Membaca hasil pemeriksaan terhadap putrinya membuat Arsya terpukul. Bagaimana mungkin anaknya bisa terkena peradangan usus buntu. Bayangannya hanya satu. Operasi. Dia tak akan tega jika anak sekecil Naya harus di operasi.
"Lalu apa harus dioperasi, Dok?" tanya Arsya dengan tangan bergetar. Dia selalu cemas jika itu berkaitan dengan putrinya. Sejenak dia mengingat Jihan. Kalau saja Jihan masih ada, mungkin dia mempunyai untuk tempat berbagi di saat seperti ini.
"Nayyara beruntung karena segera di bawa ke rumah sakit, Pak. Peradangannya masih tergolong ringan dan tidak terjadi pecah usus buntu. Jadi nanti akan saya beri antibiotik saya lewat infus selama 2 hari. Jadi Nayyara masih harus dirawat dulu ya, Nak." Dokter tersenyum pada Naya.
"Iya Pak Dokter." Naya yang patuh hanya menuruti apa yang dikatakan oleh Dokter.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com