapku sebagai tersangka, tapi aku tidak menyangka ini akan menjadi sangat serius.
Sekarang aku mengerti seperti apa Komandan Chen itu. Anaknya baru saja terbunuh dan tentu ia akan berusaha untuk mendapatkan tersangka utama. Jadi, entah aku yang telah membunuhnya atau bukan, aku tetap tidak akan bisa kembali sampai mereka menemukan orang yang lebih mencurigakan dariku.
Aku hendak membuka mulut, tetapi aku mengurungkan niatku karena aku pikir pembelaanku akan sia-sia.
Sesaat setelahnya, aku melihat polisi yang mengintrogasiku keluar untuk mengangkat telepon.
Sekitar lima menit kemudian, ia kembali ke dalam ruang interogasi dengan tatapan serius. Setelah menutup telepon ia kembali duduk di depanku. Lalu ia mulai bertanya dengan tidak melepaskan tatapannya kepadaku, "Nona Xia, tolong jelaskan mengapa sidik jari Anda ada di belati yang menancap pada dada Tuan Chen? "
Bagaimana mungkin!
Aku bahkan tidak menyentuh belati itu. Bagaimana bisa sidik jariku ada di sana?
Aku menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu, aku tidak menyentuh belati itu."
Polisi itu menatapku dengan tajam dan cukup lama, "Maaf Nona Xia, kami hanya melihat buktinya."
"Bukti juga bisa dipalsukan." Aku menatapnya dengan sinis lalu menurunkan pandangan mataku. Saat ini pandanganku hanya tertuju ke sudut meja. Sepertinya hari ini aku tidak bisa pergi dari sini.
"Apakah bukti itu palsu atau tidak, kami akan menyelidikinya." Setelah mengatakan hal tersebut, polisi itu menatap jam dinding lalu berkata kepadaku, "Sebelum detail dari kasus ini terungkap, anda harus tetap di sini dan bekerja sama untuk penyelidikan."
Aku memilin ujung pakaianku. Hatiku benar-benar gelisah, aku sudah dituduh tanpa bukti yang akurat.
Saat ini, aku sudah tidak bisa memastikan apakah Han Su yang telah membunuh Chen Li, tetapi tidak mungkin Han Su membunuh orang dan memberikan kesaksian palsu untukku. Siapa yang sudah melakukan ini semua? Dan bagaimana bisa sidik jariku ada di belati itu?
Namun, menyalin sidik jari bukanlah hal yang mustahil di era sekarang ini. Jika itu benar-benar dilakukan dengan sengaja untuk menjebakku, maka tidak sulit untuk melakukannya.
Ketika aku dibawa keluar dari ruang interogasi oleh dua polisi, aku melewati Xu Shengze. Ia tidak ada hubungannya dengan kasus ini. Ia hanya memberi kesaksiannya sebagai saksi mata dan diizinkan pulang.
Begitu ia melihatku dibawa oleh dua orang polisi, ia menghentikanku. Ia mengabaikan tatapan polisi yang terlihat tidak senang dan bertanya kepadaku dengan cemas, "Kenapa kamu masih tidak boleh pergi?"
Aku baru ingin membuka suara tetapi polisi sudah menjelaskan kepada Xu Shengze, "Nona Xia terkait dengan kasus ini, jadi dia tidak bisa kembali sekarang. Kami telah menghubungi keluarganya dan meminta orang yang tidak terkait untuk pergi sesegera mungkin."
Xu Shengze masih sangat terkejut ketika aku telah dibawa pergi oleh polisi. Akhirnya ia hanya bisa pergi tak berdaya. Lagi pula ini adalah kantor polisi, jadi tidak mungkin ia akan tetap di sini jika tidak berkaitan dengan kejahatan apapun.
Aku pikir aku akan ditahan di dalam sel malam ini, tetapi tiba-tiba muncul seorang pemuda yang menghentikan langkah kami.
"Tolong lepaskan Xia Qianqiu." Aku terkejut saat melihat pria itu berjalan mendekatiku dengan tenang.
Itu adalah teman Chen Lin, salah satu dari tiga orang yang bertengkar denganku di pesta malam ini. Ia, yang sedari tadi hanya merenung dengan tatapan kosong dan tidak berbicara sepatah katapun, yang tidak mengetahui apa-apa tentang kematian aneh Chen Lin, saat ini justru menghentikan langkah polisi.
Aku tidak tahu apa yang sedang direncanakannya, detik selanjutnya terdengar polisi bertanya dengan tatapan serius, "Tuan Chu, apa ada masalah lain?"
Mendengar polisi berkata seperti itu, aku langsung mengingat nama pria itu. Pria itu bernama Chu Yan, putra dari keluarga Chu yang termasuk dalam empat pengganggu.
Polisi itu bertanya dengan suara tegas tetapi dengan nada yang sangat sopan.
Chu Yan sejenak terlihat ragu, tetapi akhirnya membuka suara, "Chen Lin tidak dibunuh oleh Xia Qianqiu."
Polisi berkata dengan lebih serius, "Tuan Chu, berbicaralah mengenai bukti."
"Ketika listrik padam, aku terus memegang tangan Xia Qianqiu. Dia berdiri di sebelahku dan kami tidak bergerak sama sekali saat lampu padam."
Aku melotot ke arahnya. Aku tidak tahu mengapa ia berbohong kepada polisi. Kedua petugas polisi itu juga saling bertukar pandang dengan curiga karena kesaksian Chu Yan dan kesaksian yang kuberikan sangat bertolak belakang.
"Tetapi Nona Xia mengatakan bahwa ketika listrik padam, dia berlari sendirian di tempat di mana orang-orang berkumpul."
"Mungkin dia malu untuk mengatakannya. Kebetulan saat itu listrik padam. Aku akan membawanya ke mobil untuk pergi dengannya. Akulah yang mengusulkan untuk membawanya keluar dari bar, tapi sebenarnya aku tidak ingin berbagi wanita dengan Chen Lin dan Han Ye."
Jelas ia sedang menghadapi polisi saat ini, tetapi dapat dia berbohong dengan tenang.
Meskipun aku tahu bahwa ia memberikan kesaksian palsu untuk menyelamatkanku, aku tetap tidak bisa menahan perasaan benciku, terutama ketika aku memikirkan beberapa dari perlakuan mereka kepadaku di pesta malam itu.